Sabtu, 21 Juni 2014

Fitur Anti Maling Sambangi Windows Phone dan Android

Pencurian ponsel rupanya juga marak di negara maju. Berbagai lembaga pun meminta agar pabrikan ponsel turut menanggulangi permasalahan tersebut. Permintaan itu sepertinya disanggupi dengan akan disertakannya fitur 'pembunuh'.

Menurut Eric Schneiderman, Jaksa Agung New York, Google dan Microsoft akan menyertakan fitur semacam itu pada generasi baru sistem operasi Android dan Windows Phone. Dengan fitur ini, pengguna ponsel yang tercuri bisa melumpuhkan ponsel itu sehingga tak dapat berfungsi dan susah dijual oleh sang maling.

Google dalam pernyataannya mengumumkan bahwa mereka akan menambahkan solusi anti maling dalam versi baru Android. Sedangkan Fred Humhries selaku Vice President Microsoft juga mengkonfirmasi pihaknya akan melakukan langkah serupa.

Di Amerika Serikat menurut penelitian Federal Communications Commision, lebih dari 30% pencurian di kota-kota besar mengincar ponsel. Dan dalam beberapa kasus disertai dengan kekerasan.

Fitur 'pembunuh' ponsel dinilai efektif. Apple telah membekali iPhone dengan fitur semacam itu pada September lalu, yang memungkinkan pengguna mengunci atau menghapus data iPhone yang tercuri. Sejak saat itu, angka pencurian iPhone menurun sampai 19%.

"Statistik ini mengilustrasikan efektifitas mengagumkan dari fitur pembunuh itu, dan komitmen Google serta Microsoft adalah langkah besar untuk keamanan konsumen," kata Eric yang detikINET kutip dari Bloomberg, Kamis (20/6/2014).


Robin Li, Si 'Pembunuh' Google
Lahirnya Baidu, Rival Google yang Mengguncang China


Lulus S2 pada tahun 1994, Robin Li tidak lantas pulang ke China. Dia masih menetap di Amerika Serikat dan langsung bekerja mengembangkan software untuk edisi online media terkemuka, Wall Street Journal.

Masa-masa ini membuatnya akrab dengan perkembangan teknologi di Silicon Valley. Li kemudian tertarik dalam salah satu bidang teknologi yang sedang hangat pada saat itu, yaitu memilah-milah informasi di internet.

Tahun 1996, Li membuat terobosan besar. Ia mengembangkan mekanisme pencarian online link analysis, yang memperingkat popularitas sebuah website berdasarkan berapa banyak website lain yang punya link dengan website tersebut. Dia mematenkan algoritma mesin cari bernama RankDex yang kemudian menjadi pondasi Baidu.

"Saat aku menciptakannya, aku sangat senang. Aku memberitahukannya pada bosku tapi dia tidak begitu tertarik," kata Li. Merasa kecewa, ia mencari cara lain agar teknologinya berguna. Pada sebuah konferensi komputer di Silicon Valley, Li membuat booth sendiri untuk mendemonstrasikan temuannya.

William I Chang, eksekutif mesin cari Infoseek yang tenar waktu itu, terkesima dengan kebolehan Li dan merekrutnya sebagai karyawan. "Li mungkin adalah orang paling brilian dan paling fokus. Dan temuannya masih menjadi standar bagus dalam hal relevansi pencarian web," kata William.

Tahun 1999, Infoseek diakuisisi Disney dan tidak begitu fokus lagi dalam layanan mesin cari. Pada tahap inilah, Li memutuskan mendirikan perusahaan sendiri bersama Eric Xu, pria yang punya banyak kontak di Silicon Valley.

Keduanya berhasil mendapatkan pendanaan senilai USD 1,2 juta dari Integrity Partners dan Peninsula Capital. Li kembali ke China dan Baidu pun didirikan pada tahun 2000. "Ketika aku pulang, aku sudah mempersiapkan diri untuk kehidupan yang berat. Tapi akhirnya tidak buruk-buruk amat kok," kata Li.

Awalnya, perusahaan Baidu beroperasi sebagai penyedia teknologi mesin cari ke perusahaan lain, sebelum akhirnya mengguncang China dengan produk sendiri.



Sumber : http://inet.detik.com/read/2014/06/20/170350/2614607/398/fitur-anti-maling-sambangi-windows-phone--android?i992202105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar