Kamis, 04 Februari 2021

4 Fase yang Dialami Wanita Hingga Mencapai Klimaks Bercinta

 Orgasme merupakan sebuah fase klimaks dari aktivitas seksual. Ada beberapa tahapan yang dilalui hingga mencapai titik tersebut.

Dikutip dari Cleveland Clinic, sejumlah tahapan ini dinamakan sebagai siklus respons seksual. Siklus ini mengacu pada urutan perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada saat seseorang mengalami rangsangan seksual hingga akhirnya orgasme.


Berikut 4 fase yang terjadi pada tubuh wanita saat menuju dan mencapai orgasme dalam berhubungan seks.


1. Libido meningkat

Pada fase ini detak jantung dan pernapasan akan menjadi lebih cepat. Bercak kemerahan pun mulai terlihat di kulit dada dan punggung.


Selain itu, payudara akan tampak menjadi lebih besar dan puting mulai mengeras. Dalam fase ini biasanya vagina juga sudah mulai basah mengeluarkan cairan pelumas alaminya.


2. Gairah mulai memuncak

Fase selanjutnya, klitoris di vagina akan menjadi lebih sensitif bahkan mungkin akan terasa sakit apabila disentuh.


Kemudian warna dinding vagina akan menjadi lebih gelap dan ketegangan otot-otot mulai meningkat. Selain itu, kejang otot pun bisa terjadi, dari kaki, tangan, hingga wajah.


3. Orgasme

Ini merupakan fase klimaks dari siklus terjadinya orgasme. Otot-otot vagina akan berkontraksi hebat dan tubuh akan menggelinjang.


Berbagai respons dari tubuh, seperti detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah pun akan meningkat dalam fase ini.


4. Kembali normal

Selama fase ini, kondisi tubuh perlahan-lahan mulai kembali normal. Kondisi otot mulai rileks dan tekanan darah kembali menurun.


Perlu diketahui, beberapa wanita dapat kembali ke fase orgasme dengan cepat apabila mendapat rangsangan seksual lebih lanjut dan mungkin saja untuk mengalami orgasme secara berulang-ulang.

https://cinemamovie28.com/movies/the-light-and-dark-of-crimson-peak/


GeNose Belum Dijual untuk Rumah Tangga dan Perorangan, Ini Alasannya


Alat deteksi Corona GeNose C-19 ditargetkan sudah terdistribusi ke pelayanan medis, fasilitas publik dan pemerintahan hingga akhir Februari 2021. Lantaran membutuhkan protokol khusus, GeNose tidak dijual ke rumah tangga, termasuk lewat e-commerce.

GeNose C-19 adalah buatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dikenal akan kepraktisannya, alat ini hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk menunjukkan ada atau tidaknya infeksi Corona melalui hembusan napas.


Harganya pun relatif murah, dibanderol sekitar Rp 20 ribu per orang untuk sekali cek.


Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Dr Hargo Utomo menjelaskan, prioritas target penjualan GeNose adalah layanan kesehatan seperti rumah sakit. Selanjutnya, fasilitas umum dan layanan pemerintahan yang rawan keramaian.


Alat ini sebenarnya bertujuan untuk mitigasi. Dengan begitu, sasaran penjualannya adalah tempat dan industri yang ramai agar tidak menjadi tempat penyebaran virus.


"Ini adalah alat mitigasi sehingga target utamanya adalah layanan kesehatan. Kedua, layanan publik dan govermental yang di dalamnya ada kementerian, perhubungan, atau kampus dan sekolah yang memerlukan mitigasi. Ketiga, kepentingan korporasi yang punya crowd seperti industri-industri yang memerlukan mitigasi," jelas Hargo saat dihubungi detikcom, Rabu (3/2/2021).

https://cinemamovie28.com/movies/crimson-peak/

Kombinasi Sambiloto & Herbal, Imunomodulator untuk Daya Tahan Tubuh

 Pandemi COVID-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda akan segera mereda. Untuk itu, masyarakat butuh senantiasa disiplin melakukan protokol pencegahan, mengupayakan kebiasaan hidup sehat, serta menjaga daya tahan tubuh salah satunya dengan menggunakan obat herbal.

dr Rianti Maharani dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) menjelaskan COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SAR-CoV-2).


Virus COVID-19 sangat menular sehingga dibutuhkan kedisiplinan semua pihak untuk menjalani protokol pencegahan. Virus ini dapat ditularkan melalui SAR-CoV-2 kontak langsung dengan penderita, droplet yang dikeluarkan oleh penderita pada saat batuk ataupun bersin, serta tangan yang menyentuh mulut, hidung dan mata setelah menyentuh benda-benda yang terkontaminasi virus-virus tersebut.


Oleh karena itu COVID-19 disebut juga sebagai penyakit seribu wajah. Sebab virus ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala. Seperti demam, nyeri kepala, nyeri otot, gangguan penciuman, penurunan pengecapan, nyeri tenggorokan, batuk, gangguan pernapasan, mual, muntah dan nyeri perut. Terdapat pula infeksi COVID-19 yang tidak bergejala dan lebih sulit dideteksi.


Untuk mencegah penularan COVID-19, masyarakat perlu mengupayakan ketahanan kesehatan yang bergantung pada kesehatan tubuh perorangan. Penting juga untuk menjaga daya tahan tubuh dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat dan penggunaan obat tradisional yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.


Sistem daya tahan tubuh manusia terdiri dari sistem kekebalan alami (innate immune) dan sistem kekebalan adaptif (adaptive immune). Untuk dapat mengaktifkan mekanisme pertahanan alami maupun adaptif, kita dapat memanfaatkan imunomodulator yang merupakan zat atau substansi yang dapat memodifikasi respon imun untuk mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun yang terganggu.

https://cinemamovie28.com/movies/corpse-party-kisaragi-festival/


Sambiloto, Si Raja Pahit Penangkal Penyakit


Sambiloto (Andrographis Paniculata) yang lebih dikenal dengan sebutan Raja Pahit, atau jika di daerah jawa dikenal bahan untuk membuat rebusan paitan, memiliki banyak sekali khasiat yang sudah banyak dibuktikan secara empiris maupun ilmiah. Secara empiris, sambiloto secara tradisional digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, anti diare, gangguan hati, dan anti bakteri. Sementara itu berdasarkan bukti ilmiah, sambiloto diteliti berhasil meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kolesterol, memiliki aktivitas antidiabetes, antidiare, anti demam, anti fertilitas, gangguan liver, dan anti bakteri.


Sebagai antivirus, sambiloto dapat meningkatkan aktivitas fagositosis sel limfosit yang dapat mengendalikan virus. Tak hanya itu, sambiloto juga berperan dalam imunostimulan. Kandungan andrografolid dalam sambiloto mampu mencegah penularan virus ke sel lain dan menghentikan perkembangan penyakit dengan memodifikasi sinyal seluler tereduksi. Andrografolid merupakan komponen aktif utama dalam herba sambiloto.


Adapun aktivitas farmakologi lain diantaranya sebagai imunosupresan, antitrombotik, antivirus, antioksidan serta antiinflamasi. Andrografolid sebagai antiinflamasi dan antioksidan bekerja terhadap berbagai sel tubuh dengan mekanisme yang spesifik. Penelitian lain pun menunjukkan pemberian andrografolid pada hewan dapat menstimulasi produksi antibodi.

https://cinemamovie28.com/movies/corpse-party/