Rabu, 29 April 2020

Nyeri Maag Kambuh Saat Puasa? Simak Tips Berikut Ini

Gaya hidup sehari-hari sangat mempengaruhi kesehatan lambung. Mulai dari kebiasaan makan tidak teratur, mengonsumsi makanan pedas atau terlalu asam, minum minuman beralkohol, bersoda dan mengandung kafein, kurang aktifitas fisik, hingga stress yang dapat menyebabkan kadar asam lambung meningkat serta menyebabkan nyeri di ulu hati.
Sakit maag atau dikenal juga sebagai dyspepsia, merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Sindrom dyspepsia ini merupakan kumpulan gejala penyakit pada saluran cerna seperti nyeri ulu hati, kembung, rasa begah, rasa panas di dada dan di ulu hati, mual dan ingin muntah, rasa asam di mulut dan kerongkongan, serta sendawa berlebihan.

Lalu, apakah penderita maag bisa berpuasa dengan nyaman? Tentu saja bisa! Bagi penderita maag, berpuasa selama bulan Ramadhan memang bisa terasa berat terlebih pada saat awal puasa. Hal ini karena adanya perubahan pola makan yang meyebabkan saluran cerna harus beradaptasi sehingga kadang kala dapat menyebabkan keluhan gangguan pada lambung. Tapi, ini jangan dijadikan alasan untuk tidak menjalankan ibadah puasa.

4 Negara Eropa Bersiap Longgarkan Lockdown

Sejumlah negara di Eropa pekan ini bakal melonggarkan aturan di masa penguncian wilayah (lockdown) untuk menahan penyebaran virus corona.

Seperti dilansir CNN, Rabu (29/4), Austria menyatakan akan mengakhiri masa lockdown pada Kamis (30/4) besok.

Menteri Kesehatan Austria, Rudolf Anschober, menyatakan tidak akan memperpanjang masa lockdown, dan memilih untuk menerapkan pembatasan untuk sementara waktu.


"Kami akan membiarkan masa pembatasan kegiatan berakhir. Kami tidak akan memperpanjangnya," kata Anschober.

Menurut Anschober, setelah masa lockdown berakhir, pemerintah akan membolehkan kegiatan keramaian tetapi hanya dibatasi paling banyak 10 orang dan harus menjaga jarak.

Austria akan membolehkan sejumlah kegiatan usaha, seperti salon, kembali dibuka pada awal Mei mendatang.

Sedangkan restoran dan bar di negara itu baru dibolehkan dibuka kembali pada 15 Mei. Namun, mereka mensyaratkan pengelola memberi jarak bagi para pelanggan dan pegawai diharuskan mengenakan masker.

Sedangkan seluruh hotel dan tempat penginapan baru boleh dibuka pada 29 Mei.

Anschober menyatakan jumlah penambahan kasus virus corona di Austria selama beberapa hari belakangan semakin menurun, dengan tingkat infeksi mencapai 0.59. Hal itu tercatat menjadi yang paling rendah selama pandemi.

Sementara itu, Presiden Portugal, Marcelo Rebelo de Sousa, berencana mengakhiri masa darurat nasional pada Sabtu mendatang.

"Kami berharap tidak perlu lagi menerapkan status darurat nasional di kemudian hari. Jika itu terjadi maka hal itu akan kami cabut," ujar Rebelo de Sousa.

Rebelo de Sousa mengatakan penduduk Portugal harus tetap waspada meski status darurat nasional akan dicabut. Menurut dia, pemerintah akan terus mengevaluasi situasi sampai dinyatakan benar-benar aman dan terkendali.

Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, menyatakan pemerintah setempat akan melonggarkan aturan dalam masa lockdown pada 11 Mei mendatang. Hal itu dilakukan setelah pemerintah menjamin stok masker untuk seluruh penduduk Prancis sudah tersedia.

"Kami akan memulai membuka taman kanak-kanak dan sekolah dasar pada 11 Mei. Kemudian, kami juga akan membuka kembali sekolah menengah dimulai dengan kelas 6 dan 7. Sedangkan untuk sekolah menengah atas akan diputuskan pada awal Juni," kata Philippe.

