Senin, 16 Desember 2019

Liburan ke Malang, Tak Lengkap Kalau Belum Kulineran

Jika kalian sedang liburan ke kota Malang, tidak ada salahnya untuk mencicipi beberapa makanan tersohor berikut ini. Apa saja kira-kira?

Bagi sebagian orang, mencicipi makanan didasari dari rasa ingin tahu, informasi dari teman atau bahkan ingin mencoba makanan yang tidak biasa. Termasuk bagi saya dan istri.

Menghabiskan waktu cuti bagi saya dan istri biasa dilakukan ke tempat plesiran yang belum kami kunjungi. Rencana tersebut kami persiapkan sejak bulan Juni lalu. Namun dengan berbagai alasan, akhirnya awal Agustus kemarin kami memilih untuk wisata kuliner dan kota di kota Malang dan Batu.

Tiba di stasiun Malang hari rabu pagi, kami langsung mencicipi ketan bubuk kedelai yang ada di parkiran barat stasiun. Sebelumnya, enam tahun lalu saya sudah pernah mencoba dan rasa kangen tersebut akhirnya bisa dituntaskan dengan ditemani istri. Dengan harga lima ribu per porsi sangat cukup mengisi perut kami sebagai sarapan pagi itu.

Kemudian kami melanjutkan dengan mencari motor sewaan di sisi timur stasiun, dilanjut dengan menikmati segelas es tawon yang legendaris. Kami memilih untuk membeli satu gelas berdua karena masih pagi saat itu. Dengan beberapa isian seperti dawet, tape, dan cincau, memang es tawon tetap juara walau sudah dipegang oleh generasi berikutnya.

Perut dirasa cukup penuh, kami langsung beristirahat singgah di alun-alun kota Malang. Tempat ini selalu ramai, selain menjadi pusat kota, ada beberapa spot yang dijadikan sebagai permainan anak. Masuk waktu siang, kami memilih untuk menikmati kuliner legendaris lainnya, Hok Lay.

Di sini, menu favorit nya yaitu Cwie Mie Pangsit, Fosco, dan Lumpianya. Berdiri sejak 1946 siapa lagi yang tidak mengenal depot ini. Pelayanan yang cepat, rasa yang enak, serta tempat yang bersih menjadi modal kuat bagi rumah makan ini.

Karena istirahat di kereta kurang cukup, setelahnya kami memilih untuk check ini dulu langsung ke Kota Batu. Malamnya, udara dingin tersebut harus kami kalahkan dengan penganan Mie Soden depan wisata Selecta.

Berada di ketinggian, gemerlap malam itu, serta rasa yang khas dari warung kecil penyedia mie sungguh memikat pemuda kota tersebut. Untuk seporsi mie dipatok harga 7 ribu rupiah serta ada juga aneka gorengan di jejeran meja depan. Malam tersebut harus kami akhiri.

Keesokan harinya, pagi hari kami mencoba nasi campur bali dan ayam betutu pak komang, setelah disajikan kami berdua sangat kaget. Betapa tidak, porsi yang diberikan sangatlah banyak, bahkan ibu pemilik warung menawarkan nasi jika masih kurang.

Sambil bercengkrama, kami larut dalam obrolan ringan dengannya yang sangat ramah. Dari nasi campur tersebut berisi ayam suwir, tumis terong, tumis bawang merah, ikan teri pedas, bakwan jagung, tahu tempe dan sayur kangkung. Di sampingnya berbeda piring ada ayam betutu dengan kuah rasa yang sangat kuat. Seporsinya kalian bisa merogoh kocek 34 ribu saja.

Kami melanjutkan kembali ke Kota malang dan mampir ke candi Bhadyut. Lokasi kesana kurang petunjuk namun jalan sudah bagus. Kami mampir sekadar mengambil beberapa gambar untuk diabadikan. Lanjut menikmati es campur dekat stasiun dan makan siang di bakso bakar Pak Man.

Hanya berjarak 10 menit dari alun-alun Kota Malang, bakso bakar Pak Man menjadi favorit bagi mereka pencinta kuliner. Cita rasa memang sudah tidak perlu diragukan. Ditambah untuk kuah dan mie soun kalian bisa dengan bebas mengambilnya untuk temen bakso bakar/kuah.

Dan dihari kedua sebagai penutup, kami lanjut ke menjajal mie resek di jalan brigjen katamso. Di tembok warung pinggir tersebut. Harga makanan dan minuman dipampang jelas, kalian ga perlu takut dipatok harga tinggi.

Porsi yang besar dan wangi bakaran tungku api memang sangat khas terasa di lidah. Harga? Sangat terjangkau. Kami sangat beruntung waktu kesana. Karena, esoknya nasi resek ini tutup hingga 5 hari ke depan.

Dan tiba di hari terakhir, pagi kami makan di warung tenda pecel sayur bu tutik dekat jembatan jatim park 1. Seporsi seharga 8 ribu rupiah yang bisa ditambakan dengan beberapa lauk pauk seperti empal ayam, telur dadar, tempe dll. Jangan tanya soal rasa, dijamin ketagihan!

Kami sekaligus check out, dan terakhir wajib kalian cicipi adalah rawon nguling. Ini kuliner penutup yang sangat sempurna, betapa tidak kuah kental, daging yang lembut dengan lauk lainnya, menjadikan makanan ini sangat luar biasa. Untuk seporsi nasi pisah dan rawon seharga 45 ribu dan sangat sebanding dengan rasa yang akan kalian nikmati.

Bagaimana, sudah tidak sabar mencicipi kuliner kota apel tersebut?

Jangan Nodai Ranu Kumbolo!

Ranu Kumbolo sangat terkenal di kalangan para pecinta alam. Sayang, masih banyak traveler tidak bertanggung jawab yang menodai Ranu Kumbolo

Siapa yang tidak pernah mendengar Ranu Kumbolo? Saya kira kita sudah cukup familiar dengan salah satu destinasi favorit wisata yang berada di ketinggian 2400 mdpl di kaki gunung Semeru, Lumajang-Jawa Timur ini.

Untuk sampai di Ranu Kumbolo, dari pos pendakian Ranu Pani kita berjalan sejauh kurang lebih 4 jam. Treknya cukup landai dan bersahabat, hanya perlu kesiapan fisik, mental, logistik dan yang pasti kesabaran.

Hingga detik ini danau Ranu Kumbolo di percaya oleh masyarakat suku Tengger dan ummat Hindu sebagai tempat suci dan keramat. Sama halnya seperti gunung Bromo dan puncak Mahameru yang di keramatkan juga oleh mereka.

Alangkah tidak bijaknya kita sebagai wisatawan, menodai tempat suci yang di yakini masyarakat Tengger dan Hindu ini. padahal saat di pos Ranu Pani, pendaki maupun wisatawan telah di briefing terlebih dahulu terkait peraturan, larangan serta pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).

Termasuk tentang Ranu Kumbolo, aturan mengenai cara mengambil air dari danau tersebut, dimana harus menggunakan perantara seperti gelas, botol, gayung, dan sebagainya. Tidak boleh langsung menyentuh dengan tangan. Apalagi mandi di danau, sangat-sangat dilarang.

Semua kegiatan harus dilakukan dalam radius kurang lebih 15 meter dari bibir danau, termasuk dalam mendirikan tenda. Semua ini guna menjaga kebersihan serta kesucian air danau agar tidak tercemar.

Namun tetap saja, masih banyak pendaki ataupun wisatawan yang abai. Masih saja melanggar aturan yang ada. Dari mulai membuang sampah serta limbah makanan seenaknya di sekitar bibir danau dan camping ground.

Hingga ada yang mengambil air danau langsung tanpa perantara dan membersihkan peralatan masak dengan jarak sangat dekat dari danau, sehingga limbahnya mengalir masuk ke danau. Hal inilah yang menyebabkan air danau jadi tercemar kejernihan serta kesuciannya. Cukup miris.

Mari bersama-sama sejak detik ini, sebagai manusia yang memiliki hati dan akal. Jika kita diberi kesempatan berkunjung ke Ranu Kumbolo maupun destinasi wisata lainnya, tolong banget untuk memperhatikan aturan yang ada, hormati tradisi dan budaya setempat, gausah neko-neko, cukuplah kita menikmati keindahan surga dunia yang Tuhan turunkan di muka bumi ini tanpa harus merusaknya.

Bisa kan?

Liburan ke Malang, Tak Lengkap Kalau Belum Kulineran

Jika kalian sedang liburan ke kota Malang, tidak ada salahnya untuk mencicipi beberapa makanan tersohor berikut ini. Apa saja kira-kira?

Bagi sebagian orang, mencicipi makanan didasari dari rasa ingin tahu, informasi dari teman atau bahkan ingin mencoba makanan yang tidak biasa. Termasuk bagi saya dan istri.

Menghabiskan waktu cuti bagi saya dan istri biasa dilakukan ke tempat plesiran yang belum kami kunjungi. Rencana tersebut kami persiapkan sejak bulan Juni lalu. Namun dengan berbagai alasan, akhirnya awal Agustus kemarin kami memilih untuk wisata kuliner dan kota di kota Malang dan Batu.

Tiba di stasiun Malang hari rabu pagi, kami langsung mencicipi ketan bubuk kedelai yang ada di parkiran barat stasiun. Sebelumnya, enam tahun lalu saya sudah pernah mencoba dan rasa kangen tersebut akhirnya bisa dituntaskan dengan ditemani istri. Dengan harga lima ribu per porsi sangat cukup mengisi perut kami sebagai sarapan pagi itu.

Kemudian kami melanjutkan dengan mencari motor sewaan di sisi timur stasiun, dilanjut dengan menikmati segelas es tawon yang legendaris. Kami memilih untuk membeli satu gelas berdua karena masih pagi saat itu. Dengan beberapa isian seperti dawet, tape, dan cincau, memang es tawon tetap juara walau sudah dipegang oleh generasi berikutnya.