Minggu, 10 Januari 2021

Seberapa Mungkin Pasien COVID-19 Tanpa Gejala Tularkan Corona? Ini Kata Studi

 Sebuah studi terbaru mengungkap seberapa besar kemungkinan pasien COVID-19 tanpa gejala menularkan virus Corona. Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal JAMA Open Network.

Dikutip dari Huffpost, studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS).


Para peneliti menemukan bahwa lebih dari setengah total penularan virus Corona berasal dari pasien COVID-19 tanpa gejala atau asimptomatik. Dengan kata lain, mayoritas penularan virus berasal dari 'silent carrier'.


Pasien COVID-19 tanpa gejala dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok pra-gejala atau orang yang menyebarkan virus sebelum menunjukkan gejala. Kedua, kelompok orang yang mungkin tidak pernah mengembangkan gejala apa pun, tetapi tetap menularkan virus.


Studi ini pun menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut tampaknya memainkan peran penting dalam penyebaran virus Corona. Sekitar 35 persen penularan virus berasal dari kelompok pasien pra-gejala. Sementara 24 persen berasal dari mereka yang tidak pernah mengalami gejala.


Oleh karena itu, para peneliti pun mencatat sebaiknya tes COVID-19 dilakukan secara lebih luas, terutama kepada orang-orang yang berisiko lebih tinggi menularkan virus Corona pada orang lain.


Studi ini juga mempertegas betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan untuk meminimalisir penularan virus Corona.

https://maymovie98.com/movies/resident-evil-the-final-chapter/


Posko Antemortem Sriwijaya Air Disiapkan di RS Polri, Begini Cara Kerjanya


Pesawat Sriwijaya Air jatuh. Kementerian Perhubungan menyatakan pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara setelah dikabarkan hilang kontak.

Pihak kepolisian malam ini membuat posko Antemortem-DVI di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.


"Kami sudah siapkan Posko Antemortem-DVI di RS Kramat Jati. Nanti kami akan bantu keluarga korban di bandara untuk kita layani terkait pengumpulan informasi terkait Sriwijaya Air SJ182," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dihubungi detikcom, Sabtu (9/1/2021).


Jenazah korban yang sudah dievakuasi dari lokasi jatuhnya pesawat harus segera diidentifikasi. Dalam proses identifikasi, ada istilah yang disebut proses antemortem dan post-mortem.


Dikutip dari lama idionline.org, antemortem adalah data-data korban sebelum meninggal. Data ini bisa didapatkan dari keluarga terdekatnya.


Ada dua metode yang biasa dilakukan untuk pengumpulan data antemortem. Metode sederhana menyangkut visual, perhiasan, pakaian dan dokumentasi dan metode ilmiah meliputi pemerikasaan sidik jari, rekam medis, serologi (pemeriksaan cairan tubuh seperti darah, air mani, air liur, keringat, dan kotoran di tempat kejadian perkara), odontologi (gigi), antropologi, biologi (termasuk tanda lahir atau cacat).


Untuk mendapatkan sidik jari antemortem, tim forensik bisa mencari dari surat pribadi semacam SIM, Ijasah, atau KTP. Sementara untuk DNA bisa dicocokkan dari keluarga sekandung korban semisal orang tua dan anak-anak dan tanda-tanda lainnya, seperti tanda lahir, biasanya dikenali secara detail oleh keluarga terdekat.


Apabila data itu tidak bisa didapatkan maka bisa di lakukan pemeriksaan sekunder yaitu visual, dokumen (SIM, KTP, Paspor), atau pakaian penumpang sebelum terbang.


Setelah pengumpulan data antemortem lengkap, maka data ini kemudian akan dicocokkan dengan data tubuh asli korban yang ditemukan.


Proses ini dikenal dengan nama post-mortem atau data yang ditemukan setelah korban meninggal. Proses pencocokan data antemortem dan post mortem yang sudah cocok berguna untuk mengenali data diri korban.

https://maymovie98.com/movies/resident-evil-extinction/

Jelajahi 5 Titik Sensitif Wanita agar Cepat Orgasme

 Orgasme merupakan puncak kenikmatan saat berhubungan seksual. Namun tidak seperti pria, kebanyakan wanita membutuhkan sedikit pemanasan untuk mencapai puncaknya. Untungnya, ada titik-titik tertentu yang akan membantu membuat perjalanan menuju 'big O' menjadi jauh lebih lancar.

Menurut survey yang dilakukan oleh Journal of Sex & Marital Therapy, 80 persen wanita tidak orgasme dari seks penetrasi. Ini berarti mereka tidak bisa datang tanpa rangsangan klitoris.


Dikutip dari Times of India, berikut titik-titik rangsangan pada wanita agar cepat orgasme.


1. Payudara

Payudara sangat sensitif terhadap rangsangan seksual dan wanita dapat benar-benar terangsang dengan cumbuan yang tepat. Beberapa wanita bisa mencapai big O hanya melalui stimulasi puting.


2. Tengkuk

Tengkuk dan punggung memiliki banyak ujung saraf. Bahkan sentuhan lembut dan sensual di sekitar leher mungkin cukup untuk memanaskan suasana. Memberi ciuman lembut di tengkuk benar-benar bisa memicu hubungan seks yang lebih panas.


3. Paha bagian dalam

Menyentuh paha bagian dalam bisa menjadi taktik yang sempurna untuk menggoda wanita. Gunakan ujung jari untuk mengusap paha bagian dalam dengan lembut dan tunggu sampai wanita mulai terangsang.


4. Bibir

Alih-alih melakukan ciuman yang biasa untuk memulai pemanasan, ubahlah cara Anda berciuman. Anda bisa mulai dengan membelai bibirnya dan menyentuhnya dengan lembut.


Bibir wanita menjadi salah satu zona paling sensitif. Cobalah untuk mencoba gaya ciuman yang lebih sensual agar bisa membuat dirinya mudah mencapai orgasme.


5. Klitoris

Klitoris memiliki sekitar 8.000 ujung saraf sensitif. Hal ini membuat klitoris menjadi titik sensitif yang bisa mempercepat orgasme pada wanita.


Gunakan jari-jari dengan baik dan menjelajahi klitorisnya. Membelai dan memainkannya dengan lembut dapat membantunya mencapai orgasme.

https://maymovie98.com/movies/following/


Seberapa Mungkin Pasien COVID-19 Tanpa Gejala Tularkan Corona? Ini Kata Studi


Sebuah studi terbaru mengungkap seberapa besar kemungkinan pasien COVID-19 tanpa gejala menularkan virus Corona. Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal JAMA Open Network.

Dikutip dari Huffpost, studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS).


Para peneliti menemukan bahwa lebih dari setengah total penularan virus Corona berasal dari pasien COVID-19 tanpa gejala atau asimptomatik. Dengan kata lain, mayoritas penularan virus berasal dari 'silent carrier'.


Pasien COVID-19 tanpa gejala dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok pra-gejala atau orang yang menyebarkan virus sebelum menunjukkan gejala. Kedua, kelompok orang yang mungkin tidak pernah mengembangkan gejala apa pun, tetapi tetap menularkan virus.


Studi ini pun menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut tampaknya memainkan peran penting dalam penyebaran virus Corona. Sekitar 35 persen penularan virus berasal dari kelompok pasien pra-gejala. Sementara 24 persen berasal dari mereka yang tidak pernah mengalami gejala.


Oleh karena itu, para peneliti pun mencatat sebaiknya tes COVID-19 dilakukan secara lebih luas, terutama kepada orang-orang yang berisiko lebih tinggi menularkan virus Corona pada orang lain.


Studi ini juga mempertegas betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan untuk meminimalisir penularan virus Corona.

https://maymovie98.com/movies/resident-evil-retribution/