Seorang pria Kanada yang sedang berada dalam penerbangan WestJet Airlines dari Toronto ke Jamaika ditangkap karena iseng mengumumkan dirinya memiliki virus corona. Akibat ulahnya pesawat terpaksa kembali ke bandara Toronto, Kanada.
Dilansir dari Channel News Asia, peristiwa ini terjadi pada hari Senin (3/2/2020). Setelah pesawat mendarat pria berusia 29 tahun itu diperiksa oleh staf medis dan hasilnya disimpulkan ia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda terinfeksi virus.
Atas perbuatannya sang pria didakwa karena telah menyebabkan keributan dan akan melaksanakan sidang pengadilan pada 9 Maret 2020.
"Seorang pria menyebabkan keributan dalam penerbangan, dia mengatakan telah pergi ke China dan memiliki virus korona," kata Sarah Patten, juru bicara polisi di kota Peel.
Julie Anne Broderick, salah satu penumpang di pesawat tersebut, mengatakan dia melihat sang pria mengambil selfie dan mengumumkan kalau dia terkena virus corona.
"Para pramugari datang, memberinya masker dan sarung tangan dan hanya mengatakan kepadanya bahwa dia harus pindah ke bagian belakang pesawat," kata Julie kepada Canadian Broadcasting Corp.
Di Tengah 'Kelangkaan' Stok, Kemenkes Kirimkan 100 Ribu Masker ke Natuna
Semenjak kabar virus corona dikabarkan menular antarmanusia, tak hanya di Jakarta, beberapa daerah pun melaporkan kehabisan stok masker. Salah satunya di daerah tempat karantina observasi kesehatan WNI dari Wuhan, China, yakni di Natuna.
Di sosial media beredar kabar bahwa masyarakat Natuna kesulitan mendapatkan masker dan meskipun tersedia, harganya dipatok cukup tinggi. Berdasarkan informasi dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Anung Sugihantono, saat ini pemerintah telah menyiapkan stok masker untuk dibagikan ke masyarakat Natuna.
"Saat ini oleh tim farmasi, masih tersedia masker dan 100 ribu masker dipastikan disiapkan untuk dikirimkan ke Natuna. 30 ribu sudah dikirimkan dan hari ini akan didistribusikan sisanya," katanya melalui sambungan telepon kepada wartawan di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Diterangkan bahwa masker yang berjumlah 70 ribu akan didistribusikan segera dan akan dibagikan 5000 lembar per hari. Tak hanya masker, pasokan obat-obatan juga dibantu dari kementerian lain.
"Menteri Pertahanan juga memberikan dukungan dengan obat-obatan," sebut Anung.
Selain memberikan masker, Kementerian Kesehatan juga membangun Posko Kesehatan di luar tempat karantina apabila masyarakat membutuhkan sosialisasi atau informasi mengenai hal-hal terkait virus corona 2019-nCoV.
Akan Dipatenkan China Sebagai Obat Virus Corona, Apa Itu Remdesivir?
China mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus corona. Berdasarkan pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi Wuhan, Tiongkok, pengajuan hak paten obat itu sudah dilakukan sejak 21 Januari kemarin.
Nama obatnya adalah remdesivir. Remdesivir ini dibuat oleh Gilead Sciences Inc yang sebelumnya dipakai untuk menguji beragam penyakit seperti Ebola dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Kabarnya temuan para ilmuwan menunjukkan kombinasi remdesivir dan chloroquine ketika diuji coba ke virus corona baru (2019-nCov) di laboratorium sangat efektif untuk memerangi virus corona baru.
Mengutip WHO, remdesivir menunjukkan potensi kemanjuran klinis terhadap virus Ebola dan infeksi filovirus. Obat remdesivir ini juga diterapkan pada wabah virus Ebola di Afrika Barat yang terjadi pada tahun 2013-2016. Pada saat itu, remdesivir baru dalam tahap awal pengembangan. Namun, ternyata obat tersebut efektif mengobati virus Ebola dan kembali digunakan pada wabah virus Ebola di yang terjadi pada tahun 2018-2019.
Selain dinilai efektif untuk sembuhkan virus corona, remdesivir juga ternyata dapat menyembuhkan virus lainnya, seperti virus nipah, dan virus hendra.
Saat ini, Gilead bekerja dengan otoritas kesehatan di China untuk membuat uji coba terkontrol secara acak untuk menentukan apakah remdesivir dapat digunakan secara aman dan efektif untuk mengobati 2019-nCoV. Gilead juga mempercepat pengujian laboratorium yang sesuai terhadap remdesivir terhadap sampel 2019-nCoV, demikian tulis situs resmi Gilead.
https://nonton08.com/bodom/