Kamis, 03 Juni 2021

Ngeri, Virus Corona Penyebab COVID-19 Sudah Mutasi 6.600 Kali

 Virus Sars-CoV-2 yang memicu pandemi COVID-19 telah mengalami lebih dari 6.600 mutasi protein lonjakan yang unik. Virus bermutasi setiap kali ada "kesalahan" dalam proses replikasi. Ini terjadi akibat penambahan, penghapusan, atau perubahan kode genetiknya.

Menurut Dr Sebastian Maurer-Stroh, Executive Director Bioinformatics Institute at the Agency for Science, Technology and Research (A*Star), jika kesalahan itu meningkatkan prospek kelangsungan hidupnya, lebih banyak salinan dari replikasi yang "salah" itu akan bertahan, dan terkadang membanjiri versi aslinya.

https://indomovie28.net/movies/magic-cop/


Contohnya, mutasi D614G yang mulai meningkat tajam pada Februari tahun lalu, kini ditemukan di semua sampel virus, apa pun variannya. Karena varian ini menjadi begitu menyebar, ia diberi nama klade - atau grup keluarga - sendiri, dan ditetapkan sebagai klade G.


Organisasi kesehatan dunia WHO mengatakan bahwa, sementara klade G telah meningkatkan infektivitas dan penularan, penyakit yang ditimbulkannya tidak lebih parah, juga tidak mempengaruhi diagnosis, pengobatan atau vaksin.


Dikutip dari The Strait Times, klade G ini dan sub kladnya, yang mencakup GRY, klade yang dinamai untuk varian Inggris B117 pada Juli tahun lalu, telah menyebabkan hampir semua infeksi COVID-19, dan sejak pertengahan tahun lalu benar-benar menggantikan virus asli yang muncul di Wuhan.


Untuk memenuhi syarat sebagai variant of concern (VOC), virus yang bermutasi harus menunjukkan bukti dalam memenuhi setidaknya satu dari kriteria berikut:


lebih mudah menular

menyebabkan penyakit yang lebih parah

secara signifikan mengurangi netralisasi oleh antibodi

mengurangi efektivitas pengobatan vaksin atau diagnosis.


Dr Maurer-Stroh menjelaskan bahwa tidak semua mutasi membuat perbedaan pada penyakit dengan cara-cara ini. Karenanya, mutasi ini tidak menciptakan gelombang.


Varian biasanya terdiri dari lima hingga 15 mutasi yang, bersama-sama, memberi mereka keuntungan tambahan. Dr Maurer-Stroh mengatakan istilah varian "mutan ganda" atau "mutan tiga kali lipat" yang digunakan untuk menggambarkan galur virus yang mengamuk di India itu keliru, namun secara luas merujuk pada mutasi yang lebih signifikan yang ditemukan pada varian tersebut.


Untungnya, saat ini hanya ada tiga VOC. Namun, ada beberapa variants of interest (VOI) yang tampaknya menunjukkan beberapa karakteristik VOC, tetapi untuk saat ini tidak cukup bukti dan bisa berubah.


Mereka termasuk dua varian yang pertama kali terdeteksi di India yang menyebabkan lonjakan besar kasus selama sebulan terakhir. Terlepas dari jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat di India, WHO belum mengklasifikasikan mereka sebagai VOC karena masih ada ketidakpastian mengenai seberapa banyak penyebaran COVID-19 di sana yang disebabkan oleh varian dan berapa banyak yang disebabkan oleh faktor lain seperti tindakan keamanan yang buruk dan kapasitas rumah sakit yang tidak mencukupi.


"Ada lebih dari 6.600 mutasi unik pada protein lonjakan virus Corona sejak muncul pada Desember 2019," kata Dr Maurer-Stroh yang terlibat mengumpulkan dan menganalisis perubahan genom virus di bawah platform berbagi data Gisaid.


Ditambahkannnya, varian-varian ini menghasilkan satu mutasi unik setiap dua jam, siang atau malam. Apakah vaksin yang tersedia saat ini untuk digunakan melawan varian-varian ini?


Pastinya, kata Profesor Ooi Eng Eong dari Duke-NUS Medical School yang juga terlibat dalam pengembangan vaksin mRNA. Dia menyebutkan, studi di antara individu yang divaksinasi telah menemukan bahwa vaksin mRNA juga mampu mencegah infeksi dari berbagai varian yang saat ini menjadi perhatian.


"Setidaknya, empat laporan telah menunjukkan bahwa tingkat terobosan varian gejala infeksi Sars-CoV-2 telah di bawah 1 persen di antara individu yang divaksinasi," ujarnya.


Antibodi yang dihasilkan oleh vaksin mengenali bagian dari lonjakan virus. Kekhawatirannya adalah jika bagian yang diakui vaksin diubah, apakah masih dapat melindungi orang yang telah divaksinasi?

https://indomovie28.net/movies/temporary-family/

NASA Geram Roket China Jatuh Tak Terkendali ke Bumi

 Setelah beberapa hari berspekulasi, roket Long March 5B milik China akhirnya jatuh tak terkendali di Samudera Hindia dekat Maladewa pada hari Minggu (9/5) waktu setempat. Walau tidak diketahui apakah roket ini menyebabkan kerusakan, NASA mengkritik keras China yang tidak bertanggung jawab atas sampah luar angkasanya.

Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan setelah roket tersebut mendarat, Administrator NASA Bill Nelson mengatakan bahwa negara yang terlibat dalam penjelajahan luar angkasa harus meminimalisir risiko terhadap penduduk dan properti di Bumi saat ada objek yang akan kembali memasuki atmosfer.


Nelson juga menekankan semua negara harus benar-benar transparan dalam mengungkap re-entry seperti ini.


"Jelas bahwa China gagal memenuhi standar terkait puing-puing luar angkasa mereka," kata Nelson, seperti dikutip dari Gizmodo, Senin (10/5/2021).


"Sangat penting bagi China dan semua negara penjelajah antariksa dan entitas komersial untuk bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa," sambungnya.


Puing-puing yang jatuh ini merupakan bagian inti roket Long March 5B dengan panjang 30 meter dan lebar 5 meter. Dengan bobot 24 ton, ini merupakan salah satu objek buatan manusia terbesar yang melakukan re-entry tanpa terkendali.


China Manned Space Engineering Office mengatakan sebagian besar roket Long March 5B terbakar di atmosfer dalam proses re-entry. Belum diketahui apakah ada puing-puing yang jatuh di daratan Maladewa.


Roket Long March 5B diluncurkan pada akhir April sebagai bagian dari pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong. Saat itu roket tersebut membawa modul utama stasiun luar angkasa bernama Tianhe yang akan menjadi rumah bagi para astronaut China.


Peluncuran Tianhe merupakan peluncuran pertama dari 11 yang sudah dijadwalkan untuk membuat Tiangong operasional pada akhir tahun 2022. Mengingat masih ada 10 peluncuran lagi, bukan tidak mungkin kejadian roket jatuh bebas seperti ini bisa terjadi lagi di masa depan.


Ini bukan pertama kalinya roket China jatuh bebas ke Bumi. Tahun lalu, roket Long March 5B mengalami hal serupa dan puing-puing dari roket jatuh di daerah pedesaan di Pantai Gading dan merusak beberapa bangunan.


Pada tahun 1979, puing-puing dari proyek stasiun luar angkasa NASA bernama Skylab juga pernah jatuh bebas dari orbit dan mendarat di Australia. NASA kemudian dijatuhi denda sebesar USD 400 oleh kota Esperance di Australia karena membuang sampah sembarangan.

https://indomovie28.net/movies/the-ultimate-vampire/


Ngeri, Virus Corona Penyebab COVID-19 Sudah Mutasi 6.600 Kali


Virus Sars-CoV-2 yang memicu pandemi COVID-19 telah mengalami lebih dari 6.600 mutasi protein lonjakan yang unik. Virus bermutasi setiap kali ada "kesalahan" dalam proses replikasi. Ini terjadi akibat penambahan, penghapusan, atau perubahan kode genetiknya.

Menurut Dr Sebastian Maurer-Stroh, Executive Director Bioinformatics Institute at the Agency for Science, Technology and Research (A*Star), jika kesalahan itu meningkatkan prospek kelangsungan hidupnya, lebih banyak salinan dari replikasi yang "salah" itu akan bertahan, dan terkadang membanjiri versi aslinya.


Contohnya, mutasi D614G yang mulai meningkat tajam pada Februari tahun lalu, kini ditemukan di semua sampel virus, apa pun variannya. Karena varian ini menjadi begitu menyebar, ia diberi nama klade - atau grup keluarga - sendiri, dan ditetapkan sebagai klade G.


Organisasi kesehatan dunia WHO mengatakan bahwa, sementara klade G telah meningkatkan infektivitas dan penularan, penyakit yang ditimbulkannya tidak lebih parah, juga tidak mempengaruhi diagnosis, pengobatan atau vaksin.


Dikutip dari The Strait Times, klade G ini dan sub kladnya, yang mencakup GRY, klade yang dinamai untuk varian Inggris B117 pada Juli tahun lalu, telah menyebabkan hampir semua infeksi COVID-19, dan sejak pertengahan tahun lalu benar-benar menggantikan virus asli yang muncul di Wuhan.


Untuk memenuhi syarat sebagai variant of concern (VOC), virus yang bermutasi harus menunjukkan bukti dalam memenuhi setidaknya satu dari kriteria berikut:


lebih mudah menular

menyebabkan penyakit yang lebih parah

secara signifikan mengurangi netralisasi oleh antibodi

mengurangi efektivitas pengobatan vaksin atau diagnosis.

https://indomovie28.net/movies/bosomy-yeon-joo/