Rabu, 03 Juni 2020

Yakin Bisa Kendalikan Corona, Singapura Tak Terapkan Lockdown

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, menjelaskan tak akan lockdown area yang terjangkit virus corona COVID-19 di Singapura. Ia meyakini kondisi Singapura sampai saat ini masih terbilang aman.
"Kami tidak mengunci kota kami seperti yang dilakukan China, Korea Selatan, atau Italia. Apa yang kami lakukan sekarang adalah merencanakan ke depan untuk beberapa langkah penjagaan atau pencegahan yang lebih ketat ini," ujarnya dikutip dari Rappler pada Jumat (13/3/2020).

Lee juga berterima kasih pada warga Singapura yang kooperatif dalam melakukan pencegahan virus corona COVID-19 tanpa merasa panik. Beberapa warga mengikuti arahan terkait penggunaan masker yang ditujukan hanya kepada orang sakit dan tidak menimbun kebutuhan sehari-hari baik makanan maupun barang lainnya.

"Apa yang membuat Singapura berbeda dari negara lain adalah bahwa kami memiliki kepercayaan satu sama lain, kami merasa bahwa kami semua dalam hal ini begitu kooperatif," kata Lee.

Lee kembali menegaskan bahwa penanganan terkait pencegahan tetap perlu diperkuat. "Kita tetap harus memperketat penjagaan atau pencegahan sementara waktu ini, meskipun kita tidak bisa sepenuhnya menutup diri dari dunia," pungkasnya.

Risiko Kematian Virus Corona Pada Pasien Gagal Ginjal Tinggi

Kebanyakan kasus kematian akibat virus corona baru atau COVID-19 disebabkan oleh komorbiditas. Artinya, pasien sudah memiliki penyakit penyerta yang bisa memperparah kondisinya.
Penyakit penyerta kerap dihubungkan dengan tingkat mortalitas pasien virus corona karena dengan mengidap kondisi lain, daya tahan tubuh seseorang akan menurun dengan cepat. Tak hanya hipertensi, penyakit tidak menular lain yang meningkatkan risiko kematian akibat virus corona salah satunya gagal ginjal.

"Kematian akibat corona kan komorbiditas. Jadi kalau misalnya corona ini terjadi di pasien gagal ginjal, ya risiko kematiannya akan jadi lebih tinggi dibandingkan orang normal," kata dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGEH, dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia saat dijumpai di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jl HR Rasuna Said, Kamis (12/3/2020).

Pada pasien gagal ginjal, imun menjadi turun karena sudah banyak racun di dalam tubuhnya. Pasien gagal ginjal yang tertular virus corona selain harus mengurangi gejala COVID-19 dengan rutin mengonsumsi obat tertentu, mereka juga tetap harus cuci darah untuk menghilangkan racun di tubuhnya.

"Menghindari corona bagi pasien gagal ginjal, kalau sudah gagal ginjal ya jelas harus batasi kontak. pakai masker, cuci tangan, sama seperti populasi umum tapi harus lebih ketat lagi," sebutnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Arianie, juga mengingatkan bahwa adanya penyakit komorbid atau penyerta bisa mengakibatkan progresivitas virus semakin kuat. Sehingga masyarakat diharapkan selalu menerapkan perilaku hidup sehat agar dirinya terhindar dari berbagai macam penyakit.

"Tidak hanya berdampak pada pencegahan penyakit tidak menular tapi juga penyakit menular yang saat ini bikin panik semua" pungkas Cut.
https://nonton08.com/cast/oshea-jackson-jr/

Pneumonia Vs Virus Corona, Apa Bedanya?

Satu pasien yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso meninggal dunia. Saat masuk ke RSPI pada Rabu (11/03) pasien tersebut sudah dalam kondisi pneumonia berat.
Pneumonia
Sebenarnya apa sih penyakit pneumonia? Pneumonia adalah suatu infeksi yang terjadi pada jaringan dan kantung udara (alveoli) di paru-paru. Saat kantung udara tersebut dipenuhi cairan atau nanah, bisa menyebabkan batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan dalam bernapas.

Gejala apa saja yang timbul karena penyakit pneumonia?
Gejala pneumonia ringan hingga yang sifatnya mengancam jiwa. Ini gejalanya:

- Batuk yang menghasilkan dahak (lendir)

- Demam

- Berkeringat atau kedinginan

- Sesak napas yang terjadi saat melakukan aktivitas normal atau bahkan saat istirahat

- Sakit dada yang parah saat bernapas atau batuk

- Sering merasa lelah

- Kehilangan selera makan

- Mual atau muntah

- Sakit kepala

Pneumonia VS Virus Corona.Pneumonia Vs Virus Corona. Foto: iStock
Gejala lain bisa bervariasi sesuai dengan usia dan kesehatan secara umum:

Anak-anak di bawah 5 tahun mungkin bernapas dengan cepat atau mengi. Bayi mungkin tidak memiliki gejala, tetapi kadang-kadang mereka dapat muntah, kekurangan energi, kesulitan minum atau makan.

Apakah pneumonia menular? Kuman penyebab pneumonia dapat menular. Hal ini berarti penderita bisa saja menyebarkan penyakitnya ke orang lain. Pneumonia dapat menular ke orang lain melalui inhalasi tetesan udara dari bersin atau batuk. Kamu juga bisa terkena pneumonia dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi bakteri atau virus penyebab pneumonia.

Pengobatan Pneumonia
Antibiotik oral dapat mengobati sebagian besar kasus pneumonia bakteri. Akan tetapi antibiotik tidak dapat bekerja pada kasus pneumonia yang disebabkan karena virus sehingga pasien diberikan anti virus. Dan anti jamur diberikan untuk melawan pneumonia yang disebabkan karena jamur.

Virus Corona
Sedangkan Coronavirus (CoV) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit flu hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Coronavirus novel (nCoV) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

Gejala virus corona
Tanda-tanda umum infeksi virus corona:

- Demam

- Batuk

- Sesak napas dan kesulitan bernapas

Dikutip dalam who.int, pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan penumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Pencegahan virus corona
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah selalu mencuci tangan secara teratur, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, memasak daging dan telur hingga matang serta hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

Apakah virus corona bisa disembuhkan?
Dikutip dari Reuters, Komisi Kesehatan Kotamadya Wuhan mengatakan sedikitnya 15 petugas medis di Wuhan terinfeksi virus tersebut.

Sedangkan menurut Diah Handayani, dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menegaskan bahwa semua virus corona, termasuk virus corona 2019-nCoV belum ada obatnya.

Meskipun virus corona memiliki risiko kematian, namun angkanya masih rendah dibandingkan dengan orang yang terjangkit dan kemudian sembuh.

"Tapi bisa (disembuhkan), terbukti yang sakit sudah ribuan tapi yang meninggal kan sedikit. Jadi dia tetap sebuah virus yang bisa disembuhkan," tutur Diah Handayani kepada detikNews beberapa waktu lalu.

Bagaimana penanganannya jika terkena virus corona?
Prosedur yang dilakukan terhadap pasien terduga mengidap virus corona adalah dengan menempatkannya dalam ruangan isolasi. Tujuannya agar penularan ke orang lain dapat dicegah.

Jadi, kata Diah, proses pengobatan yang dilakukan adalah terapi pendukung dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh.

"Boleh obat flu biasa kalau masih ringan, kalau demam diberi obat anti demam," katanya.

Jika terduga masih menunjukkan gejala awal, Diah mengatakan pasien akan mendapatkan obat demam, batuk dan flu serta dukungan makanan yang sehat dan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus corona.
https://cinemamovie28.com/cast/alan-stafford/