Makanan ternyata dapat memengaruhi kadar hormon, kimia otak, dan energi. Kandungan tersebut dipercaya secara efektif dapat meningkatkan gairah dan dorongan seksual atau libido.
Dikutip dari Health, makanan yang dapat meningkatkan libido disebut afrodisiak. Afrodisiak dapat membuat hubungan bercinta pasangan suami istri menjadi 'hot' atau panas.
Berikut ini tiga makanan yang mengandung afrodisiak menurut dr Jennifer Berman seorang ahli seks di Amerika Serikat.
1. Asparagus
Tidak hanya bentuknya yang diketahui menyerupai bentuk penis atau phallic symbol, ternyata asparagus memang memiliki manfaat bagi aktivitas seksual.
Asparagus merupakan sayuran afrodisiak yang sudah dikenali banyak orang secara turun temurun atau melegenda.
Asparagus yang kaya akan kandungan vitamin B6 dan folat dapat meningkatkan gairah dan orgasme. Selain itu, asparagus juga dapat merangsang hormon seks baik pada laki-laki maupun perempuan.
2. Alpukat
Lemak baik dibutuhkan oleh tubuh, hal itu terkandung di dalam alpukat. Alpukat tergolong ke dalam afrodisiak karena lemak baik dapat berubah menjadi energi. Energi dan libido yang sehat dibutuhkan untuk dapat menciptakan sesi bercinta yang hot.
"Mereka (alpukat) sarat dengan mineral, lemak tak jenuh tunggal (jenis baik yang melindungi jantung dan menurunkan kolesterol), dan vitamin B6 - semuanya membantu menjaga energi dan dorongan seks Anda," kata dr Berman.
"Mereka juga merupakan sumber utama asam lemak omega-3, yang secara alami meningkatkan suasana hati Anda, membuat Anda lebih mungkin merasa siap untuk tindakan di kamar tidur," tambahnya.
3. Bubuk cabai
Makanan pedas yaitu bubuk cabai selain dapat membumbui beragam masakan, ternyata dapat menjadi penambah gairah seksual. Hal ini dikarenakan pada bubuk cabai terdapat komponen aktif yang bernama capcaisin.
"Capsaicin, bahan kimia yang telah terbukti mendorong pelepasan endorfin di otak, yang menciptakan perasaan euforia," ungkap dr Berman.
Tentu saja, bubuk capai ini bukan untuk dioles atau ditaburkan!
https://maymovie98.com/movies/hitman-agent-jun/
Kemenkes Awasi Peredaran Masker 'Palsu', Bagaimana Mengenali yang Asli?
Masker-masker yang beredar di pasaran ternyata punya fungsi dan peruntukan yang beragam, sekalipun secara fisik tampak serupa. Nah, belakangan banyak masker non medis diklaim sebagai masker medis padahal spesifikasinya berbeda.
"Yang disebut sebagai tidak sesuai dengan peruntukannya adalah misalnya masker itu sebenarnya bukan masker alat kesehatan tetapi diklaim sebagai masker alat kesehatan," kata Plt Dirjen Farmalkes, drg Arianti Anaya, MKM, dalam konferensi pers, Minggu (4/4/2021).
"Ini akan ditindaklanjuti karena tentunya ini akan menyesatkan masyarakat," lanjutnya.
Menurut dr Arianti, masker medis harus memenuhi persyaratan mutu dan keamanan serta lulus berbagai uji terkait filtrasi virus dan bakteri. Masker medis yang lulus uji ini akan mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Masker medis, menurut dr Arianti, memiliki efisiensi penyaringan bakteri minimal 95 persen. Spesifikasi ini berbeda dengan masker non medis, yang antara lain dipakai di industri pengecatan, yang tidak dianjurkan untuk pencegahan COVID-19.
"Untuk masker-masker yang non medis tetapi menggunakan klaim sebagai masker medis, kementerian kesehatan sudah melakukan pengawasan dan sudah melakukan penyitaan di beberapa tempat," jelas dr Arianti.
Diakui, secara fisik memang sulit ditemukan adanya perbedaan antara masker medis dan non medis. Meski demikian, masker palsu bisa dikenali antara lain dengan mengecek izin edar yang tercantum pada kemasan, melalui infoalkes.kemkes.go.id.
