Sebuah bank sperma di bagian barat daya China mendesak para pria di negara itu untuk 'mendonasikan' sperma mereka. Pandemi virus Corona COVID-19 telah memicu kelangkaan donor sperma di negara tersebut.
Dikutip dari Daily Mail, wabah virus Corona COVID-19 telah membuat salah satu bank sperma di bagian barat daya China mengalami kekurangan persediaan sperma.
Bank sperma yang berada di klinik kesuburan di Provinsi Yunan ini mengaku tengah berjuang untuk mendapatkan donasi sperma untuk menolong banyak pasangan yang ingin mendapatkan keturunan.
Selain jumlah relawan yang kian menyusut, menurut dokter di klinik tersebut, permasalahan terbesar lainnya adalah hanya sekitar 20 persen dari sperma yang didonasikan berkualitas.
Fasilitas kesehatan China, mengatakan bahwa mereka hanya bisa membantu 30 pasangan dengan jumlah sperma yang mereka miliki.
Sejauh ini hanya 170 orang yang mendaftar sebagai relawan, hampir 60 persen lebih sedikit dari tahun lalu sekitar 400 relawan.
Pria yang diizinkan untuk mendonasikan spermanya harus berusia antara 22 sampai 45 dan memenuhi syarat sebagai relawan.
Ada pun pria yang menderita rambut rontok dan memiliki rabun dekat tidak diperkenankan untuk mendonasikan spermanya.
Sekalinya seorang relawan terpilih menjadi donor yang memenuhi syarat, maka relawan tersebut perlu menahan diri dari aktivitas kegiatan seksual selama 3 sampai 7 hari sebelum memberikan kontribusinya.
Seluruh proses donasi akan memakan waktu sekitar 8 bulan. Relawan juga akan diberi uang tunai hingga 5.000 yuan atau sekitar Rp 10 juta setelah selesai melewati semua rangkaian proses donasi.
Total Ada 613 Klaster Corona di DKI Jakarta, Ini Rinciannya
Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan data klaster Corona di DKI Jakarta. Total ada 613 klaster yang terdiri dari perkantoran, pasar, hingga rumah ibadah.
"Sebenarnya kalau kita lihat itu lokal transmisi dari pemukiman yang tadi di komunitas hasil contact tracing ini kebanyakan di sana ada 283 klaster," kata tim pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam siaran YouTube BNPB, Rabu (29/7/2020).
"Kemudian yang kedua di perkantoran sudah ada 90 klaster dengan 459 kasus," jelasnya.
Maka dari itu, Dewi meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di mana pun berada. Ini dilakukan demi mencegah risiko penularan virus Corona COVID-19.
"Jangan sampai lengah karena tadi sudah buktinya kok dari satu klaster bisa menyebar ke banyak kasus," ujarnya.
Berikut detail 613 klaster Corona di DKI Jakarta, dikutip dari data BNPB:
Klaster Corona di perkantoran
Kementerian
- Jumlah klaster: 20
- Total klaster: 139
Badan/lembaga
- Jumlah klaster: 10
- Total kasus: 25
Kantor di lingkungan Pemda DKI
- Jumlah klaster: 34
- Total klaster: 141
Kepolisian
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 4
BUMN
- Jumlah klaster: 8
- Total klaster: 35
Swasta
- Jumlah klaster: 14
- Total kasus: 92
Klaster Corona di rumah ibadah
Gereja
- Jumlah klaster: 3
- Total kasus: 29
Masjid
- Jumlah klaster: 3
- Total kasus: 11
Asrama pendeta
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 41
Pesantren
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 4
Tahlilan
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 29https://cinemamovie28.com/merem-melek-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar