Rabu, 02 September 2020

Berselisih, Melania Trump Sebut Ivanka 'Putri Raja' dan 'Ular'

 Kabar miring kerap menerpa keluarga Donald Trump, apalagi sejak konglomerat properti itu menjabat sebagai presiden ke-45 AS. Belakangan, santer terdengar lagi rumor tentang perselisihan antara Ibu Negara Melania Trump dan putri Donald, Ivanka Trump.
Hubungan mereka kembali menjadi sorotan menjelang peluncuran buku Melania and Me: The Rise and Fall of My Friendship With the First Lady. Buku yang dirilis pada 1 September tersebut ditulis oleh Stephanie Winston Wolkoff, mantan orang dekat dan tangan kanan Melania.

Dilansir dari New York Times, Stephanie pernah menjabat sebagai penasihat senior ibu negara pada tahun awal kepresidenan Trump. Selama 15 tahun hubungan mereka terjalin sebelum akhirnya renggang karena masalah kontrak pekerjaan.

"Saya berada bersama Melania sejak awal. Saya menyaksikannya bertransformasi, dari seperti emas kusam sampai bisa menjadi emas 24 karat. Saya yakin dia berhati baik, sangat peduli terhadap sesama dan patut mendapat perhatian kita," tulis Stephanie menggambarkan keakrabannya dengan Melania di buku itu.

Dalam bukunya, Stephanie banyak menyinggung soal ketidakakuran Melania dengan Ivanka.

Perempuan 50 tahun itu disebut memandang Ivanka Trump sebagai ancaman yang selalu berupaya menyingkirkannya dari sorotan. Ivanka yang saat ini menjabat sebagi penasihat presiden juga disebut haus kekuasaan di Gedung Putih.

Diceritakan Stephanie, suatu ketika menjelang hari inaugurasi Donald pada awal 2017 lalu, Melania Trump membuat misi khusus bernama "Operation Block Ivanka". Stephanie yang memiliki pengalaman sebagai event organizer saat bekerja di Vogue, diminta Melania untuk sedemikian rupa mengatur tempat duduk agar sorotan tak tertuju pada Ivanka.

"Kami semua lelah dan stres. Ya, Operation Block Ivanka sangat picik. Melania berada di balik misi ini. Namun, Ivanka memang tidak seharusnya menjadi pusat perhatian di acara inaugurasi ayahnya," ungkap wanita yang pernah mengurusi meja para selebritis di acara MET Gala ini.

Buku tersebut turut mengungkap bahwa Melania yang merupakan istri ketiga Donald memiliki panggilan khusus untuk putri tirinya.

Stephanie membahasnya saat bercerita soal momen dia menanyai Melania tentang jumlah ajudan yang mendampingi Ivanka. Ia menulis, "'Siapa?' tanya Melania. 'Maksudmu si putri raja?!' kami berdua lalu tertawa."

Disebutkan pula bahwa Melania menjuluki Ivanka dan suaminya, Jared Kushner, sebagai 'ular'.

Buku tersebut turut mengungkap bahwa Melania tidak pernah mau mengadakan acara bersama Ivanka di Gedung Putih.

Tak hanya itu, Melania disebut sangat anti memakai baju rancangan desainer yang sebelumnya sudah dikenakan Ivanka.

Menurut pengakuan Stephanie di buku tersebut, pernah suatu kali Melania melihat Ivanka muncul dalam balutan busana keluaran KaufmanFranco. Tanpa basa-basi, ia langsung mencoret nama label tersebut dari daftarnya.

Seperti Ini Kursi Bioskop Anti-Corona di Masa Datang

 Sejumlah negara berencana membuka kembali bioskop setelah enam bulan ditutup sejak Maret 2020 akibat pandemi COVID-19. Meskipun baru wacana, perusahaan desain ini, sudah merilis kursi bioskop anticorona.
Adalah LAYER, agensi desain asal Amerika Serikat, yang memperkenalkan rancangan kursi bioskop di era COVID-19. Produk bernama Sequel ini disebut sebagai kursi bioskop premium dan menyasar para moviegoers yang ingin menikmati tontonan di layar lebar tapi tetap terjaga keamanannya dari penularan virus.

Seperti dikutip dari situs resminya, layer.com, kursi Sequel memiliki fitur-fitur baru yang tidak ada pada rancangan kursi bioskop sebelumnya. Kursi ini dilengkapi lapisan pelindung yang bisa dicopot-pasang dan sinar UV untuk mensterilkan kompartemen dan kursi setelah digunakan.

Bahan kursi terbuat dari kain rajutan tiga dimensi hidrofobik alias anti-air dan antibakteri. Material kainnya juga tidak ditenun untuk menghilangkan celah- celah yang berpotensi jadi tempat kotoran bersarang.

