Jumat, 02 April 2021

Nadiem: Orang Tua dengan Komorbid Sebaiknya Tak Kirim Anak Sekolah Tatap Muka

 - Sekolah tatap muka akan dimulai Juli mendatang. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut orang tua yang memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid sebaiknya melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ.)

"Makanya kita berikan hak orang tua tidak mengirim anaknya (sekolah) tatap muka. Karena kalau orang tuanya punya komorbiditas yang tinggi, sebaiknya anaknya jangan sekolah dulu," jelas Nadiem saat live di Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (1/4/2021).


Maka dari itu, Nadiem menyerahkan keputusan sekolah tatap muka kepada orang tua agar bisa melihat risiko anak atau kasus COVID-19 di keluarga. Terkecuali, bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh.


"Makanya kita berikan itu kepada masing-masing orang tua untuk menentukan tingkat risikonya," lanjut Nadiem.


"Tapi sekolahnya harus menentukan opsi tersebut bagi anak-anak yang sudah tidak kuat lagi dan menginginkan kembali ke sekolah karena pembelajarannya sangat tersendat karena PJJ," tuturnya.


Seperti diketahui, guru ditargetkan untuk selesai divaksinasi Corona akhir Juni 2021. Adapun aturan yang dibuat dalam sekolah tatap muka salah satunya kapasitas siswa di kelas tak boleh melebihi 50 persen.


Harus ada minimum dua rotasi shift yang diatur saat pembelajaran sekolah tatap muka dimulai. Begitu juga dengan protokol kesehatan seperti menjaga jarak bangku satu dengan yang lain sejauh 1,5 meter.


"Nggak boleh ada acara-acara, kantin, ekstrakurikuler. Semuanya harus pakai masker, masuk sekolah setelah selesai pulang langsung," bebernya.

https://kamumovie28.com/movies/bodyguard/


Amankah Bila Minyak Kayu Putih Diminum? Ini Penjelasannya


Sebagian orang percaya minyak kayu putih bisa diminum untuk meredakan sakit tertentu. Sebagai contoh ramuan air hangat yang telah dicampur beberapa tetes minyak kayu putih disebut dapat meredakan kondisi mulai dari perut kembung, sakit perut, hingga pilek atau hidung tersumbat.

"Cobain deh minum minyak kayu putih kalo batuk enak loh," contoh komentar dari salah satu pengguna Twitter.


Dikutip dari WebMD, minyak kayu putih atau cajuput oil memang biasa digunakan sebagai obat luar untuk meredakan nyeri. Hal ini terjadi karena kandungan senyawa cineole yang ada di dalam minyak bersifat iritan pada kulit dan memberi efek rasa hangat.


Sampai saat ini disebut tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penggunaan minyak kayu putih secara oral, meski mungkin tak berbahaya bila dikonsumsi dalam jumlah sedikit.


"Sejumlah kecil minyak kayu putih kemungkinan aman sebagai zat tambahan pada makanan. Belum ada informasi yang cukup untuk benar-benar mengetahui apakah mengonsumsi minyak kayu putih dalam dosis besar aman secara medis dan apa saja potensi efek sampingnya," tulis WebMD.


Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, pernah menjelaskan bahwa minyak kayu putih yang dijual secara umum tidak dianjurkan dikonsumsi. Ini karena minyak tersebut biasanya sudah dicampur oleh bahan lain.


"Tidak dianjurkan untuk diminum. Karena minyak kayu putih yang beredar umumnya bukan lagi yang murni 100 persen. Minyak kayu putih yang ada di pasaran sudah dicampur dengan kerosin, minyak lemak, dan minyak palsu," kata Inggrid dalam webinar Farmasi UI beberapa waktu lalu dan sudah dikonfirmasi CNNIndonesia.com.


Mengonsumsi minyak kayu putih yang sudah dicampur dengan bahan lain berisiko menyebabkan keracunan. Selain itu, ada juga risiko efek samping hipoglikemia.


"Ada efek samping hipoglikemia yaitu gula darah menurun drastis apalagi pada penderita diabetes yang meminum obat antidiabetes," ungkap Inggrid.


Bila ingin mencoba ramuan minyak kayu putih, Inggrid menyarankan membuatnya sendiri dengan merebus daun kayu putih segar. Air rebusan tersebut kemudian bisa diminum untuk meringankan gejala batuk dan pilek.


"Siapkan 12 gram daun kayu putih segar dan dua gelas air atau 400 ml. Lalu, rebus daun tersebut hingga air tersisa setengahnya," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/movies/the-four/

Penembak di Mabes dan Bomber Makassar Seumuran, Benarkah 26 Usia Labil?

 - Zakiah Aini (ZA), pelaku penembakan di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (31/3/2021) diketahui lahir pada 1995 alias baru berusia 26 tahun. Demikian juga, Lukman, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Senin (29/3/2021), juga berusia sama. Benarkah faktor usia membuat seseorang labil dan mudah terhasut?

Psikolog pro Help Center dan konselor IAC (Indonesia Association Counseling) Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan aksi terorisme memang tak terlepas dari faktor usia dan terganggunya perkembangan.


Jika dalam proses perkembangannya ada kebutuhan mental yang tak terpenuhi, besar potensi seseorang rentan terpengaruh ajaran orang lain. Dalam hal ini, tak terkecuali ajaran yang membenarkan terorisme.


"Individu dapat bertindak-berpikir dengan tepat di masa dewasa jika tahap perkembangan sebelumnya sudah selesai dengan baik. Jika dilihat dari sisi perkembangan manusia, jika pada masa dewasa awal ini seseorang bertindak tidak tepat, artinya ada hal-hal pada masa sebelumnya yang juga tidak tepat atau belum selesai," terang Rahma kepada detikcom, Kamis (1/4/2021).


Terkait usia pelaku terorisme, Rahma menyebut, usia 20-an adalah tahap dewasa awal.


Umumnya, pada usia ini, seseorang menyelesaikan tugas perkembangannya sebagai manusia antara lain dengan membina rumah tangga, fokus pada pekerjaan, bertanggung jawab sebagai warga negara, atau berperan dalam kelompok sosial.


Menurutnya, di usia remaja, seseorang lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan aksi terorisme. Walaupun demikian, aksi terorisme bisa dilakukan oleh orang berusia remaja atau dewasa.


"Penelitian menyebutkan bahwa pembinaan terhadap pelaku lebih sering dilakukan saat usia mereka remaja. Usia remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa sehingga lebih rentan terhadap pengaruh dari luar diri. Pada masa remaja ini, pelaku lebih mudah diyakinkan untuk melakukan aksi terorisme tersebut," imbuhnya.

https://kamumovie28.com/movies/the-gigolo/


Nadiem: Orang Tua dengan Komorbid Sebaiknya Tak Kirim Anak Sekolah Tatap Muka


- Sekolah tatap muka akan dimulai Juli mendatang. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyebut orang tua yang memiliki riwayat penyakit penyerta atau komorbid sebaiknya melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ.)

"Makanya kita berikan hak orang tua tidak mengirim anaknya (sekolah) tatap muka. Karena kalau orang tuanya punya komorbiditas yang tinggi, sebaiknya anaknya jangan sekolah dulu," jelas Nadiem saat live di Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (1/4/2021).


Maka dari itu, Nadiem menyerahkan keputusan sekolah tatap muka kepada orang tua agar bisa melihat risiko anak atau kasus COVID-19 di keluarga. Terkecuali, bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh.


"Makanya kita berikan itu kepada masing-masing orang tua untuk menentukan tingkat risikonya," lanjut Nadiem.


"Tapi sekolahnya harus menentukan opsi tersebut bagi anak-anak yang sudah tidak kuat lagi dan menginginkan kembali ke sekolah karena pembelajarannya sangat tersendat karena PJJ," tuturnya.


Seperti diketahui, guru ditargetkan untuk selesai divaksinasi Corona akhir Juni 2021. Adapun aturan yang dibuat dalam sekolah tatap muka salah satunya kapasitas siswa di kelas tak boleh melebihi 50 persen.


Harus ada minimum dua rotasi shift yang diatur saat pembelajaran sekolah tatap muka dimulai. Begitu juga dengan protokol kesehatan seperti menjaga jarak bangku satu dengan yang lain sejauh 1,5 meter.


"Nggak boleh ada acara-acara, kantin, ekstrakurikuler. Semuanya harus pakai masker, masuk sekolah setelah selesai pulang langsung," bebernya.

https://kamumovie28.com/movies/the-impossible/