Kegagalan Kedua: Tak Lolos SBMPTN
Sangat kehilangan sosok ayahnya dan merasa tertekan, Rayhan jadi tidak terlalu fokus belajar. Apalagi dia juga harus mengurus berbagai hal setelah ayahnya meninggal.
"Mungkin kehilangan PTN tidak jadi masalah, karena PTN bisa dicari dengan banyak jalur. Tapi kehilangan Papa? Apakah bisa diganti? Nggak. Papa meninggal tepat satu bulan sebelum saya ujian UTBK. Di saat saya harus mengurusi dokumen-dokumen kematian, menelusuri hutang-hutangnya, dan lainnya. Saya masih harus tetap belajar di bawah tekanan mental. Seakan-akan, ini hanyalah mimpi bagi saya. But life must go on. Waktu tidur akhirnya saya kurangi menjadi 2-3 jam per hari," ucapnya.
Rayhan harus menelan pil pahit segala upayanya belajar kembali menghasilkan kegagalan. Pengumuman SBMPTN menyatakan dia tidak lolos masuk PTN.
"Setelah Papa meninggal, saya punya mimpi untuk menjadi dokter. Tapi ternyata, saya gagal SBMPTN. Three times strikes out. 1. Gagal SNMPTN. 2. Papa meninggal. 3. Gagal SBMPTN. Seolah olah, kebahagiaan yang saya peroleh pada tahun 2019 digantikan menjadi sebuah ujian di tahun 2020," ujarnya.
Kegagalan yang Berbuah Manis
Pada saat terpuruk karena terus mendapat cobaan hidup itu, Rayhan tak mau menyalahkan Allah SWT. Dia malah beranggapan Yang Maha Kuasa bisa dengan sangat mudahnya membalikkan keadaan manusia, dari titik tertinggi (kebahagiaan) menjadi titik terendah (ujian dari Allah SWT).
"Saya juga berpikir, 'Berarti Allah SWT, akan mudah membalikkan kondisi seseorang dari titik terendah, menjadi titik tertinggi. Setelah semua ujian yang saya alami, saya hanya berpikir 'Alhamdulillah, saya diberi ujian. Berarti Allah masih memperhatikan saya. Saya percaya pasti akan ada kebahagiaan yang datang ke saya," ucapnya.
Benar saja pada 18 Agustus 2020, Rayhan mendapat kabar bahwa dia diterima masuk jurusan Teknik Mesin di Universitas Indonesia lewat Jalur Seleksi Masuk (Simak) dan Teknik Mesin Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo memalui jalur prestasi. Dan pada 23 Agustus 2020, ia juga berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung melalui jalur prestasi.
Dan ditambah lagi, Rayhan diterima di Universitas Bina Nusantara (BINUS) dengan beasiswa full. Dia juga diterima melalui jalur prestasi untuk kuliah di Ilmu Biomedis Universitas Andalas, Padang.
Pada akhirnya dari semua universitas yang menerimanya sebagai mahasiswa itu, Rayhan memilih kuliah di jurusan Teknik Mesin, Universitas Indonesia. Ia pun menyebutkan alasan memilih jurusan dan kampus tersebut.
"FYI, Papa sama Aku mengidolakan Alm. B.J. Habibie. Papa juga dari dulu kepenginnya saya di Teknik Mesin. Karena Papa pengin banget saya sekolah di Jerman. Jadi Papa pengin banget, saya kayak beliau. Dan karena saya laki-laki, artinya saya sekarang harus mulai menjadi kepala keluarga, menggantikan Papa. Walaupun saya anak bungsu, saya merasa bersalah kalau saya harus ninggalin keluarga saya. Apalagi papa baru meninggal tiga bulan yang lalu. Nah, itu juga karena saya selama ini berkecimpung di dunia Fisika. Jadi, saya juga merasa teknik mesin bisa jadi passion saya. Bisa dibilang, saya memilih teknik mesin karena memang itu passion saya," tuturnya panjang lebar.
Melalui kisah yang sudah dibagikannya ke Twitter dan menjadi viral ini, Rayhan berharap bisa menginspirasi para pejuang PTN. "Tweet ini supaya orang orang yang lain bisa termotivasi dan tidak merasakan hal yang sama dengan nasib saya. Karena berjuang di saat kondisi berduka itu benar-benar berat banget," katanya.
"Saya ingin menyampaikan quotes yang saya cantumkan di Twitter saya. Seberat apapun ujian kalian dan seberat apapun rintangan kalian, itu hanyalah seperintilan kecil dari kisah kehidupan kalian. Mimpi kalian harus terap dikejar. Whatever it takes. Totalitas, Kerja Keras, dan Jangan Manja. Jangan pernah sedetik pun kalian berhenti belajar. Karena hidup tidak akan pernah berhenti mengajar."
Ia pun memberikan pesan bagi kamu yang gagal masuk ke perguruan tinggi negeri seperti yang pernah dialaminya.
"Tuhan dengan mudah membalikkan kondisi manusia dari titik rendah ke titik tinggi itu beneran terjadi. Kalau kita tetep berusaha, belajar dan berdoa (PDKT sama Tuhan) Itu nggak sia-sia deh, dengan catatan kita nggak pernah berhenti di tengah jalan untuk sampai ke Roma. Kalau kalian punya mimpi, kejarlah. Kesuksesan bisa dicari dengan berbagai jalan. Jangan cepat menyerah karena banyak jalan menuju Roma. Tapi kalian tidak akan pernah sampai ke Roma kalau kalian berhenti di tengah jalan, apalagi berhenti dari awal," pungkasnya.
https://nonton08.com/harry-potter-and-the-chamber-of-secrets/