Kursi bioskop ini juga dilengkapi dengan lampu LED di samping kursi yang memberitahu nomor dan baris. Gunanya agar penonton lebih cepat menemukan tempat di mana dia duduk sehingga tidak terlalu lama bersinggungan dengan penonton lain.
https://kamumovie28.com/si-doel-the-movie-3/

Selasa, 01 September 2020

Dokter Imut Berbadan Kekar Ini Turun Tangan Bantu Perangi Virus Corona

Yuan Herong adalah seorang influencer kebugaran sekaligus dokter di China. Dengan wabah virus corona yang kini melanda, ia ikut berjuang di barisan depan untuk membantu penanganan pasien.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), wanita berusia 30 tahun tersebut dikenal oleh netizen karena wajahnya yang imut namun berbadan kekar. Yuan sendiri mengaku siap untuk melawan virus corona di Wuhan yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari tempat tinggalnya.

"Aku adalah seorang dokter. Karena itu aku harus ada di barisan depan. Aku akan memberikan yang terbaik," kata Yuan di akun instagram pribadinya yang memiliki sekitar 360 ribu follower.

Beberapa kali Yuan mengunggah informasi terbaru terkait virus corona. Namun selain itu ia juga menyelipkan video dan foto-foto latihan binaraganya.

SCMP menyebut popularitas Yuan di media sosial meningkat sejak wabah virus corona. Alasannya karena wabah ini telah membuat profesi dokter di China semakin menjadi sorotan masyarakat.

Yuan sendiri mengaku sudah membantu dalam proses penyembuhan sekitar 170 pasien.

"171 kasus pneumonia baru sudah sembuh tapi masih ada sekitar 15.238 kasus suspek yang ditemukan. Semua yang sembuh diberikan pengobatan tradisional China dan terapi lainnya sesuai gejala. Kami akan berikan yang terbaik untuk langkah pencegahan dan pengobatan," kata Yuan minggu lalu.

Jackie Chan Hadiahkan Rp 2,5 Miliar Bagi yang Mampu Basmi Virus Corona

Bintang film laga Jackie Chan menawarkan hadiah 1 juta yuan atau hampir setara dengan Rp 2,5 miliar untuk pengembangan penangkal virus corona tipe baru atau 2019-nCoV.
Film terbarunya yang berjudul Vanguard di turunkan di China karena banyak pihak khawatir penyebaran virus corona di dalam bioskop. Ia pun menuliskan kekhawatirannya ini pada postingan di Weibo, sosial media China, yang menunjukkan ia akan melakukan sesuatu untuk membantu mereka yang terkena wabah selain menghibur mereka.

"Sains dan teknologi adalah kunci untuk mengatasi virus dan saya percaya banyak yang sepemikiran dan saya berharap penangkal racun dapat dikembangkan segera," tulis aktor yang berusia 65 tahun itu dikutip dari Strait News.

Dia punya ide agak 'gila' dengam menawarkan kompensasi sejumlah 1 juta yuan atau sekitar Rp 2,5 miliar sebagai ucapan terima kasih pada mereka yang berhasil menemukan penangkal virus yang tercatat sudah menginfeksi lebih dari 25ribu orang saat ini.

"Bukan tentang nominalnya, hanya saja saya tidak ingin melihat jalanan yang dulu ramai menjadi kosong. Saya tidak ingin melihat rekan saya memerangi virus sampai mati ketika mereka seharusnya menikmati hidup," tutupnya.

WHO Sebut Wabah Virus Corona Belum Masuk Kategori Pandemi, Kok Bisa?

Meski sudah menjadi ancaman dunia, World Health Organization (WHO) sebut wabah virus corona (2019-nCoV) bukanlah suatu pandemi. Saat ini, Kamis (6/2/2020), virus corona telah menginfeksi sekitar 28.018 orang di 28 negara dan 563 diantaranya meninggal dunia.
"Kita sedang tidak berada dalam situasi pandemi," kata Dr Sylvie Briand, Direktur Departemen Manajemen Penyakit Menular WHO, seperti yang dikutip dari CNN.

Pandemi merupakan penyebaran penyakit jenis baru yang terjadi di seluruh dunia. Namun, tidak sembarangan wabah penyakit bisa dikategorikan ke dalam pandemi, sebab perlu memperhatikan beberapa faktor seperti jumlah populasi yang tertular dan tingkat keparahan dari penyakit.

Menurut WHO, pandemi terakhir yang dilaporkan adalah wabah H1N1 pada 2009, yang telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia. Para ahli pun percaya bahwa wabah virus corona 2019-nCoV belum mencapai tingkat pandemi.

"Virus ini telah menyebar ke berbagai benua, tetapi infeksi yang dilakukan tampaknya masih hanya dalam tahap darurat," kata Paul Digard, ketua virologi The Roslin Institute, di University of Edinburgh, Inggris.

"Kecuali kalau sampai terbukti virus ini berdampak pada rantai transmisi yang luas ke banyak negara lain, dan saya pikir masuk akal untuk tetap menyebutnya sebagai wabah," lanjutnya.

Peneliti senior dalam bidang kesehatan global, dari University of Southampton, Inggris, Dr Michael Head mengatakan walaupun virus corona ini telah menginfeksi di berbagai negara, jumlah kasus penularan yang terjadi di luar China masih terbilang sedikit.

"Jadi belum cukup bagi Organisasi Kesehatan Dunia untuk menyatakan pandemi," pungkas Michael.
https://nonton08.com/northern-limit-line/