AS Teliti Plasma Darah Pasien Sembuh untuk Obati Corona

Sejumlah negara mulai menguji terapi plasma darah dari pasien virus Corona COVID-19 yang sudah sembuh, sebagai terapi untuk mengobati pasien terinfeksi Corona. Amerika Serikat (AS) termasuk salah satu negara yang fokus meneliti metode terapi ini.
Dikutip dari laman BBC, di Inggris, NHS Blood and Transplant (NHSBT) meminta orang-orang yang sembuh dari COVID-19 untuk menyumbangkan darah sehingga lembaga kesehatan itu bisa menguji coba untuk terapi tersebut.

Harapannya, antibodi dalam plasma darah para penyintas bisa membantu melawan virus di tubuh orang yang sakit. AS telah memulai proyek besar-besaran untuk meneliti ini, yang melibatkan lebih dari 1.500 rumah sakit.

Proyek nasional ini dilakukan hanya dalam tiga pekan, dan sekitar 600 pasien telah menerima pengobatan. Profesor Michael Joyner, dari Mayo Clinic memimpin proyek ini.

"Hal yang kami pelajari dalam pekan pertama penelitian adalah tidak ada masalah keamanan besar yang muncul dan pemberian produk (plasma) tampaknya tidak menyebabkan banyak efek samping yang tak terduga," kata Joyner.

Hingga hari Selasa (28/4/2020) angka kematian AS yang disebabkan oleh virus Corona mencapai 56.253 jiwa, menurut Research Center Johns Hopkins University, dengan kasus positif yang terkonfirmasi sebanyak 988.469 jiwa.

Nyeri Maag Kambuh Saat Puasa? Simak Tips Berikut Ini

Gaya hidup sehari-hari sangat mempengaruhi kesehatan lambung. Mulai dari kebiasaan makan tidak teratur, mengonsumsi makanan pedas atau terlalu asam, minum minuman beralkohol, bersoda dan mengandung kafein, kurang aktifitas fisik, hingga stress yang dapat menyebabkan kadar asam lambung meningkat serta menyebabkan nyeri di ulu hati.
Sakit maag atau dikenal juga sebagai dyspepsia, merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Sindrom dyspepsia ini merupakan kumpulan gejala penyakit pada saluran cerna seperti nyeri ulu hati, kembung, rasa begah, rasa panas di dada dan di ulu hati, mual dan ingin muntah, rasa asam di mulut dan kerongkongan, serta sendawa berlebihan.

Lalu, apakah penderita maag bisa berpuasa dengan nyaman? Tentu saja bisa! Bagi penderita maag, berpuasa selama bulan Ramadhan memang bisa terasa berat terlebih pada saat awal puasa. Hal ini karena adanya perubahan pola makan yang meyebabkan saluran cerna harus beradaptasi sehingga kadang kala dapat menyebabkan keluhan gangguan pada lambung. Tapi, ini jangan dijadikan alasan untuk tidak menjalankan ibadah puasa.

4 Negara Eropa Bersiap Longgarkan Lockdown

Sejumlah negara di Eropa pekan ini bakal melonggarkan aturan di masa penguncian wilayah (lockdown) untuk menahan penyebaran virus corona.

Seperti dilansir CNN, Rabu (29/4), Austria menyatakan akan mengakhiri masa lockdown pada Kamis (30/4) besok.

Menteri Kesehatan Austria, Rudolf Anschober, menyatakan tidak akan memperpanjang masa lockdown, dan memilih untuk menerapkan pembatasan untuk sementara waktu.


"Kami akan membiarkan masa pembatasan kegiatan berakhir. Kami tidak akan memperpanjangnya," kata Anschober.

Menurut Anschober, setelah masa lockdown berakhir, pemerintah akan membolehkan kegiatan keramaian tetapi hanya dibatasi paling banyak 10 orang dan harus menjaga jarak.

Austria akan membolehkan sejumlah kegiatan usaha, seperti salon, kembali dibuka pada awal Mei mendatang.

Sedangkan restoran dan bar di negara itu baru dibolehkan dibuka kembali pada 15 Mei. Namun, mereka mensyaratkan pengelola memberi jarak bagi para pelanggan dan pegawai diharuskan mengenakan masker.

Sedangkan seluruh hotel dan tempat penginapan baru boleh dibuka pada 29 Mei.