Minggu, 04 April 2021

Ini Alasan Kenapa Virus COVID-19 Bisa Sebabkan Sesak Napas

 Virus COVID-19 bisa berdampak pada semua organ tubuh. Meskipun penyakit ini tergolong menyerang sistem pernapasan, sesak napas menjadi salah satu dampak infeksi virus Corona yang harus diwaspadai.

Sebab, kesulitan bernapas, sesak napas, dan nyeri dada menjadi tanda-tanda COVID-19 menyebar cepat melalui saluran pernapasan. Selain itu, sesak napas juga sering menjadi tanda keparahan infeksi virus COVID-19.


Dikutip dari laman Times Of India, pada beberapa orang, gejala virus Corona yang ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, ada pula yang membutuhkan perawatan medis rumah sakit karena gejalanya cukup berat.


Intensitas sesak napas bisa menjadi berbeda-beda antara pasien COVID-19. Tapi umumnya, kondisi ini membuat orang merasakan sesak di dada atau terus terengah-engah setiap detiknya.


Dalam beberapa kasus, sesak napas juga dapat menyulitkan seseorang untuk mengambil napas panjang dan lega. Kondisi ini juga bisa berubah menjadi sensasi sesak atau nyeri mendadak, serta ketidaknyamanan ketika menghembuskan napas.


Meskipun kamu sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas fisik berat, sesak napas bisa kamu rasakan ketika istirahat atau mengalami peradangan aktif akibat virus.


Ini alasan kenapa virus COVID-19 sebabkan sesak napas

Gejala yang dialami pasien virus COVID-19 tergantung pada awal mula virus menginfeksi organ vital. Sesak napas misalnya, merupakan sensasi yang sulit dideteksi ketika terjadi peradangan dan gangguan pada fungsi paru-paru.


Karena virus Corona menyerang jaringan dan lapisan paru-paru, virus juga bisa menyebar dengan cepat dan merusak saluran udara. Sistem kekebalan tubuh akibat serangan virus juga akan melepaskan sel-sel yang menyebar bersamaan dengan peradangan sehingga menyulitkan seseorang bernapas.


Sesak nafas juga bisa mengganggu fungsi paru-paru dalam mengangkut nutrisi dan cairan penting, suplai oksigen, dan menyebabkan penumpukan racun yang bisa mengakibatkan komplikasi tambahan.


Kekurangan aliran oksigen juga dapat mempengaruhi aliran darah. Semua faktor ini menggabungkan kesulitan bernapas dan menyebabkan gejala pernapasan lainnya.


Seberapa cepat gejala ini bisa terjadi?

Masa inkubasi virus Corona COVID-19 antara 5 hingga 14 hari. Seseorang dapat mengalami gejala sesak napas pada 5 hingga 6 hari setelah timbulnya gejala virus Corona lain, meskipun sesak napas bukan menjadi gejala utamanya.


Namun, perlu dipahami bahwa sesak napas bisa menjadi tanda keparahan infeksi virus corona COVID-19 dan bisa menjadi indikator cepat kasus virus Corona ringan menjadi parah.


Beberapa faktor yang bisa menyebabkan infeksi virus Corona ringan berubah menjadi parah, termasuk orang dengan riwayat penyakit, obesitas, orang dengan gangguan pernapasan kronis, infeksi paru dan infeksi saluran pernapasan.

https://kamumovie28.com/movies/behind-the-mask-the-rise-of-leslie-vernon/


Disinggung Dahlan Iskan, Begini Parahnya Kondisi Keuangan BUMN Karya


Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyoroti kinerja BUMN karya yang kini dalam keadaan sulit. Hal itu terlihat dari kinerja keuangan mereka di 2020.

Menurut Dahlan, memang pembangunan infrastruktur beberapa tahun terakhir sangat masif. Contohnya pembangunan jalan tol yang banyak di berbagai wilayah. Namun pendanaan menjadi masalah baru bagi perusahaan infrastruktur ini.


"Ketika bencana tahap 1 datang, harapan tinggal pada obligasi, medium term notes (MTM) dan sejenisnya. Tapi pemilik obligasi pun tahu, mana perusahaan yang masih bisa cari pinjaman bank dan mana yang sudah mentok," kata dia dikutip dari disway.id.


Memang jika dilihat dari laporan keuangan seperti Waskita Karya perusahaan mengalami rugi bersih hingga Rp 7,3 triliun di 2020. Padahal di 2019 perusahaan berhasil mengantongi laba bersih Rp 938 miliar.

Wijaya Karya juga sama, meski tidak menderita kerugian, namun laba bersih perusahaan turun begitu dalam sampai 91%. Pendapatan juga turun 39%.


PTPP juga mengalami penurunan laba bersih yang begitu dalam hingga 84%. Sementara Adhi Karya, Hutama Karya dan BUMN karya lain belum hingga saat ini belum melaporkan kinerja keuangannya di 2020.


Berikut catatan dari laporan keuangan para BUMN Karya:


1. Waskita Karya


Pendapatan: Turun 48%, Rp 31,39 triliun (2019) vs Rp 16,19 triliun (2020)

Laba: Untung Rp 938,14 miliar (2019) vs rugi Rp 7,38 triliun

Liabilitas: Rp 93,47 triliun (2019) vs Rp 89,01 triliun (2020)

Aset: Rp 122,59 triliun (2019) vs Rp 105 triliun (2020)


2. Wijaya Karya


Pendapatan: Turun 39%, Rp 27,21 triliun (2019) vs Rp 16,54 triliun (2020)

Laba: Turun 91,87%, Rp 2,28 triliun (2019) vs Rp 185,76 miliar (2020)

Liabilitas: Rp 42,89 triliun (2019) vs Rp 51,45 triliun (2020)

Aset: Rp 62,11 triliun (2019) vs Rp 68,11 triliun (2020)

https://kamumovie28.com/movies/beyond-the-mask/


Dialami Aurel Hermansyah, Ini 5 Mitos Kista Ovarium yang Tak Perlu Dipercaya

 Aurel Hermansyah sempat melakukan check up kesehatan reproduksi sebelum melangsungkan pernikahannya. Setelah diperiksa, dokter mengatakan wanita 22 tahun ini memiliki kista ovarium.

"Kita harapnya sih kista hormonal," kata dokter dalam vlog yang diunggah ke kanal YouTube The Hermansyah A6, Kamis (1/4/2021).


Mendengar dokter mendiagnosis Anda dengan 'kista ovarium' dapat wanita memikirkan skenario kasus terburuk, tetapi ini sebenarnya diagnosis yang cukup umum.


Hampir semua wanita didiagnosis dengan kista ovarium di beberapa titik kehidupan mereka. Perbedaannya terletak pada jenis dan ukuran kista yang didiagnosis.


Berikut sederet mitos soal kista ovarium yang tak perlu dipercayai, dikutip detikcom dari beberapa sumber.


1. Perlu dioperasi

Bertentangan dengan apa yang awalnya Anda pikirkan, tidak semua kista ovarium berbahaya. Dalam kebanyakan kasus, kista ini berukuran kecil, tidak bersifat kanker dan akan sembuh dengan sendirinya.


Pembedahan diperlukan hanya jika kista berukuran besar secara tidak normal atau di mana kista tersebut didiagnosis sebagai kista dermoid atau sebagai endometrioma. Oleh karena itu, jika telah didiagnosis dengan kista ovarium, cari tahu seberapa besar kista itu dan jenis kista apa itu.


2. Menyebabkan kemandulan

Didiagnosis dengan kista di ovarium tidak akan membuat wanita menjadi mandul. Namun, hal itu dapat menyebabkan komplikasi yang dapat menimbulkan kemandulan.


Jika kista terinfeksi, dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba. Ini adalah salah satu penyebab infertilitas yang paling umum. Situasi lain di mana kista ovarium dapat menyebabkan kemandulan adalah jika dikaitkan dengan endometriosis.


3. Menyebabkan kanker

Dengan kista ovarium, setiap kasus akan menjadi tak sama pada setiap wanita. Namun, dalam banyak kasus, kista tidak berkembang menjadi sel kanker dan juga tidak bersifat kanker.


Ultrasonografi panggul dapat membantu dokter mendiagnosis jenis kista yang ada di tubuh. Jika dokter menganggapnya kanker, dia biasanya akan menyarankan operasi untuk segera mengangkatnya.


4. Hanya mempengaruhi wanita yang menopause

Kista dapat berkembang di ovarium pada tahap mana pun dalam kehidupan wanita. Sejumlah wanita bahkan bisa mengembangkan kista yang tidak mereka sadari.


Dalam beberapa kasus, wanita bahkan dapat mengembangkan kista ini setelah menjalani histerektomi yang tidak melibatkan pengangkatan ovarium.


5. Tak bisa dikontrol

Jika mengidap kista ovarium berulang, minum pil KB dapat membantu mengatasi situasi tersebut. Konsumsi pil KB bisa menekan perkembangan kista di masa depan.


Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan atau berhenti merokok juga dapat menurunkan risiko terkena kista ovarium.

https://kamumovie28.com/movies/thirteen-erotic-ghosts/


Ini Alasan Kenapa Virus COVID-19 Bisa Sebabkan Sesak Napas


 Virus COVID-19 bisa berdampak pada semua organ tubuh. Meskipun penyakit ini tergolong menyerang sistem pernapasan, sesak napas menjadi salah satu dampak infeksi virus Corona yang harus diwaspadai.

Sebab, kesulitan bernapas, sesak napas, dan nyeri dada menjadi tanda-tanda COVID-19 menyebar cepat melalui saluran pernapasan. Selain itu, sesak napas juga sering menjadi tanda keparahan infeksi virus COVID-19.


Dikutip dari laman Times Of India, pada beberapa orang, gejala virus Corona yang ringan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, ada pula yang membutuhkan perawatan medis rumah sakit karena gejalanya cukup berat.


Intensitas sesak napas bisa menjadi berbeda-beda antara pasien COVID-19. Tapi umumnya, kondisi ini membuat orang merasakan sesak di dada atau terus terengah-engah setiap detiknya.


Dalam beberapa kasus, sesak napas juga dapat menyulitkan seseorang untuk mengambil napas panjang dan lega. Kondisi ini juga bisa berubah menjadi sensasi sesak atau nyeri mendadak, serta ketidaknyamanan ketika menghembuskan napas.


Meskipun kamu sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas fisik berat, sesak napas bisa kamu rasakan ketika istirahat atau mengalami peradangan aktif akibat virus.

https://kamumovie28.com/movies/the-infiltrators/