Senin, 06 Januari 2020

Promosi Wisata, Kemenpar Ajak Rusia Tambah Penerbangan ke RI

Pada acara Forum Bisnis Indonesia-Rusia, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Nia Niscaya memaparkan grafik peningkatan pariwisata Indonesia. Nia juga mempromosikan wisata Indonesia untuk wisman asal Rusia sekaligus meminta untuk menambah penerbangan ke Indonesia.

"Makanya jika saat ini ada penerbangan charter seminggu dua kali, tidak salah dong kami meminta sehari tiga kali. Silahkan datang ke Indonesia, nikmati kekayaan budaya kami, nikmati keindahan kami, nikmati alam kami, dan nikmati keramahtamahan kami," ucap Nia dalam keterangannya, Jumat (2/8/2019).

Di hadapan audiens Rusia, Nia juga menegaskan bahwa Indonesia negara paling beragam di dunia yang terdiri dari berbagai suku, agama dan budaya. Selanjutnya dikaruniai kekayaan alam dan sesungguhnya kekayaan Indonesia terdapat di manusianya, tradisinya, dan budayanya.

"Terlepas dari berbagai perbedaan dalam kehidupan, orang Indonesia memegang teguh budaya saling mencintai dan menghargai. Di samping tentunya diberi berkah dalam bentuk keindaha hutan, sungai, gunung, laut, langit yang cerah dan pantai yang putih," ucap Nia.

Menurut Nia, program promosi ini merupakan kolaborasi antara Kemenpar dengan KBRI Rusia di ajang Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang berlangsung di Moskow pada Kamis (1/8/2019). Pada forum tersebut, Nia memaparkan prestasi pariwisata Indonesia yang terus meningkat. Misalnya Nia mengatakan pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia menjadi yang tercepat dengan peringkat kesembilan di dunia, ketiga di Asia, dan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara yang bersaing dengan Vietnam. Selanjutnya, penerimaan devisa dari sektor pariwisata juga terus meningkat sejak 2015.

Adapun Dubes RI untuk Rusia Mohammad Wahid Supriyadi mengatakan bahwa terus berkoordinasi dengan Kemenpar untuk melobi maskapai agar bisa melakukan penerbangan langsung dari Rusia ke Indonesia. Menurutnya, wisman asal Rusia ke Indonesia mengalami peningkatan paling tinggi dibanding negara Eropa lainnya.

"Jadi, pasar Rusia saat ini sudah sangat potensial bagi pariwisata. Kami KBRI selalu intens berkoordinasi dengan Kemenpar untuk terus meningkatkan kunjungan wisatawan. Lobi-lobi terus kami lakukan bersama Kemenpar terutama kepada maskapai," ucap Wahid.

Jelang Dieng Culture Festival, Wisatawan Bersih-bersih di Sekitar Lokasi

Aksi Dieng bersih mengawali gelaran Dieng Culture Festival (DCF) 2019. Aksi ini sekaligus mengajak wisatawan untuk menjaga kebersihan di lokasi wisata Dieng.

Panitia DCF 2019, Khaerul Anam mengatakan, aksi dieng bersih dilakukan tiap hari selama gelaran DCF. Yakni, pagi dan sore hari setelah rangakian event DCF selesai.

"Jadi aksi ini dilakukan pagi dan sore. Harapannya agar lokasi DCF bebas dari sampah dan membuat wisatawan lebih nyaman," ujarnya di lokasi DCF, Jumat (2/8/2019).

Adapun lokasi yang dibersihkan meliputi area DCF dan sejumlah obyek wisata. Jumlah peserta aksi Dieng bersih ini sekitar 200 relawan yang berasal dari berbagai kota.

"Bahkan, beberapa relawan dari luar pulau seperti dari Bali dan Sumatra. Jadi mereka terus membersihkan lokasi DCF," kata dia.

Salah satu relawan Aksi Dieng Bersih, Agus mengatakan aksi ini sekaligus untuk memberikan sosialisasi kepada wisatawan dan pedagang untuk sama-sama menjaga kebersihan.

"Apalagi lokasi DCF itu berada di Candi Arjuna dan harus dilestarikan. Dan secara umum Dieng sebagai daerah wisata jadi jangan sampai kotor karena sampah," tuturnya.

Ia pun tidak memungkiri kesadaran akan kebersihan sulit dilakukan. Sehingga, hal ini terus dilakukan setiap DCF untuk menyadarkan perihal sampah dan kebersihan.

"Menyadarkan soal kebersihan memang sulit makanya kami terus melakukannya setiap tahun," kata dia.

Menpar Cerita Strategi Go Digital Wisata RI Sempat Ditentang (2)

Dalam bahasa manajemen, Arief mengubah kalimat tersebut menjadi kenali produkmu, kenali customer-mu, kenali persaingan bisnismu, maku kamu akan menjadi pemenang.

"Di era tourism 4.0, dengan artificial intelegence, internet of think, big data analytics, robotic, augmented reality, cloud computing, dan lainnya, akan memberikan informasi yang detail tentang siapa customers kita," ungkapnya.

Menurut Arief, teknologi ini juga sudah memberi tahu, bagaimana untuk merebut hati customers, setelah mengetahui detail data mereka. Strategi promosinya bisa lebih efektif, sesuai target, bahkan kebiasaan customer itu secara statistic bisa ditebak. Maka konten yang disiapkan pun, tidak akan jauh dari selera mereka.

Koneksi dengan industri kelas dunia yang berbasis digital juga dilakukan, termasuk dengan Online Travel Agent (OTA) besar. Seperti Expedia, Booking.Com, Ctrip dan lainnya. Juga dengan searching engine terbesar dunia, Google dan Baidu untuk pasar China.

"Paid media kita semakin efektif dan bukan hanya di branding Wonderful Indonesia, tetapi sudah sampai di advertising dan selling," ungkap Arief.

Public Relations juga dilakukan dengan berbagai media digital. Termasuk di media sosial, dengan berbagai games, menggunakan Endorser.

"Endorser itu ada dua, celebrities dan community. Dua-duanya kita kerahkan untuk mempromosikan Pesona Indonesia," paparnya.

Bahkan, lanjut Arief, saat ini searching engine saja tidak cukup. Ada teknologi terbaru yang dinamakan Competing Destination Model (CDM). Teknologi intelegence mereka sudah bisa mengkompilasi customers dengan tingkat presisi yang tinggi. Misalnya, calon wisman dari originasi dari Tiongkok.

Menurut Arief, mesin ini sudah bisa mendeteksi, berapa banyak orang yang sudah booking dan payment ke destinasi Indonesia. Selain itu juga mendeteksi berapa banyak yang baru searching dan menempatkan destinasi Indonesia masuk sebagai alternaif dari banyak daftar pilihannya.

Juga berapa banyak yang sama sekali tidak menempatkan nama Indonesia sebagai salah satu pilihan travelingnya. Teknologi ini bisa mengubah keinginan customer, dari yang semula hanya menjadikan Indonesia sebagai alternatif, menjadi tujuan utama. Dari yang semula tidak masuk daftar, menjadi tujuan utama.

"Inilah perkembangan terbaru dalam teknologi digital marketing, dan kita sudah sampai ke sana," ungkap Arief.

Dalam bahasa yang sederhana, lanjut Arief, CDM adalah teknik programmatic campaigne untuk menarik calon wisatawan yang mencari jenis destinasi atau atraksi tertentu. Misalnya, diving, di manapun di dunia, secara otomatis sistem CDM kita menawarkan destinasi sejenis (diving) yang ada di Indonesia hingga ke level handphone atau laptop calon wisman.

"Campaigne dilakukan berulang-ulang, sampai calon wisman itu tertarik dan akhirnya memilih destinasi (diving) ke Indonesia," ucap Arief.

Selama hampir 5 tahun ini, Arief mencatat semua strategi yang sudah dilakukan dan dibacakan di setiap Rapim. Namanya CEO Message dan itu bisa di searching, banyak website yang meng-upload CEO message-nya, termasuk di www.kemenpar.go.id.

Menurut Arief, ke depan go digital itu sebuah keniscayaan, cepat atau lambat akan terjadi.

"Kita boleh tidak percaya, secara statistik memang ada 30% yang tidak percaya dengan digital. Tetapi berangsur-ansur akan hilang, dan menjadi orang lama yang hidup di era baru. Orang konvensional yang hidup di era digital, betapa susahnya itu. Yang terbaik adalah kita menjemput masa dan berdamai dengan teknologi digital," tuturnya.