Masyarakat bergotong-royong untuk membantu pembuatan perpustakaan, mulai dari iuran dana, makanan dan tenaga. Kami berhasil mengumpulkan sekitar 2.000 buku yang berasal dari donatur di Pulau Jawa. Tim KKN juga membantu acara pernikahan masyarakat.
Salah satu tradisi yang menunjukkan kearifan lokal di desa wisata komodo adalah tradisi pernikahan. Hal yang unik dari tradisi pernikahan adalah warga satu desa bersatu mengumpulkan uang hingga terkumpul puluhan juta, kemudian warga bergotong-royong membuat kue khas komodo.
Sebelum acara pesta, tim KKN bersama pemuda desa mengundang warga untuk menghadiri acara dengan cara door to door ke setiap rumah. Pada malam puncak, tradisi yang harus ada dalam acara pernikahan adalah adu joget. Adu joget dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan melawan keluarga pengantin laki-laki diiringi biduan dari Bima.
Selain itu, Masyarakat Peduli Sampah (MPS) Tim KKN berkesempatan mengeksplor keindahan Taka Makassar. Tujuan kami tak hanya untuk berwisata melainkan untuk menjaga keindahan ekosistem alam dengan memungut sampah dan senam pagi.
Sesampainya di Taka Makassar. Mata akan disuguhkan dengan hamparan pasir putih kemerah-merahan berpadu dengan kejernihan air berwarna tosca, dilengkapi keindahan pemandangan bawah laut yang mempesona.
Kapal-kapal terlihat seperti melayang di atas air karena kejernihan air lautnya. Taka Makassar merupakan gundukan pasir putih yang membentuk pulau berbentuk huruf C.
Sesampainya di sana, tak sabar hati ini untuk melangkahkan kaki mengambil spot-spot surgawi dengan lensa kamera. Pemandangan sungguh luar biasa membuat saya semakin bangga terlahir menjadi generasi muda Indonesia.
Matahari bersinar cerah diiringi hembusan angin sepoi-sepoi yang membuat kami semakin bersemangat untuk melakukan senam pagi. Iringan lagu daerah NTT mengiringi gerak senam kami, membuat tubuh terasa bugar dan semangat.
Kemudian kami membersihkan pulau dengan mengambil sampah yang berserakan. Sebagai generasi muda, tidak sepantasnya kita merusak keindahan alam Indonesia dengan membuang sampah sembarangan. Bawalah sampah atau buanglah sampah pada tempatnya, agar keindahan alam Indonesia tetap lestari.
Gili Lawa merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni di gugusan Kepulauan Komodo. Semenjak tragedi kebakaran pada tanggal 1 Agustus 2018, Gili Lawa sangat sepi pengunjung.
Gili Lawa yang dulunya terkenal dengan keindahan hijaunya hamparan sabana kini telah berubah menjadi gersang. Sabana menjadi cokelat dan pepohonan terlihatrapuh tanpa daun. Akan tetapi pemandangan tersebut memiliki daya tarik tersendiri, kita seperti berada di Korea dengan suasana musim gugur yang menghangatkan.
Pada pulau kecil yang tak berpenghuni ini terdapat satu posko dengan arsitektur khas NTT yang dihuni petugas TNK untuk menjaga dan melindungi Gili Lawa. Kamimemutuskan untuk berteduh dari teriknya sinar matahari di Posko TNK sambil mengisi tenaga sebelum memunguti sampah.
Setelah sang surya telah bersembunyi di balik awan, bergegas kami melangkahkan kaki memunguti sampah di Gili Lawa. Kemudian kami beristirahat di bawah pohon sambil membawa kulit mangga yang buahnya telah kita makan di Taka Makassar.