Rabu, 29 Juli 2020

Total Ada 613 Klaster Corona di DKI Jakarta, Ini Rinciannya

Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan data klaster Corona di DKI Jakarta. Total ada 613 klaster yang terdiri dari perkantoran, pasar, hingga rumah ibadah.
"Sebenarnya kalau kita lihat itu lokal transmisi dari pemukiman yang tadi di komunitas hasil contact tracing ini kebanyakan di sana ada 283 klaster," kata tim pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam siaran YouTube BNPB, Rabu (29/7/2020).

"Kemudian yang kedua di perkantoran sudah ada 90 klaster dengan 459 kasus," jelasnya.

Maka dari itu, Dewi meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di mana pun berada. Ini dilakukan demi mencegah risiko penularan virus Corona COVID-19.

"Jangan sampai lengah karena tadi sudah buktinya kok dari satu klaster bisa menyebar ke banyak kasus," ujarnya.

Berikut detail 613 klaster Corona di DKI Jakarta, dikutip dari data BNPB:

Klaster Corona di perkantoran
Kementerian
- Jumlah klaster: 20
- Total klaster: 139

Badan/lembaga
- Jumlah klaster: 10
- Total kasus: 25

Kantor di lingkungan Pemda DKI
- Jumlah klaster: 34
- Total klaster: 141

Kepolisian
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 4

BUMN
- Jumlah klaster: 8
- Total klaster: 35

Swasta
- Jumlah klaster: 14
- Total kasus: 92

Klaster Corona di rumah ibadah
Gereja
- Jumlah klaster: 3
- Total kasus: 29

Masjid
- Jumlah klaster: 3
- Total kasus: 11

Asrama pendeta
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 41

Pesantren
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 4

Tahlilan
- Jumlah klaster: 1
- Total kasus: 29

WHO Keluarkan Panduan Idul Adha Aman di Tengah Pandemi Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menanggapi hari raya umat muslim, Idul Adha, yang semakin dekat. WHO memberi panduan agar Idul Adha dapat dilakukan dengan aman, meminimalisir risiko penularan virus Corona COVID-19 yang saat ini masih mewabah di dunia.
"Eid Mubarak! Dengan perayaan Idul Adha yang akan datang, WHO membagikan saran kesehatan publik terkait pertemuan sosial dan praktik keagamaan agar para keluarga muslim serta kerabat tetap aman dari COVID-19. Saya mendoakan semua yang merayakan bahagia dan sehat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO, Rabu (29/7/2020).

Dalam dokumen berjudul "Safe Eid al Adha practices in the context of COVID-19", WHO membagikan protokol kesehatan saat bersilaturahmi, salat, dan memotong hewan kurban. Berikut rangkumannya:

1. Salat
- Dipersingkat semampunya untuk meminimalisir potensi penularan virus.
- Batasi jumlah jemaah. Salat dalam kelompok kecil lebih disarankan.
- Terapkan protokol jaga jarak. Mulai dari tempat menaruh alas kaki, wudu, sampai saf salat.
- Atur arah arus jemaah masuk hingga keluar agar bisa saling jaga jarak.
- Dorong jemaah membawa peralatan salat sendiri.
- Siapkan upaya atau rencana pelacakan kontak, mengantisipasi kemungkinan salah satu jemaah ada yang positif Corona.
- Jaga kebersihan lokasi salat dan lakukan disinfeksi rutin pada permukaan yang sering disentuh.
2. Silaturahmi
- Gunakan salam sapa simbolis sesuai adat atau kebiasaan masing-masing. Hindari salam langsung dengan orang lain.
- Silaturahmi lewat jalur virtual atau dunia maya dengan memanfaatkan teknologi lebih disarankan.
- Batasi orang yang berkumpul dan tetap terapkan jaga jarak minimal satu meter.
- Lebih disarankan melakukan silaturahmi di luar ruangan. Bila di dalam ruangan, pastikan sirkulasi udara baik.
- Orang sakit dan kelompok berisiko tidak dianjurkan ikut melakukan pertemuan.
- Pakai masker dan rutin cuci tangan.
3. Pemotongan hewan
- Pastikan hewan didapat melalui jalur yang sudah mengikuti standar keamanan ternak.
- Pastikan kandang cukup luas dan tidak terlalu penuh sehingga kebersihan hewan terjaga.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan pada hewan untuk mencegah risiko penyakit yang bisa menular ke manusia.
- Sediakan tempat karantina khusus untuk hewan yang diduga sakit.
- Jangan potong hewan kurban yang sakit.
- Sebaiknya jangan potong hewan di rumah. Disarankan hewan dipotong di fasilitas yang sanggup menerapkan praktik dan keamanan terbaik.
- Sisa-sisa limbah pemotongan hewan harus dikelola dengan baik.
- Para staf yang terlibat menggunakan alat pelindung diri memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar