Virus Corona COVID-19 bukan pandemi pertama yang melanda dunia. Pada 1918, flu spanyol juga menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia yang saat itu berada di bawah kekuasaan Belanda.
Penelitian Prof Siddharth Chandra dari Michigan State University menjelaskan bahwa di daerah Jawa dan Madura, kurang lebih ada 4,37 juta korban jiwa dari jumlah penduduk sekitar 60 juta orang yang meninggal akibat flu spanyol.
Dari sejarah itulah, masyarakat saat ini kiranya dapat menerapkan 3 upaya yang pernah dilakukan ketika pandemi flu spanyol melanda, yakni :
1. Membuat inter-coordination Agency
Arie Rukmantara, penulis buku sejarah pandemi, mengungkapkan bahwa pemerintah membentuk Inter-coordination Agency (badan yang mengatur koordinasi antar lembaga) ketika terjadinya flu spanyol. Bukan hanya fokus pada urusan kesehatan, melainkan juga memantau urusan pelabuhan untuk mengatur keluar-masuknya penumpang, dan aturan lainnya, seperti karantina, edukasi.
"Timbulnya wabah ini bukanlah tanggung jawab satu orang atau lembaga saja. Makanya, saat itu terbentuklah inter-coordination Agency," jelas Arie dalam diskusi di Channel YouTube BNPB, Senin (03/08/2020).
2. Edukasi
Saat itu, setiap warga Hindia Belanda (Indonesia) diberikan edukasi tentang penularan, gejala, dan hal-hal lain terkait flu spanyol. Pemberian edukasi juga dilakukan lewat pamflet dan ambulance keliling. Untuk mensosialisasikan pencegahan juga dilakukan secara berulang dan terus menerus supaya masyarakat tidak mudah mengabaikan, bahkan melupakannya.
3. Pemberian sanksi
Tidak hanya membuat masyarakat teredukasi dengan sekadar mengetahui seputar pencegahan flu spanyol, melainkan mewajibkan mereka melakukannya juga. Jika mereka melanggar akan dikenai sanksi baik terhadap masyarakat maupun para petugas sesuai dengan aturan yang diatur pada protokol saat itu.
Aglonema, Pilea, Monstera Pilihan Tanaman Hias untuk Bersihkan Udara
Pandemi membuat banyak orang menghabiskan waktu di rumah untuk menekan risiko penularan COVID-19. Selama di rumah, berbagai hobi dilakukan masyarakat misalnya menumbuhkan tanaman hias.
Bagi yang sedang memulai atau memang punya hobi berkebun bisa memilih tanaman aglonema, pilea, dan monstera. Sejumlah studi membuktikan manfaat tanaman hias tersebut untuk membersihkan udara.
Aglonema, pilea, dan monstera yang bisa membersihkan udara ternyata tak sulit dipelihara tiap hari agar tumbuh subur. Tanaman hias ini tentunya tak berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Berikut penjelasan lebih lanjut soal tanaman hias aglonema, pilea, dan monstera untuk membersihkan udara:
1. Tanaman aglonema untuk membersihkan udara
Aglonema adalah tanaman dari keluarga Araceae yang disebut juga dengan nama sri rezeki atau Chinese evergreen. Dikutip dari Rolling Nature, aglonema adalah tanaman yang menjadi bagian dari studi NASA tentang sistem pendukung kehidupan alam.
Selain aglonema, tanaman hias lain yang punya fungsi air purifying adalah anthurium dan syngonium yang juga berasal dari keluarga araceae. Ketertarikan pada tanaman hias yang mampu membersihkan udara meningkat setelah publikasi riset Environmental Protection Agency.
Riset menyatakan, saat ini tiap orang menghabiskan 90 persen waktunya di dalam ruangan. Akibatnya kadar polutan organik berisiko meningkat 2-5 kali lebih tinggi daripada di luar ruangan. Udara yang kotor bisa dibersihkan, salah satunya dengan menanam aglonema di dalam ruangan.
2. Tanaman pilea untuk membersihkan udara
Dikutip dari houzz, piela bisa meningkatkan kualitas udara seperti tanaman hias dalam ruangan lainnya. Tanaman dengan nama lengkap Pilea peperomioides ini adalah pancake plant, missionary plant, atau Chinese money plant.
Sebagai air purification, pilea ternyata sangat mudah ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus. Pilea bisa ditanam di dalam atau luar ruangan dengan suhu minimal 10 derajat Celcius. Tanaman hias ini cenderung menyukai sinar matahari yang tidak langsung dan tanah tidak terlalu basah.
https://indomovie28.net/la-lingerie-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar