Untuk pertama kalinya pada hari Senin (24/8/2020), Gaza menemukan kasus virus Corona COVID-19 pertama di tengah populasi masyarakat. Otoritas setempat langsung menerapkan pembatasan atau lockdown selama 48 jam.
Kasus Corona ini dilaporkan muncul pada satu anggota keluarga di bagian tengah Gaza. Lockdown diterapkan karena kondisi pemukiman yang padat ditambah kemiskinan dan keterbatasan layanan kesehatan dapat membuat keadaan semakin buruk bila penyakit mewabah.
"Pembatasan penuh berlaku mulai malam ini di seluruh Gaza," kata kepala media pemerintah, Salama Marouf, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/8/2020).
Kementerian Kesehatan Gaza menjelaskan kasus terungkap saat seorang wanita yang berkunjung ke Tepi Barat terdeteksi positif Corona COVID-19. Juru bicara pemerintah mengimbau seluruh warga yang mengunjungi supermarket di luar rumah sakit Gaza untuk mengisolasi diri dan lapor ke tenaga medis bila mengalami gejala.
Tim darurat perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Ayadil Saparbekov, mengatakan kasus di Gaza jadi tantangan karena kondisi konflik yang berkepanjangan dengan Israel. Gaza terisolasi dengan dunia luar karena blokade.
"Ada kejadian ini ditambah masalah layanan kesehatan sebelumnya jadi hal yang mengkhawatirkan bagi kami," kata Ayadil.
"Kami sudah bersiap sebelum kejadian dengan menyediakan peralatan medis, alat pelindung diri, dan laboratorium pengetesan," pungkasnya.
Komentari Ganjil-genap, IDI Sebut Sebagian Orang Merasa Aman Naik Motor
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Pergub Nomor 80 Tahun 2020 tentang pelaksanaan PSBB transisi menuju new normal. Di dalamnya diatur mengenai ganjil genap untuk sepeda motor walaupun belum dipastikan kapan berlaku.
Ketua Umum dr Daeng M Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menilai perlu adanya kajian lebih lanjut terkait wacana tersebut. Terlebih dalam menghadapi penanganan virus Corona COVID-19.
"Barangkali mohon dikaji lebih lanjut karena saya sering tanya iya termasuk ke kawan-kawan karyawan IDI, karyawan rumah sakit, itu sekarang daripada naik angkutan umum, kereta, itu yang berdesak-desakan, mereka jauh lebih khawatir tertular," jelas dr Daeng saat ditemui di Kantor Pusat PB IDI, Jakarta Pusat, Senin (24/8/2020).
Menurut dr Daeng banyak masyarakat yang merasa aman dengan menggunakan transportasi pribadi di tengah pandemi Corona. Termasuk menggunakan motor
"Sehingga yang mereka merasa lebih aman itu justru dengan motor karena mereka sendiri," lanjutnya.
"Kalau itu dikaitkan dengan COVID-19 itu penerapan ganjil genap motor itu dikaji serius, apakah itu benar menurunkan angka penularan COVID-19 atau tidak," kata dr Daeng.
Lebih lanjut, dr Daeng menjelaskan sebagian masyarakat memang menghindari kerumunan di transportasi umum.
"Jadi kalau menurut saya harus dilakukan kajian yang betul tentang itu," pungkasnya.
Sebelum Disuntik Vaksin COVID-19, Ridwan Kamil Bakal Jalani Swab Test
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan melaksanakan pemeriksaan fisik dan uji usap (swab test) PCR pada Selasa (25/8/2020), tahapan itu dilakukan karena pria yang akrab disapa Kang Emil itu akan menjadi relawan vaksin COVID-19 buatan Sinovac.
Kabiro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Hermansyah mengatakan, bila hasil swab negatif, tiga hari kemudian Kang Emil akan mendapatkan penyuntikan kandidat vaksin.
"Proses uji klinis Bapak Gubernur tidak dapat diliput secara langsung oleh media," kata Hermansyah di Kota Bandung, Senin (24/8/20).
Ia mengatakan, keikutsertaan Kang Emil sebagai relawan uji klinis untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah. "Pemerintah memberikan yang terbaik kepada masyarakat melalui proses yang kita tunggu-tunggu, yakni adanya vaksin COVID-19," ucapnya.
Juru bicara tim uji klinis vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran (Unpad) Rodman Tarigan mengatakan, selama uji klinis, relawan melakukan lima kunjungan penelitian.
Pada kunjungan pertama, relawan akan mendapatkan penjelasan mengenai alur uji klinis dan swab test.
"Hasil tes akan diumumkan 2-3 hari. Jika hasil tes positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa ikut dalam proses penelitian selanjutnya," kata Rodman.
https://indomovie28.net/crystal-skulls/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar