Minggu, 06 Juni 2021

5 Penyebab Infeksi Miss V, Celana Road Bike Juga Bisa Lho!

 Bagi wanita, infeksi pada vagina merupakan hal yang tentunya ingin dihindari. Oleh sebab itu, penting bagi para wanita untuk mengetahui penyebab utama yang bisa memicu terjadinya infeksi jamur pada vagina.

Sebelum mengetahui pemicu infeksi jamur, mengetahui gejala yang akan timbul juga sama pentingnya. Pasalnya, mengidentifikasi apa yang terjadi pada vagina bisa mempermudah wanita untuk mengatasinya.

https://indomovie28.net/movies/justine-crazy-love/


Berikut sejumlah gejala yang akan terasa apabila vagina terinfeksi oleh jamur, seperti dikutip dari Mayo Clinic:


Infeksi jamur akan membuat vagina mengalami iritasi. Akibatnya, area vagina akan terasa gatal dan perih, terutama ketika buang air kecil dan berhubungan intim.

Konsistensi dan warna lendir atau keputihan juga akan berubah pada wanita yang mengalami infeksi jamur. Umumnya, warnanya lebih putih dan tekstur lendirnya lebih tebal, tetapi baunya tidak mengganggu.

Bengkak pada vulva atau kemerahan dan ruam pada vagina.

Nyeri pada vagina.

Lalu, apa penyebab infeksi jamur? Infeksi jamur pada vagina biasanya timbul karena adanya pertumbuhan jamur bernama Candida albicans. Akan tetapi, banyak hal yang juga bisa menjadi pemicu infeksi jamur.


Dikutip dari laman Self, berikut 5 penyebab umum infeksi vagina.


1. Antibiotik

Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, termasuk bakteri baik pada vagina. Akibatnya, jamur rentan tumbuh dan menyebabkan infeksi. Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsi antibiotik, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait konsumsi probiotik dalam waktu yang sama.


2. Tidak langsung mengganti pakaian usai olahraga

Sering bersepeda atau olahraga lainnya, lalu tidak langsung mengganti pakaian sehabis gowes? Sebaiknya jangan diulangi lagi, ya. Sebab, jamur menyukai segala hal yang lembap dan hangat.


Area vagina yang berkeringat dan dibalut dengan celana lembap akan menjadi tempat favorit jamur untuk tumbuh berkembang. Oleh sebab itu, usai berolahraga sebaiknya langsung buru-buru mandi dan mengganti pakaian, terutama celana padding, agar vagina terhindar dari infeksi jamur.


3. Sabun atau detergen

Menggunakan sabun mandi baru atau detergen untuk mencuci baju juga bisa menjadi penyebab infeksi jamur, terutama produk yang mengandung wewangian. Pasalnya, hal tersebut bisa menyebabkan tingkat keasaman atau pH vagina terganggu dan menyebabkan infeksi. Sebelum infeksi jamur, biasanya vagina akan mengalami dermatitis, sehingga vagina akan terasa gatal dan tampak kemerahan.


4. Tingginya kadar estrogen

Hormon wanita juga bisa menjadi pemicu terjadinya infeksi jamur, lho. Tingkat estrogen yang tinggi bisa menyebabkan timbulnya jamur pada vagina, sehingga vagina rentan mengalami infeksi. Tingkat estrogen yang tinggi bisa menyebabkan meningkatnya kadar glikogen pada vagina yang bisa memicu pertumbuhan jamur.


5. Membersihkan area vagina dengan sabun

Membersihkan area vagina dengan sabun bisa mengganggu tingkat keasaman atau pH vagina. Dengan demikian, jamur dan bakteri berbahaya akan lebih mudah timbul. Oleh karenanya, sebaiknya hindari membersihkan vagina dengan sabun. Saat mandi, dokter hanya merekomendasikan untuk membasuh vagina dengan air biasa.

https://indomovie28.net/movies/useless-humans/

4 Fakta Sunat Tanpa Bius ala Bengkong Betawi, Masih Eksis Lho!

 Meski saat ini telah banyak berbagai metode sunat modern, tak sedikit masyarakat yang masih mengandalkan metode sunat tradisional. Selain karena harganya yang memang lebih ekonomis, metode sunat tradisional diyakini lebih cepat sembuh.

Di daerah DKI Jakarta, sunat tradisional masih punya peminat. Salah satu rumah sunat yang menawarkan metode sunat tradisional adalah 'Bengkong Si Pitung' di Mampang, Jakarta Selatan.


Berikut 4 fakta sunat tanpa bius ala Bengkong Betawi, salah satu metode sunat tradisional tanpa bius.


1. Beneran tanpa bius

Berbeda dengan metode sunat modern saat ini, sunat tradisional tidak menggunakan suntikan bius. Pasien yang datang untuk disunat, nantinya akan dipersilakan untuk duduk terlebih dahulu sebelum disunat.


Kemudian, saat sudah mendapatkan giliran, pasien akan dipangku dan dipegangi dalam keadaan sudah membuka celana. Hanya dalam beberapa menit, seorang bengkong atau juru sunat tradisional akan memotong ujung pendengan alat sederhana.


2. Alat seadanya

Alat yang digunakan dalam sunat tradisional ini tidak menggunakan berbagai jenis peralatan medis seperti metode sunat modern. Pada pengerjaan khitan ala Bengkong Betawi, juru sunat hanya membutuhkan seperangkat alat penjepit dan pemotong. Bahkan, sunat dengan metode ini tidak membutuhkan perban untuk menutup luka usai sunat.


BACA JUGA


Ketrampilan bengkong sunat Betawi diwariskan turun temurun. Selengkapnya di halaman berikut.


3. Turun temurun

Menurut juru sunat bengkong Haji Mahfudz Zayadi yang telah membuka praktek sunat sejak tahun 1989, keterampilan sunat yang ia miliki merupakan bakat turun temurun yang didapat dari kakek buyutnya.


Sebelum akhirnya ia melanjutkan pekerjaan ayahnya, Mahfudz mengaku sudah sering memperhatikan ayahnya menyunat pasien dan menjadi 'kenek' yang membantu ayahnya. Bahkan, ia merupakan generasi ke-4 yang kini melanjutkan praktek turun temurun itu.


4. Tetap ada peminatnya, lho!

Di tengah maraknya berbagai metode sunat modern yang menyediakan berbagai fasilitas, metode sunat tradisional tetap eksis hingga saat ini. Bahkan, 'Bengkong Si Pitung' masih aktif membuka praktek sunat untuk pria dari beragam usia.


Pasalnya, selain harganya yang lebih ekonomis, sunat tradisional juga tak kalah higienis dibandingkan dengan sunat yang dilakukan oleh dokter. Selain itu, Mahfudz juga menawarkan fasilitas yang tak kalah menarik, yakni dengan membuka layanan sunat di rumah.


Tak hanya itu, sunat metode tradisional memiliki proses yang lebih cepat dan diklaim lebih cepat sembuh. Sebab, luka bekas sunat tidak akan ditutup, sehingga penis akan lebih cepat kering lantaran terkena angin.

https://indomovie28.net/movies/the-rendezvous-of-warriors/


5 Penyebab Infeksi Miss V, Celana Road Bike Juga Bisa Lho!


Bagi wanita, infeksi pada vagina merupakan hal yang tentunya ingin dihindari. Oleh sebab itu, penting bagi para wanita untuk mengetahui penyebab utama yang bisa memicu terjadinya infeksi jamur pada vagina.

Sebelum mengetahui pemicu infeksi jamur, mengetahui gejala yang akan timbul juga sama pentingnya. Pasalnya, mengidentifikasi apa yang terjadi pada vagina bisa mempermudah wanita untuk mengatasinya.


Berikut sejumlah gejala yang akan terasa apabila vagina terinfeksi oleh jamur, seperti dikutip dari Mayo Clinic:


Infeksi jamur akan membuat vagina mengalami iritasi. Akibatnya, area vagina akan terasa gatal dan perih, terutama ketika buang air kecil dan berhubungan intim.

Konsistensi dan warna lendir atau keputihan juga akan berubah pada wanita yang mengalami infeksi jamur. Umumnya, warnanya lebih putih dan tekstur lendirnya lebih tebal, tetapi baunya tidak mengganggu.

Bengkak pada vulva atau kemerahan dan ruam pada vagina.

Nyeri pada vagina.

Lalu, apa penyebab infeksi jamur? Infeksi jamur pada vagina biasanya timbul karena adanya pertumbuhan jamur bernama Candida albicans. Akan tetapi, banyak hal yang juga bisa menjadi pemicu infeksi jamur.


Dikutip dari laman Self, berikut 5 penyebab umum infeksi vagina.


1. Antibiotik

Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, termasuk bakteri baik pada vagina. Akibatnya, jamur rentan tumbuh dan menyebabkan infeksi. Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsi antibiotik, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait konsumsi probiotik dalam waktu yang sama.

https://indomovie28.net/movies/uss-indianapolis-men-of-courage/