Selasa, 21 Juli 2020

Raja Salman Sakit Radang Kantung Empedu, Kenali Penyebab dan Gejalanya

 Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, dirawat di rumah sakit (RS) karena radang kantung empedu (kolesistitis). Hal ini dilaporkan oleh kantor berita Arab Saudi (Saudi Press Agency/SPA).
"Mengingat pentingnya acara kunjungan ini agar sukses, pemimpin kita yang bijaksana berkoordinasi dengan saudara kita di Irak, memutuskan untuk menunda kunjungan," kata Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud di Twitter menjelaskan terkait kondisi dan rencana kegiatan sang raja.

Ini bukan pertama kalinya Raja Salman harus mengunjungi rumah sakit karena masalah kesehatan. Pada tahun 2010 lalu, ia juga pernah dilaporkan menjalani operasi tulang belakang di New York, Amerika Serikat.

Kala itu Salman bin Abdulaziz belum menjabat sebagai raja dan dikabarkan mengalami kondisi nyeri punggung akibat masalah saraf terjepit.

Dikutip dari Mayo Clinic, radang kantung empedu biasanya disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat akibat terbentuknya batu empedu. Hal lainnya, seperti tumor dan beberapa penyakit infeksi juga bisa menyebabkan radang kantung empedu.

SPA sendiri tidak memberikan detail lebih jauh kondisi kesehatan sang raja, termasuk penyebab penyakitnya.

"Bila dibiarkan, kolesistitis dapat berujung pada komplikasi serius membahayakan nyawa, seperti pecahnya kandung empedu," tulis Mayo Clinic.

Spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari Omni Hospitals Pulomas menjelaskan gejala umum dari sakit radang kantung empedu adalah nyeri di bagian atas perut sebelah kanan. Nyeri ini bisa bersifat hilang-timbul atau menetap.

"Bila radangnya memberat, maka akan terjadi gejala sistemik, seperti demam dan nyerinya bisa meluas di seluruh bagian perut." ujar dr Dirga pada detikcom, Senin (20/07/2020).

dr Dirga menyarankan agar menjaga pola makan yang sehat tanpa konsumsi lemak yang berlebihan. Tujuannya untuk mencegah masalah radang batu empedu karena batu empedu,

Bila seseorang mengalami obesitas disarankan juga agar segera mengatur berat badan dengan diet sehat dan olahraga. Hanya saja, dr Dirga mengingatkan agar tidak terlalu drastis sehingga berat badan bisa turun bertahap tidak terlalu cepat.

"Bahkan, diet dibawah 800 kalori dalam sehari bisa mempercepat terjadinya pembentukan batu empedu," pungkas dr Dirga.

Apa itu MPASI? Berikut Menu MPASI 6 Bulan Menurut WHO

 MPASI merupakan makanan pendamping ASI yang mulai diberikan saat anak berusia 6 bulan. Kenapa MPASI harus diberikan saat usia 6 bulan? Jika MPASI diberikan terlalu dini ada beberapa risiko yang bisa terjadi. Salah satunya saluran cerna yang belum sempurna akan bekerja ekstra keras untuk mengolah makanan padat sehingga bisa menimbulkan gangguan pencernaan
Sebaliknya, jika si kecil diberikan MPASI terlalu lambat dapat menyebabkan kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi. Ini berisiko mengganggu tumbuh kembangnya termasuk kecerdasannya. Pemberian yang telat juga bisa saja membuat bayi menolak MPASI karena tidak terbiasa dengan makanan padat.

Dikutip dalam WHO.int, sekitar usia 6 bulan, kebutuhan bayi akan energi dan nutrisi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI sehingga makanan pendamping diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Memastikan terpenuhinya gizi si kecil saat usia 6 bulan salah satunya adalah memberikannya MPASI.

Pastikan MPASI yang diberikan terdiri dari energi, protein dan mikronutrien yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang sedang tumbuh. Dan siapkan makanan pendamping ASI dengan menggunakan peralatan yang bersih.

WHO merekomendasikan agar bayi menerima makanan pendamping 2-3 kali sehari antara 6-8 bulan dan meningkat menjadi 3-4 kali sehari antara 9-11 bulan dan 12-24 bulan. Camilan bergizi juga bisa ditawarkan 1-2 kali sehari untuk anak usia 12-24 bulan sesuai dengan keinginan mereka.

Pemberian tekstur MPASI usia 6-8 bulan dengan tekstur lumat kental (tidak mudah jatuh dari sendok), 9-12 bulan dengan tekstur lembek dan usia 12-24 bulan anak-anak boleh diberikan makanan keluarga.
https://nonton08.com/an-affair-my-wifes-friend-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar