Rabu, 26 Agustus 2020

Komentar Sandiaga Uno dan YLKI Soal Harga Masker yang Gila-gilaan

 Heboh wabah virus corona membuat harga masker N95 naik drastis di pasaran. Dari harga normal sekitar 20 ribu per lembar di beberapa tempat bahkan bisa tembus angka jutaan.
Terkait harga masker tersebut beberapa pihak menyuarakan pendapat. Pengusaha sekaligus politisi Sandiaga Uno misalnya mengatakan kecewa pada oknum yang telah memanfaatkan kegelisahan masyarakat untuk mencari keuntungan.

Sandi sendiri mengaku keberatan bila harus membeli masker dengan harga sampai Rp 3 juta.

"Jadi janganlah mengambil untung yang gila-gilaan seperti itu. Kita juga jangan terlalu paranoid," kata Sandi beberapa waktu lalu.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mendorong polisi dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun tangan. Menurutnya kondisi yang terjadi sekarang adalah bentuk eksploitasi terhadap hak-hak konsumen, yakni mengambil untung secara berlebihan saat terjadi musibah.

Namun Tulus juga meminta agar konsumen tidak panik dan membeli masker secara berlebihan sehingga mengganggu pasar.

"YLKI juga meminta konsumen agar membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan panic buying. Pembelian dalam jumlah berlebihan akan makin mendistorsi pasar," pungkasnya.

Apa Bedanya Virus Corona Wuhan dengan Flu Biasa? Cek di Sini

 Wabah virus corona baru 2019-nCoV sudah meluas ke banyak negara. Tetapi ada epidemi virus lain yang juga menyerang seluruh dunia, yaitu virus flu. Lalu bagaimana jika keduanya dibandingkan, mana yang lebih mengkhawatirkan?
Sejauh ini lebih dari 31.161 dilaporkan positif terinfeksi virus corona Wuhan atau 2019-nCoV dan lebih dari 600 kasus kematian. Tapi sebenarnya angka itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan jumlah orang yang sedang flu atau influenza.

Menurut Centers for Disease Control (CDC) di Amerika Serikat, flu telah menyerang sekitar 19 juta orang, 180.000 dirawat di rumah sakit dan 10.000 meninggal dunia.

Berikut adalah perbandingan kedua virus ini, dikutip dari Live Science:

1. Gejala dan efek

Flu musiman seperti virus influenza A dan influenza B dan 2019-nCoV adalah virus menular yang sama-sama menyebabkan gangguan pernapasan.

Menurut CDC gejala-gejala flu yang umum adalah demam, batuk, sakit tenggorokan, sakit otot, sakit kepala, pilek atau hidung tersumbat, kelelahan dan bahkan hingga muntah atau diare, gejala flu sering muncul tiba-tiba. Kebanyakan orang yang terkena flu akan sembuh dalam waktu kurang dari dua minggu, tapi pada beberapa orang, flu juga bisa menyebabkan komplikasi, termasuk pneumonia.

Sedangkan virus corona memiliki gejala seperti demam, batuk dan sesak napas.

Menurut World Health Organization (WHO) kedua virus ini menyerang pernapasan dan memiliki gejala yang hampir sama. Hal ini membuat sulit untuk membedakan kedua virus tersebut hanya berdasarkan gejalanya saja.

2. Angka kematian

Menurut data CDC, sejauh ini sekitar 0,05 persen orang yang terkena virus flu telah meninggal dunia di Amerika Serikat.

Tingkat kematian untuk 2019-nCoV masih belum jelas, tetapi tampaknya lebih tinggi daripada orang yang terkena flu. Sampai saat ini, angka kematian untuk 2019-nCoV telah mencapai 2 persen dari ribuan orang yang positif terinfeksi.

3. Risiko terinfeksi

CDC memperkirakan bahwa, rata-rata, sekitar 8 persen populasi Amerika Serikat terkena flu.

Saat ini hanya ada 11 kasus 2019-nCoV di AS. Namun, virus yang baru muncul seperti 2019-nCoV menjadi masalah kesehatan masyarakat. Beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona adalah dokter, perawat, atau seseorang yang bekerja di rumah sakit.
https://nonton08.com/single/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar