Selasa, 21 Juli 2020

Diuji di Indonesia, Siapa 1.620 Penerima Vaksin Corona Sinovac dari China?

 Vaksin Corona COVID-19 dari Sinovac, China akan diujicobakan kepada 1.620 subjek di Indonesia. Pengujian vaksin rencananya akan dilaksanakan oleh Bio Farma dan Fakultas Kedokteran UNPAD pada awal Agustus mendatang. Lalu kepada siapa saja vaksin ini akan diujikan ?
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, sampel vaksin tersebut akan diberikan kepada subjek dengan rentang usia 18-59 tahun dengan kriteria tertentu. Sedangkan sisa vaksin akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab, antara lain Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).

Peneliti dari Fakultas Kedokteran UNPAD Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, penyuntikan vaksin Corona akan diberikan kepada subjek yang sehat dan bebas COVID-19. Setelah disuntik, subjek akan dipantau selama enam bulan untuk melihat apakah antibodi sudah terbentuk atau ada keluhan lain.

"Pasiennya mesti orang yang sehat, diperiksa bebas COVID-19. Jadi sebelum diperiksa dilihat darahnya bebas COVID-19 atau enggak. Kalau dia kena Covid, tidak akan dikasih vaksin, tapi disuruh berobat dia," ujar Kusnandi saat dihubungi, Senin (20/7/2020) petang.

Penyuntikkan vaksin akan dilakukan selama dua kali dengan rentang dua minggu, atau satu kali suntik vaksin perminggunya. "Vaksin itu virus yang dimatikan, jadi suntikan tidak bisa sekali, harus dua kali. Kalau sekali dia belum bisa timbul kekebalannya, kalau sekali belum bisa timbul kekebalannya," kata Kusnandi.

"Setelah disuntik kita ikutin (pantau) selama enam bulan, untuk memantau reaksinya jadi orang tersebut kita kasih nomor telepon doktor peneliti, biar dia cerita kalau ada apa-apa, orang tersebut juga diberi asuransi," ujar pria yang sudah meneliti puluhan vaksin sejak tahun 1990 itu.

Selama pengujian fase pertama dan kedua, ujar Kusnandi, vaksin ini menunjukkan hasil yang baik. "Fase ketiganya di kita, juga selain di Indonesia juga diujikan di India, Afrika dan Amerika Latih," tuturnya.

Sebelumnya, Indonesia melalui induk holding BUMN Farmasi Bio Farma, akan melaksanakan uji klinis tahap 3 untuk vaksin Corona COVID-19 asal Tiongkok pada Agustus 2020 mendatang. Sampel vaksin dari Sinovac tersebut, telah diterima Bio Farma sebanyak 2.400 vaksin pada Minggu, 19 Juli 2020 lalu.

Jokowi Bubarkan Gugus Tugas COVID-19, Siapa yang Gantikan Fungsinya?

Presiden Jokowi membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang diteken pada 20 Juli 2020.
Fungsi gugus tugas kini digantikan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Di dalam komite terdapat tiga unsur yaitu Komite Kebijakan, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, dan Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.

Berikut penjelasannya fungsi komite yang baru setelah Presiden Jokowi membubarkan gugus tugas:

1. Komite Kebijakan
Posisi ketua Komite Kebijakan dipegang oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto. Tugasnya adalah untuk mengkoordinasikan seluruh kebijakan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi.

"Seluruh program dan kebijakan untuk penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, harus dilakukan secara terstruktur, terkoordinasi, dan terintegrasi ke dalam satu kelembagaan," ujar Airlangga seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Dalam Komite Kebijakan, Airlangga akan dibantu oleh 6 Wakil Ketua yang terdiri dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menkes Terawan Agus Putranto dan Mendagri Tito Karnavian.

2. Satuan Tugas Penanganan COVID-19
Setelah Jokowi membubarkan gugus tugas, fungsi pelaksanaan operasional dan teknis kini dijalankan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Pemimpinnya masih sama, yaitu Kepala BNPB Doni Monardo.
https://nonton08.com/the-vessel/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar