Seorang wanita bersenjata nekat masuk ke Mabes Polri dan melepaskan enam tembakan. Wanita yang diketahui bernama Zakiah Aini itu kemudian dilumpuhkan dengan tembakan mematikan di jantung.
"Hasilnya nanti kami sampaikan ke penyidik tapi meninggal karena tembakan ya. Yang mematikan di jantung," ujar Wakarumkit RS Polri Kombes Umar Shahab di RS Polri, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021).
Pistol dan map kuning milik Zakiah Aini terlempar dan tergeletak di dekat tubuhnya yang terkapar. Peluru polisi menerjang jantung tersangka teroris ini yang membuatnya tewas di lokasi kejadian.
Peluru bisa menembus tubuh manusia dengan cukup baik. Jika pelurunya tertembus ke dalam, akan ada banyak kerusakan yang bisa timbul pada tubuh.
Saat tembakan dilepaskan dan peluru masuk ke dalam tubuh, kerusakan fatal bisa terjadi. Peluru 9mm, yang biasanya ditembakkan dari pistol yang digunakan untuk pertahanan diri oleh polisi, bergerak dengan kecepatan 900 mph.
Dengan kecepatan itu, peluru akan membuat rongga yang cukup besar untuk menghancurkan sel-sel di sekitar area tembakan. Getaran yang dihasilkan oleh tembakan juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ, meskipun peluru tidak benar-benar mengenai jaringan tersebut.
Setelah peluru 'merobek' dan menembus area kulit dan daging, keberuntungan akan berperan di dalamnya. Ada yang bisa selamat, tapi lebih banyak yang meregang nyawa.
Connor Narciso, mantan petugas medis tempur dan Tentara Hijau Baret yang bertugas di Afghanistan, kepada Life Hacker mengatakan satu tembakan di lengan atau kaki sudah lebih dari cukup untuk mematikan seseorang.
Alasannya, kehabisan darah. Narciso mengatakan penyebab kematian di area perang terbanyak adalah karena kehabisan darah. Apabila peluru mengenai arteri brakialis di lengan, arteri inguinal bilateral, atau arteri subklavia di bawah klavikula, akan terjadi pendarahan yang sangat hebat.
Meski jaringan otot memiliki mekanisme pertahanan untuk menghentikan pendarahan, biasanya itu tidak cukup saat mengalami kehilangan darah internal yang disebabkan oleh proyektil yang menembus seperti peluru.
Hal lain yang terjadi saat tertembak adalah kegagalan organ. Jika mengenai organ vital, peluru akan merobeknya. Peluru juga dapat memantul dan berubah arah begitu berada di dalam tubuh yang berarti satu peluru dapat mengenai banyak organ.
Tidak ada yang tahu ke mana peluru akan bergerak setelah ditembakkan.
Luka tembak di area dada dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, paru-paru, kerongkongan, tulang rusuk, hingga pembuluh darah utama.
https://kamumovie28.com/movies/the-snow-queen-3/
Mulai Berlaku! Naik Pesawat Bisa Pakai GeNose, Ini Ketentuannya
Pemerintah remsi mengizinkan penumpang pesawat yang ingin bepergian untuk menggunakan hasil tes Corona GeNose, berlaku per 1 April 2021. Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Satgas Nomor 12 Tahun 2021.
Sebelumnya penggunaan hasil tes GeNose untuk syarat perjalanan hanya digunakan bagi penumpang kereta api jarak jauh sejak 26 Januari lalu. Kini, hasil negatif tes GeNose juga tersedia di bandara dan dapat digunakan sebagai syarat perjalanan.
Untuk hasil tes GeNose, ketentuan menuju Bali atau daerah lainnya tidak berubah, yakni maksimal 24 jam sebelum keberangkatan. Calon peenumpang bisa melakukan tes GeNose di bandara.
"Hasil negatif tes GeNose C19 di Bandar Udara sebelum keberangkatan sebagai persyaratan perjalanan dan mengisi e-HAC Indonesia," demikian dikutip dari edaran tersebut.
Bagi mereka yang akan menggunakan tes GeNose tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang beraroma kuat, misalnya seperti jengkol, durian, hingga kopi. Hal ini bisa mempengaruhi hasil tes pemeriksaan dan membuat pendeteksian jadi tidak akurat.
GeNose adalah alat deteksi COVID-19 yang dikembangkan akademisi Universitas Gadjah Mada. Cara kerja GeNose, sampel hanya diambil dari hembusan napas mulut ke dalam sebuah kantong dan membuat pengambilan sampel jauh lebih nyaman.
Penggunaan GeNose itu dinilai sebagai alternatif yang murah dengan harga yang dipatok hingga Rp30 ribu. Hanya saja, GeNose masih sebagai alat untuk skrining, tidak bisa digunakan sebagai penentu apakah seseorang terinfeksi COVID-19.