Senin, 27 Juli 2020

Lelah Tangani Pasien Virus Corona 20 Jam Nonstop, Dokter Tidur Bersandar di Dinding RS

Sementara kasus pasien virus corona COVID-19 bertambah setiap harinya, para petugas kesehatan seperti perawat dan dokter harus rela mengorbankan semua waktunya untuk menangani pasien yang membutuhkan perhatian.
Saat ini tercatat 72 ribu kasus terinfeksi dan lebih dari seribu kematian akibat virus corona di seluruh dunia dan sebagian besar di antaranya terjadi di China. Meski jumlah kasus meningkat tiap harinya, pasien sembuh pun diperkirakan telah mencapai 12 ribu jiwa.

Cerita menyentuh mengenai perjuangan dokter melawan keganasan virus corona telah beredar luas di internet. Seperti yang dilaporkan media lokal The Paper yang dikutip dari World of Buzz beberapa waktu lalu.

Pada hari Valentine, 14 Februari lalu, beberapa pasien yang didiagnosis dengan COVID-19 pergi ke area tes khusus karena mereka perlu mempersiapkan CT scan. Ketika pasien tiba, mereka melihat sesuatu yang sangat menyayat hati.

Seorang dokter yang harusnya menunggui mereka terlihat tertidur karena sangat lelah. Ahli radiologi di Rumah Sakit Rakyat Distrik Wenjiang, Chengdu, Zhang Rui, ditemukan sedang tertidur dalam keadaan duduk dan bersandar di tembok RS saat menunggui pasiennya.

Dia secara tidak sengaja tertidur ketika bersandar di dinding setelah bekerja selama 20 jam dan melakukan 26 CT scan dan sinar-X pada pasien. Para pasien melihatnya tidur di sana dan tidak tega untuk membangunkannya karena mereka mengerti bahwa dia pasti kelelahan.

"Ini bukan apa-apa dan semua orang di departemen mengalami hal yang serupa," kata rekannya, Li Chen. Sebelumnya Li menawarkan untuk berganti shift tapi Zhang menolak dengan halus sambil berkata ia masih kuat.

Bahkan, untuk mengurangi pemborosan peralatan pelindung, staf medis akan berusaha untuk tidak minum air yang begitu banyak sehingga mereka tidak perlu sering pergi ke toilet.

Wanita 74 Tahun Sembuh dari COVID-19 Setelah Diberikan 'Koktail Thailand'

 Seorang wanita tua warga negara China yang dirawat di Thailand dinyatakan sembuh dari COVID-19. Wanita berusia 74 tahun ini juga diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Rajvithi Bangkok sejak Selasa (18/2) kemarin.
Sebelumnya, dikutip dari Bangkok Post, saat dites ia dikatakan negatif COVID-19. Tapi, gejalanya yang berupa pneumonia semakin parah dan dikhawatirkan akan berkembang statusnya menjadi positif.

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Sathit Pitutecha, wanita ini pertama kali diobati dengan dua obat anti-HIV, yaitu lopinavir dan ritonavir selama 5 hari. Karena hasilnya gagal, dokter di rumah sakit tersebut menambahkan oseltamivir. Namun hanya membuatnya pulih sedikit, tanpa menyembuhkannya.

Akhirnya, ia menjadi pasien pertama yang menerima 'koktail Thailand' atau campuran obat-obatan. Campuran obat yang diberikan terdiri dari obat HIV dan flu selama 10 hari. Hasilnya, setelah di tes sebanyak 4 kali baik pneumonia ataupun jejak virus corona lainnya tidak lagi di temukan di tubuhnya.

"Dia sepenuhnya sembuh dari virus corona. Dia akan menjalani pemeriksaan fisik lagi dalam beberapa minggu untuk mencari tahu apakah dia cukup kuat untuk naik pesawat pulang," kata Sathit.

Dr Narong Aphikulvanich, wakil direktur jenderal Departemen Pelayanan Medis, mengatakan 'koktail Thailand' saat ini juga telah diberikan pada 3 WN China dan 1 warga Thailand. Wanita 74 tahun ini jadi salah satu yang boleh pulang, setelah pasien WN China 69 tahun yang dirawat di Central Chest Institute di provinsi Nonthaburi yang dipulangkan.
https://cinemamovie28.com/tuo-gui-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar