Senin, 24 Agustus 2020

Buat Terobosan, China Kembangkan Vaksin Corona dari Sel Serangga

 China kembali membuat terobosan dalam pengembangan vaksin Corona. Kali ini, otoritas China menyetujui uji klinis dari kandidat vaksin Corona yang dibudidayakan dalam sel serangga.
Pemerintah Kota Chengdu dalam media sosial WeChat menyebut penggunaan sel serangga untuk mengembangkan protein vaksin COVID-19 adalah yang pertama di China dan mampu diproduksi dalam skala besar dengan biaya yang lebih murah.

Dikutip dari Channel News Asia, vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Rumah Sakit China Barat Universitas Sichuan di Chengdu ini telah menerima persetujuan dari Administrasi Produk Medis Nasional untuk memasuki tahap uji klinis.

"Ketika diuji pada monyet, vaksin itu terbukti mencegah infeksi SARS-CoV-2 tanpa efek samping yang berarti," tulis pemerintah kota.

Ilmuwan China saat ini sudah mengembangkan setidaknya delapan kandidat vaksin Corona potensial yang telah memasuki tahapan uji klinis.

Para pengembang lainnya, termasuk BioNTech dari Jerman dan Inovio Pharma di Amerika Serikat, juga telah bekerja sama untuk menguji vaksin eksperimental mereka di China.

PM Jepang Shinzo Abe Kunjungi RS Lagi

- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe direncanakan akan kembali mengunjungi rumah sakit. Ini dilakukan di tengah kekhawatiran tentang kesehatannya, yang disebut kelelahan karena menangani virus Corona COVID-19.
Yumiori daily menyebut Abe akan menerima hasil medical check up yang dilakukan sepekan silam. Pemeriksaan tersebut dilakukan selama 7,5 jam dan menambah kekhawatiran tentang kondisi kesehatannya.

"Kali ini untuk menerima hasil medical check up," kata sumber anonim dari pemerintah, kepada Yumiori, dikutip dari Reuter, Senin (24/8/2020).

Abe merupakan perdana menteri terlama yang menjabat di Jepang. Pada 2007, Abe bergelut dengan ulcerative colitis.

Spekulasi tentang kesehatan Abe bermunculan di media Jepang, termasuk laporan detail tentang kecepatan berjalannya yang menurun. Majalah Flash menyebut Abe sempat muntah darah di kantornya pada 6 Juli, namun kabar ini belum terkonfirmasi.

Trump Umumkan Penggunaan Darurat Plasma Darah untuk Obati Pasien Corona

Pada Minggu (23/8/2020), pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan keputusan darurat untuk menggunakan plasma darah dari pasien Corona yang telah pulih untuk melawan COVID-19.
Dikutip dari France24, sejauh ini sudah lebih dari 176 ribu orang meninggal karena COVID-19 di AS. Hal ini membuat Presiden Donald Trump menghadapi tekanan kuat untuk mencegah penularan penyakit tersebut di negara yang dipimpinnya.

"Hari ini saya senang untuk membuat pengumuman yang benar-benar bersejarah dalam pertempuran kita melawan virus Corona yang akan menyelamatkan banyak nyawa," kata Trump dalam konferensi di Gedung Putih.

Trump juga menyebut plasma darah dari pasien Corona yang telah sembuh diyakini memiliki kandungan antibodi yang kuat dan dapat membantu melawan penyakit.

"Produk ini mungkin efektif dalam melawan COVID-19 dan... Manfaat yang diketahui dan potensial dari produk ini lebih besar daripada risiko yang diketahui," kata Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dalam sebuah pernyataan.

Metode pengobatan plasma darah ini sebetulnya sudah digunakan pada sejumlah pasien Corona di AS dan beberapa negara lainnya. Namun, sejauh mana keefektifannya masih diperdebatkan oleh para ahli, termasuk kemungkinan adanya risiko efek samping dari cara pengobatan tersebut.

"Convalescent plasma mungkin berhasil. Meskipun masih perlu dibuktikan dalam uji klinis, tetapi tidak sebagai pengobatan penyelamatan untuk orang yang sudah sakit parah," kata Len Horovitz, spesialis paru di Lenox Hill Hospital di New York.

FDA sendiri telah mengizinkan transfusi plasma darah untuk pengobatan pasien Corona dalam kondisi tertentu, seperti untuk keperluan uji klinis dan orang yang sakit parah. The Washington Post pun melaporkan, sudah lebih dari 70 ribu pasien Corona di AS yang telah menerima transfusi semacam itu.
https://kamumovie28.com/crystal-skulls/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar