Selasa, 30 Maret 2021

Kenali Gangguan Pernapasan pada Anak dan Cara Mencegahnya

 Anak-anak dalam masa pertumbuhan membutuhkan asupan nutrisi dan oksigen yang lebih banyak dibanding orang dewasa. Menurut WHO, anak-anak bernapas lebih cepat jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh volume paru-paru anak yang masih kecil sehingga frekuensi bernapas mereka lebih banyak.

Diketahui, anak-anak berumur 3 tahun bernapas 20 hingga 30 kali setiap menitnya sedangkan bayi yang baru lahir bernapas 30 hingga 40 kali per menit. Sementara itu, orang dewasa justru memiliki frekuensi bernapas yang lebih rendah yaitu 12 hingga 18 kali setiap menitnya.


Anak-anak dan bayi memiliki jumlah frekuensi pernapasan yang lebih banyak daripada orang dewasa, namun imunitas tubuh mereka masih rendah. Hal ini membuat bayi dan anak-anak lebih rentan untuk terkena masalah pernapasan.


Tak hanya itu, ada berbagai faktor penyebab masalah pernapasan pada bayi dan anak-anak seperti infeksi virus, bakteri, dan kualitas udara sekitar yang bisa membuat bayi serta anak-anak terkena penyakit pernapasan. Berikut beberapa contoh penyakit pernapasan yang rentan terjadi pada bayi dan anak-anak.


Bronkitis

Bronkitis merupakan peradangan pada saluran udara menengah dan besar di paru-paru yang biasanya rentan pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Penyebab bronkitis adalah virus syncytial (RSV). Diketahui, penyakit ini biasanya berselang singkat dengan gejala yang paling umum dialami oleh anak-anak seperti batuk berdahak. Tak hanya itu, terdapat juga gejala lainnya berupa sakit kepala, demam, sakit tenggorokan, nyeri di dada, dan sesak napas.


Alergi

Alergi merupakan salah satu penyebab umum masalah pernapasan. Penyebab alergi pernapasan bisa beragam macamnya, misalnya karena serbuk sari, debu-debu halus, bulu-bulu hewan peliharaan, asap rokok, dan asap kendaraan.


Anak-anak dengan alergi biasanya tampak dari adanya gejala seperti cairan bening dan encer dari hidung atau hidung tersumbat, bersin, dan mata berair. Selain itu, sering kali ada lingkaran hitam di bawah mata (allergic shiners). Saat alergi muncul, tak jarang anak-anak juga dapat kehilangan nafsu makan mereka.


Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri pneumonia. Penyakit ini rentan terjadi saat pilek atau flu. Pada penderita pneumonia, kuman masuk ke dalam saluran pernapasan dan mengalahkan sistem kekebalan tubuh hingga akhirnya menyebabkan infeksi.


Anak-anak dengan penyakit pneumonia umumnya sulit bernapas karena paru-paru mereka berisi cairan dan nanah. Selain itu, terdapat gejala lain dari pneumonia seperti batuk, demam, menggigil, napas yang cepat, sakit di dada karena batuk yang kuat, juga detak jantung yang cepat.

https://tendabiru21.net/movies/tabula-rasa-2/


Asma

Penyakit asma merupakan penyakit yang rentan terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 5 tahun. Penyakit asma merupakan pembengkakan pada saluran pernapasan yang menyebabkan saluran pernapasan menyempit, mengeluarkan lendir, dan menyebabkan kesulitan bernapas.


Penyebab asma dipicu oleh alergi dari serbuk sari, debu, bulu-bulu halus, dan tungau. Tak hanya itu, asma juga bisa disebabkan oleh penyakit sinusitis. Peradangan pada selaput lendir menyebabkan membran mengeluarkan lebih banyak lendir.


Tahukah Anda? Polutan udara seperti debu, virus, bakteri, PM 2.5, asap, bulu-bulu hewan peliharaan, dan partikel tidak kasat mata lainnya memiliki tingkat polutan yang lebih tinggi di dalam ruangan. Tingkat polutan udara dalam ruangan ini juga dapat diperparah saat Anda dalam kegiatan memasak atau renovasi.


Oleh karena itu, Anda harus memberi perhatian ekstra pada bayi dan anak-anak yang imunitas tubuhnya masih rendah dengan menjaga imunitas tubuh mereka dan memperhatikan kualitas udara yang dihirup.


Ada salah satu yang dapat Anda gunakan untuk menjaga kualitas udara di ruangan tetap baik, yakni dengan menggunakan air purifier. Teknologi air purifier berfungsi untuk menjernihkan udara dengan cara menyaring udara yang masuk lewat filter dan mengeluarkan udara yang bersih dan segar.


Memilih produk air purifier pun tak bisa sembarangan, terlebih jika penggunaannya untuk anak-anak. Oleh karena itu, Anda perlu paham betul sertifikasi dan filter yang digunakan sebelum membeli produk air purifier termasuk produk air purifier dari Winix yang bisa menjadi solusi masalah kualitas udara ruangan di rumah Anda.

https://tendabiru21.net/movies/tabula-rasa/

3 Kesalahan yang Meningkatkan Risiko Terinfeksi Virus Corona Usai Divaksin

  Vaksinasi adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengakhiri pandemi virus Corona. Tapi masih ada risiko tertular virus Corona meski sudah mendapatkan vaksin.

Sejauh ini, vaksin Corona yang sudah tersedia terbukti mampu mengurangi keparahan dan menurunkan risiko kematian saat terinfeksi. Hanya saja vaksin Corona belum ada yang 100 persen mampu mencegah penularannya.


Para ahli percaya bahwa seseorang yang sudah divaksin COVID-19 bisa terinfeksi virus corona bila tidak berhati-hati dan menerapkan protokol dengan benar. Berikut ragam aktivitas yang meningkatkan risiko terinfeksi usai divaksinasi dikutip dari berbagai sumber.


Tidak pakai masker

Banyak yang beranggapan masker tidak lagi diperlukan usai suntik vaksin Corona. Padahal tak pakai masker justru menjadi salah satu kesalahan terbesar orang yang sudah vaksin COVID-19.


Semua orang yang sudah menerima vaksin tetap disarankan memakai masker sampai terbentuk kekebalan tingkat komunitas. CDC juga merekomendasikan orang yang sudah divaksin hanya bisa melepas masker ketika bersama orang yang sudah vaksin saja.


Abai prokes saat bepergian

Tidak sedikit yang menganggap risiko tertular virus Corona akan menjadi kecil setelah divaksin sehingga mereka abai terhadap peraturan yang dibuat untuk mencegah. Padahal ada beberapa tempat di mana risiko infeksi Corona sangat tinggi, misal di dalam pesawat dan mengunjungi daerah dengan kasus tinggi.


Masih sangat banyak orang yang belum menerima vaksin, sehingga orang yang sudah vaksin Covid-19 harus tetap melakukan tindakan pencegahan ketika berpergian. Ada risiko infeksi ulang atau penularan virus corona di antara orang yang belum vaksin Covid-19.


Terlebih lagi, munculnya mutasi baru virus corona yang diduga kebal terhadap vaksin Covid-19 yang telah tersedia.


Kumpul-kumpul

Meski CDC membolehkan kumpul-kumpul tanpa masker usai vaksinasi, perlu dicatat bahwa hal ini hanya berlaku jika ingin bertemu mereka yang sudah disuntik vaksin juga.


Orang yang sudah divaksin masih berisiko tertular virus Corona, terutama dari pasien asimpotomatik. Ini alasan lebih lanjut mengapa mereka yang sudah divaksin tetap harus menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak sosial.

https://tendabiru21.net/movies/orgasm-boarding-house/


Kenali Gangguan Pernapasan pada Anak dan Cara Mencegahnya


Anak-anak dalam masa pertumbuhan membutuhkan asupan nutrisi dan oksigen yang lebih banyak dibanding orang dewasa. Menurut WHO, anak-anak bernapas lebih cepat jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh volume paru-paru anak yang masih kecil sehingga frekuensi bernapas mereka lebih banyak.

Diketahui, anak-anak berumur 3 tahun bernapas 20 hingga 30 kali setiap menitnya sedangkan bayi yang baru lahir bernapas 30 hingga 40 kali per menit. Sementara itu, orang dewasa justru memiliki frekuensi bernapas yang lebih rendah yaitu 12 hingga 18 kali setiap menitnya.


Anak-anak dan bayi memiliki jumlah frekuensi pernapasan yang lebih banyak daripada orang dewasa, namun imunitas tubuh mereka masih rendah. Hal ini membuat bayi dan anak-anak lebih rentan untuk terkena masalah pernapasan.


Tak hanya itu, ada berbagai faktor penyebab masalah pernapasan pada bayi dan anak-anak seperti infeksi virus, bakteri, dan kualitas udara sekitar yang bisa membuat bayi serta anak-anak terkena penyakit pernapasan. Berikut beberapa contoh penyakit pernapasan yang rentan terjadi pada bayi dan anak-anak.


Bronkitis

Bronkitis merupakan peradangan pada saluran udara menengah dan besar di paru-paru yang biasanya rentan pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Penyebab bronkitis adalah virus syncytial (RSV). Diketahui, penyakit ini biasanya berselang singkat dengan gejala yang paling umum dialami oleh anak-anak seperti batuk berdahak. Tak hanya itu, terdapat juga gejala lainnya berupa sakit kepala, demam, sakit tenggorokan, nyeri di dada, dan sesak napas.

https://tendabiru21.net/movies/space-babes-from-outer-space/