Kasus Corona Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi sejak pandemi, pertama kalinya menyentuh angka 20 ribu kasus. Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Prof Dr H Abdul Kadir, PHD, Sp THT-KL (K), MARS, menegaskan penambahan tempat tidur tak bisa mengimbangi jumlah kasus yang melonjak berkali lipat.
Diakuinya, jumlah bed pasien Corona kini terbatas sehingga beberapa alternatif seperti perubahan ruang IGD, aula, hingga auditorium menjadi ruang perawatan COVID-19 perlu dilakukan. Meski begitu, tak semua rumah sakit disebut Prof Kadir bisa dialihkan khusus pasien COVID-19.
"Kalau di bulan Maret dan Januari lalu misalnya, itu betul-betul cuma pasien COVID-19 yang meninggal, pasien non-COVID-19 banyak stay di rumah karena mereka takut ke rumah sakit. Tapi saat sekarang ini, pasien non COVID-19 juga banyak, sehingga tentunya semua rumah sakit tidak bisa kita dedikasikan untuk semua perawatan pasien COVID-19," jelas Prof Kadir saat konferensi pers Kamis (24/6/2021).
Tenda di halaman RS
Prof Kadir menegaskan perubahan ruang instalasi gawat darurat nantinya dikhususkan untuk ruang perawatan pasien COVID-19. Sementara, penempatan pasien yang nantinya akan melalui proses triase (pemilihan pasien untuk ditangani lebih dulu) ditempatkan di halaman rumah sakit setempat.
"Bahwa memang kita akan melihat eskalasi daripada kenaikan kasus, memang sekarang ini kenaikan kasusnya sangat drastis ya, eksponensial, dan kenaikan kasus di rs ini tidak bisa kita ikuti, tidak bisa kita imbangi dengan penambahan jumlah tempat tidur," kata dia.
Ruang aula-gedung kosong jadi tempat rawat pasien COVID-19
"Yang kedua tentunya kita ingin mencari ruangan-ruangan, atau gedung-gedung, apakah itu ruangan pertemuan atau auditorium atau aula yang tidak dimanfaatkan selama ini sebagai ruang perawatan, diisi tempat tidur semua, supaya itu bisa dimanfaatkan sebagai ruang perawatan," jelas Prof Kadir.
Prof Kadir kemudian menegaskan, ada beberapa klasifikasi pasien yang akan dibuat untuk masuk ke ruangan perawatan khusus atau isolasi biasa.
Dalam kesempatan yang sama, juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi meminta warga yang sudah memiliki kesempatan divaksinasi Corona untuk segera mendapatkan vaksin, terlebih di tengah munculnya varian baru dan lonjakan kasus yang terus naik.
https://kamumovie28.com/movies/hungry-ghost-ritual/
Deretan Gejala COVID-19 Terbaru yang Tak Boleh Diabaikan
Di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, banyak orang yang mulai khawatir dengan munculnya gejala COVID-19 terbaru. Biasanya, gejala Corona yang sering dialami pasien seperti demam dan sesak napas.
Namun, baru-baru ini ahli epidemiologi di King's College sekaligus salah satu pendiri studi soal gejala COVID ZOE, Profesor Tim Spector, memaparkan gejala COVID-19 terbaru yang juga umum dialami pasien. Berdasarkan data terbaru, ada beberapa gejala baru yang terlihat yaitu sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan.
Dari gejala COVID-19 terbaru yang ada, sakit kepala menjadi gejaal teratas yang umum dialami pasien COVID-19. Menurut Profesor Spector, gejala tersebut dialami sebanyak 60 persen pasien positif. Berikut gejala COVID-19 terbaru yang saat ini umum dialami pasien COVID-19:
Sakit kepala
Pilek
Sakit tenggorokan
Bersin
Batuk
Meski sering dialami, gejala demam dan kehilangan kemampuan indra penciuman/perasa atau anosmia kini berada pada urutan tujuh serta sembilan pada daftar gejala COVID-19 terbaru.
"Setelah satu setengah tahun ini, sudah saatnya pemerintah mengubah daftar gejala klasik," kata Prof Spector yang dikutip dari Sky News, Jumat (18/6/2021).
"Kami memang membutuhkan pendekatan fleksibel yang jauh lebih luas untuk ini, karena virus berubah dan populasi juga berubah," lanjutnya.
Selain gejala di atas, adapun beberapa gejala COVID-19 terbaru yang juga mulai banyak dialami pasien Corona, seperti: