Sekitar 3.000 orang di Lanzhou, China terserang penyakit infeksi yang memicu pembengkakan testis pada pria. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yaitu brucellosis.
Diketahui penyakit ini bisa menyebar karena terjadi kebocoran pada sebuah pabrik biofarmasi yang memproduksi vaksin brucella untuk hewan ternak. Hewan ternak yang paling umum membawa bakteri ini di antaranya sapi, kambing, babi, dan anjing.
Berikut beberapa hal yang perlu diketahui tentang brucellosis yang dikutip dari CNN:
Apa itu brucellosis?
Penyakit brucellosis ini juga dikenal dengan demam Malta atau demam Mediterania. Ternyata, brucellosis ini sudah umum terjadi di China pada tahun 1980-an, tetapi langsung mereda seiring dengan ditemukannya vaksin serta pencegahan dan pengendalian penyakit yang baik.
Namun, wabah brucellosis ini terjadi juga di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Misalnya seperti wabah di Bosnia yang menginfeksi sekitar seribu orang di tahun 2008 lalu. Kondisi ini juga mendorong tindakan pemusnahan sejumlah domba dan hewan ternak lain yang terinfeksi.
Sementara di Amerika Serikat, penyakit brucellosis ini sudah merugikan pemerintah federal dan industri peternakan hingga mencapai miliaran dolar. Bahkan otoritas taman nasional, sekitar 60 persen bison betina di Taman Nasional Yellowstone karena membawa bakteri tersebut.
Cara penularan brucellosis
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, penularan dari manusia ke manusia masih sangat jarang terjadi. Tetapi, kebanyakan orang terinfeksi karena mengkonsumsi makanan atau menghirup udara yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Penularan bakteri ini lebih sering terjadi dari hewan ternak ke manusia melalui daging yang tidak dimasak dengan sempurna, atau produk susu yang tidak disterilkan dari hewan yang terinfeksi.
Gejala brucellosis
Gejala brucellosis yang biasanya muncul seperti, sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan. CDC mengatakan, meskipun gejala tersebut sudah mereda, beberapa gejala lainnya bisa saja muncul, menjadi kronis, dan tidak pernah hilang, misalnya radang sendi atau pembengkakan pada organ tubuh tertentu, seperti testis, jantung, hati, dan limpa.
https://indomovie28.net/passengers-2/
Klaster Keluarga Bermunculan, Perlukah Pakai Masker Saat di Rumah?
Kasus-kasus penularan virus Corona COVID-19 mulai banyak terjadi di klaster keluarga. Kondisi ini memunculkan pertanyaan, perlukah pakai masker saat sedang berada di rumah?
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), mengatakan bahwa tidak semua orang di rumah harus memakai masker. Jika di rumah ada kondisi yang meningkatkan risiko penularan, barulah seseorang harus pakai masker.
"Apabila kita memang orang yang beraktivitas di luar rumah, disarankan tetap selama berkontak dengan keluarga kita yang rentan tersebut, maka sebaiknya di dalam rumah tetap menggunakan masker," kata dr Agus dalam konferensi pers di BNPB.
Termasuk dalam kelompok berisiko adalah lanjut, anak-anak, dan pengidap penyakit penyerta atau komorbid. Jika di rumah ada kelompok berisiko, maka seseorang yang sering beraktivitas di luar rumah dianjurkan tetap pakai masker meski di rumah.
Tidak kalah penting, sepulang beraktivitas seseorang harus segera membersihkan diri. Risiko penularan COVID-19 bisa terjadi melalui virus yang menempel pada pakaian maupun benda-benda yang dikenakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar