Kamis, 29 Mei 2014

Cukup Berarti Kamu Berhenti Membandingkan Dirimu dengan Orang Lain

Hampir setiap waktu kita selalu membandingkan diri dengan orang lain. Tapi, pernahkah Anda bertanya apa alasannya?

Mengapa Anda sering mengintip laman Facebook teman dan merasa inferior karenanya? Mengapa saat melihat foto-foto orang lain yang lebih langsing, sedang berlibur, atau tampil dengan rambutnya yang berkilau kita malah merasa minder?

Jika kita mau jujur, alasan utama mengapa kita sering membandingkan diri dengan orang lain adalah karena kita mencari hal-hal di luar yang bisa membuat kita merasa lebih baik menjadi diri kita. Karena menjadi diri kita saat ini tidak cukup, tidak pernah cukup.

Memang memiliki seorang role model yang menginspirasi kita untuk tidak takut menulis buku atau mencoba ikut lari marathon bisa berdampak positif dan menyehatkan. Tetapi jika hobi Anda mengintip kehidupan orang lain justru menghasilkan rasa frustasi, iri, atau merasa tidak cukup baik, ini adalah tanda Anda harus berhenti membandingkan diri.

Mulailah melihat ke dalam diri dan kenali kebenaran sejati. Dari pada fokus pada hal-hal di luar, cobalah menyelami diri lebih dalam. Dengan demikian Anda akan lebih menghargai dan mensyukuri apa yang sekarang dimiliki.

Berikut 5 cara yang bisa kita lakukan untuk lebih terhubung dengan diri sendiri dan berhenti membandingkan.

1. Biarkan mengalir


Hampir setiap hari kita dibombardir oleh informasi atau berita dari media, teman, iklan, keluarga, atau rekan kerja. Tanpa sadar hal itu bisa mendikte bagaimana kita harus hidup. Cobalah untuk tetap sadar dan membiarkan semua informasi itu mengalir keluar dan tak perlu diserap.


2. Dengarkan hati


Kita lebih mudah mendengarkan suara-suara di sekitar kita dibanding dengan suara hati sendiri. Cobalah secara aktif bertanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya Anda inginkan? Apa yang benar-benar Anda pikirkan? Jawaban yang muncul akan mengejutkan Anda.


3. Matikan


Cobalah berpuasa gadget satu hari dalam seminggu, dengan demikian Anda akan lebih peka pada hal-hal di sekitar Anda. Salah satu bonusnya adalah Anda menjadi lebih dekat dan benar-benar hadir untuk orang-orang tercinta.


4. Waktu hening


Cara terbaik untuk terhubung dengan diri sendiri adalah membuat waktu hening. Ini bisa berarti Anda melakukan meditasi, yoga, atau hanya duduk diam menikmati alam. Setiap aktivitas yang membantu Anda fokus pada pernapasan akan membuat Anda lebih mudah masuk ke dalam diri.


5. Menerima diri


Langkah akhir untuk menghentikan sikap suka membandingkan diri adalah menerima apa adanya diri kita, baik dan buruknya, tanpa menghakimi. Terima juga kebaikan dan keburukan orang lain, bisa jadi teman yang Anda anggap orang paling beruntung sebenarnya memiliki masalah sendiri, atau teman kerja yang sangat menyebalkan itu juga memiliki kebaikan hati.

Minggu, 25 Mei 2014

Kembali dengan Mantan? Mengapa Tidak

Di kala emosi terkadang seseorang tidak sadar apa yang mereka ucapkan. Banyak kasus, seseorang melontarkan kata-kata putus kepada kekasihnya saat sedang bertengkar. Di kemudian hari, ketika perasaan sudah mulai tenang, baru menyesali bahwa Anda terlalu gegabah mengambil keputusan.

Namun sebelum kembali ke pelukan mantan, sebaiknya Anda pikirkan baik-baik tentang hubungan selama ini yang sudah dijalani. Apakah memang ada masalah mendasar yang membuat Anda dan kekasih sering bertengkar?

"Renungkan kembali masalah-masalah apa saja yang kalian alami selama pacaran. Bila masalah-masalah tersebut seringkali muncul dan dirasa memang tidak ada kecocokan dengan pasangan maka mungkin apa yang terjadi saat ini adalah yang terbaik untuk kamu dan pasangan," ujar Ratih Ibrahim, psikolog sekaligus konsultan cinta.

Namun bila memang tidak memiliki masalah berarti dan mengucapkan putus hanyalah kesalahan saja, Anda patut memperjuangkan kembali hubungan. Ratih menambahkan, jika masalah selama ini bisa diatasi mungkin ada harapan untuk memperbaiki hubungan. Berikut ini tips agar bisa kembali ke pelukan mantan kekasih.

1. Mengakui Penyesalan & Minta Maaf

Paling utama jika ingin kembali dengan mantan adalah mengakui penyesalan dan meminta maaf. Jika bicara langsung terasa menyulitkan untuk Anda, bisa dilakukan dengan cara mengirim pesan dengan rangkaian kata menyesal dan jelaskan bagaimana perasaan Anda saat ini setelah hubungan putus.

2. Beri Perhatian


Si dia mungkin tidak bisa begitu saja menerima Anda kembali menjadi kekasih. Anda pun harus mengulangi proses pendekatan dengannya, layaknya awal dengan si dia. "Berikan perhatian kepada pasangan, lakukan hal yang disukainya dan ajak pergi bersama," ujar Ratih.


3. Ubah Sikap


Perbaiki sikap yang mudah mengatakan putus. Tentu hubungan tidak akan sehat bila setiap berargumen, Anda mengatakan kalimat putus. "Dengan siapapun kamu nanti menjalin hubungan maka tentunya sikap demikian (minta putus) tidaklah sehat dalam pacaran," saran nya.


4. Kenangan Masa Lalu 


Apabila si dia sudah merasa nyaman di dekat Anda, maka mulailah untuk membicarakan tentang masa lalu antara Anda dengannya ketika masih berpacaran. Tapi bahaslah momen yang menyenangkan. Cara ini bisa membuat mantan luluh.


5. Bagaimana Bila Ditolak?


Mungkin Anda sudah melakukan berbagai cara, namun tampaknya si dia tidak ingin kembali menjalin hubungan lagi. Kecewa pasti Anda rasakan, namun tidak perlu memaksakan kehendak. Jika si dia telah hilang perasaan, toh hubungan tidak akan berhasil bila si dia menjalaninya dengan setengah hati. Lepaskanlah dia dan move on.


"Banyak aspek kehidupan kamu yang lain yang juga memerlukan perhatian kamu seperti: pekerjaan, keluarga dan sosialisasi pertemanan. Tetap semangat dan salurkan energi kamu pada hal-hal positif yang dapat kamu lakukan untuk dirimu sendiri dan sekitar," urai Ratih.