Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito membeberkan soal harga tes swab yang masih belum ketok palu hingga sekarang. Di pasaran harga tes swab sangat bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga di atas satu juta rupiah.
Pemerintah mempekirakan standar harga swab berkisar antara 439 ribu sampai 797 ribu rupiah. Namun saat ini pemerintah sedang mengkaji mengenai perihal tersebut.
"Harga swab berkisar antara 439 ribu sampai 797 tersebut masih dikaji terus oleh pemerintah, karena kita ingin memastikan bahwa harga swab tersebut betul-betul dapat terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan," jelas Prof Wiku saat memberikan konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (1/10/2020).
"Dan saat yang bersamaan kita harus memastikan bahwa penyelenggara tes tersebut juga bervariasi, dan memang sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan," papar Prof Wiku.
Meski begitu, Wiku juga mengatakan, pengambilan untung untuk dalam tes swab boleh saja dilakukan, namun harus dalam jumlah yang terbatas karena ini menyangkut dengan masalah pandemi.
Harga tes swab akan diumumkan setelah semua kajian yang disusun oleh pemerintah selesai. Selain itu, kunci utama untuk memutuskan rantai COVID-19 dijelaskan oleh #satgascovid19 adalah dengan melakukan 3 M: Mencuci tangan #cucitangan, menjaga jarak #jagajarak, dan memakai masker #pakaimasker.
https://indomovie28.net/g-i-joe-retaliation/
Corona Melonjak Usai Pemilu, Malaysia 'Dihantui' Gelombang Baru COVID-19
Otoritas Malaysia memperingatkan akan adanya potensi gelombang baru virus Corona di negaranya. Hal ini diumumkan setelah adanya 260 kasus infeksi yang dilaporkan pada Kamis (1/10/2020), yang merupakan lonjakan kasus terbesar sejak awal Juni lalu.
Penambahan kasus harian terbesar ini terjadi setelah pemilu di negara bagian terbesar Malaysia, Sabah. Sampai hari ini, jumlah kasus COVID-19 di malaysia sudah mencapai 11.848, kasus kematian 136, dan 10.014 kesembuhan.
Sebelumnya kasus Corona di negara tersebut pun sempat menurun setelah lockdown ketat diberlakukan. Tetapi setelah pemilu penambahan kasus harian pun melonjak tinggi.
Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah, peningkatan kasus ini bisa dilihat sebagai awal dari gelombang baru. Ia pun mendesak masyarakat untuk terus mempraktikkan jaga jarak sosial dan keluar rumah kecuali ada keperluan yang mendesak.
"Ini tergantung kita sekarang untuk meratakan kurva. Kita telah melakukannya sebelumnya dan kita dapat melakukannya lagi," kata Noor Hisham dalam konferensi pers yang dikutip dari Reuters, Jumat (2/10/2020).
Adanya peningkatan kasus baru-baru ini memicu kritik terhadap pemerintah setelah diketahui ada dua orang politisi dinyatakan positif terinfeksi Corona saat berkampanye di Sabah.
Selain itu, sejumlah kasus yang terkait dengan klaster pemilu di Sabah juga dilaporkan terjadi di 13 negara bagian di Malaysia di pekan ini.
Pada Kamis (1/10/2020) kemarin, sebanyak 600 siswa di Penang, Malaysia Barat menjalani tes Corona setelah satu gurunya dipastikan positif COVID-19. Guru tersebut diketahui sempat melakukan perjalanan ke Sabah untuk menemani suaminya yang ikut serta dalam kampanye di sana.