Selasa, 22 September 2020

Kondisi Ini Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Corona, Apa Saja?

  Studi baru yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan orang yang mempunyai penyakit tidak menular akan lebih rentan menjadi sakit parah dan meninggal akibat virus Corona COVID-19.

WHO mengungkapkan data bahwa lebih dari 40 juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular dalam satu tahun. Sebanyak 7 dari 10 kematian global disebabkan oleh penyakit jantung, kanker, diabetes, pernapasan dan penyakit tidak menular lainnya.


Dari jumlah tersebut, data menunjukkan sekitar 17 juta orang meninggal pada usia dini, sebagian besar antara umur 30 dan 70 tahun. Sebagian besar kematian terjadi di negara berpendapatan rendah.


Kepala Satuan Tugas PBB bagian penyakit tidak menular, Nick Banatvala, mengatakan penyakit tidak menular dan faktor risikonya, telah meningkatkan kerentanan terhadap infeksi virus Corona COVID-19.


Kondisi ini dapat berakibat buruk, termasuk pada anak muda. Menurut Nick, penelitian akademik di beberapa negara menunjukkan besarnya masalah tersebut.


"Sebuah studi di Perancis menunjukkan, COVID-19 kemungkinan berkembang parah tujuh kali lebih tinggi pada pasien obesitas. Perokok, satu setengah kali lebih mungkin mengalami komplikasi parah akibat COVID-19 dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi," papar Nick seperti dilansir dari laman VOA Amerika.


"Penderita diabetes memiliki kemungkinan dua hingga empat kali lebih besar, untuk mengalami gejala yang parah atau meninggal dunia akibat COVID-19," katanya.


Studi lain telah menunjukkan hasil yang serupa bagi penderita penyakit paru-paru, jantung, kanker dan sebagainya.


Nick mengatakan, pada sebuah studi yang dilakukan WHO pada tahun 2018 menunjukkan, investasi kesehatan untuk tindakan pencegahan dapat menyelamatkan keuangan dan nyawa manusia.


Dalam studi ini menemukan, untuk setiap 1 dolar AS (setara Rp14.700) yang dikeluarkan untuk tindakan pencegahan, manfaat yang diperoleh setara 7 dollar AS (setara Rp 103.000) hingga tahun 2030.

https://cinemamovie28.com/the-descent/


Korsel Laporkan Dugaan Kasus Reinfeksi COVID-19 Pertama


 Seorang wanita asal Seoul, Korea Selatan, dilaporkan terinfeksi virus Corona COVID-19 untuk kedua kalinya. Pasien, yang pertama kali didiagnosis dengan COVID-19 pada Maret, dinyatakan positif lagi pada awal April.

Pasien itu juga disebut terkena COVID-19 kedua kalinya atau reinfeksi sekitar enam hari setelah dua tes RT-PCR berturut-turut menunjukkan bahwa dia negatif.


"Penelitian tentang kasus dugaan infeksi ulang sedang dilakukan," kata Kwon Joon-wook, wakil direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel, dalam jumpa pers, dikutip dari The Korea Herald.


Pihak berwenang yakin wanita itu kemungkinan terinfeksi melalui rute yang berbeda, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui jalur transmisinya.


Penjelasan lainnya adalah bahwa pasien mungkin telah tertular virus sebelum dia mampu mengembangkan kekebalan. Saat kali kedua terinfeksi COVID-19, pasien mengalami gejala ringan, seperti batuk.


Sejauh ini, setidaknya 705 orang dinyatakan positif untuk kedua kalinya setelah pulih sejak Februari. Hanya saja tidak ada yang secara resmi memenuhi 'syarat' sebagai reinfeksi menurut otoritas kesehatan.


Kasus infeksi ulang pertama di dunia dilaporkan di Hong Kong bulan lalu. Pria berusia 33 tahun itu juga kedua kali mengalami gejala ringan.

https://cinemamovie28.com/lupin-the-third-da-capo-of-love-fujikos-unlucky-days/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar