Ereksi tidak hanya terjadi ketika seorang pria mengalami rangsang seksual. Ada kondisi yang disebut ereksi spontan, yakni ketika Mr P tiba-tiba berdiri tanpa ada stimulasi sensual.
Salah satu kondisi yang dikategorikan ereksi spontan adalah ereksi di pagi hari. Dengan atau tanpa rangsangan, Mr P umumnya mengeras pada pagi hari.
Berikut ini beberapa fakta seputar hal itu yang menarik untuk diketahui.
1. Normalkah ereksi di pagi hari?
Ereksi di pagi hari merupakan hal yang normal. Pria remaja cenderung lebih sering mengalami ereksi saat bangun tidur di pagi hari. Bahkan bayi juga dapat mengalami ereksi di waktu-waktu tertentu.
2. Apa penyebabnya?
Menurut Ryan Berglund, MD, ahli urologi, dikutip dari Clevelandclinic, adanya sistem saraf parasimpatis bertanggung jawab atas berbagai fungsi tubuh saat beristirahat. Saat Anda tidur sistem saraf parasimpatis lebih aktif sehingga terjadi ereksi.
Saraf parasimpatis memicu jaringan Mr P untuk menjadi besar akibat adanya aliran darah yang membuat Mr P mengeras.
3. Mimpi basah memicu ereksi?
Ya, dan masih berhubungan dengan adanya sistem saraf parasimparis yang akif pada saat tidur. Sistem ini memungkinkan untuk mimpi basah dan tentunya dapat menyebabkan ereksi sekaligus terjadinya ejakulasi.
4. Manfaat ereksi di pagi hari
Tidak ada manfaat khusus sebenarnya. Tetapi ereksi di pagi hari bisa menjadi indikasi bahwa sistem peredaran darah di area intim berjalan dengan baik.
5. Kapan perlu waspada?
Kondisi yang harus menjadi perhatian adalah di saat ereksi berlangsung lebih dari empat jam. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan disfungsi permananen atau menjadi pertanda penyakit pada Mr P.
Pada umumnya, ereksi di pagi hari akan hilang setelah Anda bangun beberapa menit kemudian.
Jepang Setujui Penggunaan Dexamethasone untuk Obati Pasien Corona
Kementerian Kesehatan Jepang menyetujui obat steroid dexamethasone sebagai alternatif obat untuk penanganan pasien Corona COVID-19. Ini disetujui setelah uji coba yang dilakukan di Inggris menunjukkan obat ini bisa mengurangi tingkat kematian pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Otoritas Jepang juga mendaftarkan dexamethasone sebagai pilihan pengobatan virus Corona COVID-19, bersama dengan antivirus remdesivir dari Gilead Science Inc, dalam buku pedomannya yang direvisi baru-baru ini.
Mengutip dari Reuters, dalam hasil uji coba yang diumumkan pada Juni lalu, para peneliti di Inggris menunjukkan bahwa dexamethasone menjadi obat pertama yang bisa menyelamatkan hidup pasien COVID-19. Menurut para peneliti, hal ini bisa menjadi terobosan besar untuk mengatasi pandemi virus Corona.
Dexamethasone merupakan obat steroid yang biasa digunakan untuk mengurangi peradangan. Menurut National Health Security, obat ini digunakan juga untuk mengobati berbagai kondisi, seperti alergi, asma, eksim, penyakit radang usus, radang sendi, kolitis ulserativa, lupus, psoriasis, dan gangguan pernapasan.
Selain itu, hasil dari uji klinis lainnya yang dimuat di New England Journal of Medicine juga menegaskan dexamethasone juga bermanfaat pada pasien dengan kondisi yang sedang hingga berat.
https://cinemamovie28.com/peninsula/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar