Pelaksanaan vaksinasi tahap ketiga ditargetkan terlaksana April 2021 sesuai keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).
Namun, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan pelaksanaan vaksinasi tahap ketiga terpaksa molor dari target sebelumnya. Hal ini dikarenakan stok vaksin Corona terbatas imbas embargo vaksin Corona.
"Karena situasi embargo kita sepertinya baru bisa mulai Juni atau Juli ya," jelas dr Nadia saat dihubungi detikcom Kamis (1/3/2021).
Alasan adanya embargo vaksin Corona India, dikaitkan dengan sejumlah negara yang kembali mengalami lonjakan kasus COVID-19 seperti Amerika hingga Eropa. Stok vaksin Corona AstraZeneca sebanyak 10 juta dosis untuk RI terpaksa ditunda, diperkirakan datang bulan Mei.
"Sehingga mereka meminta untuk bisa didahulukan proses vaksinasinya, sehingga tadi buat negara-negara yang membeli ini kemudian AstraZeneca mengatakan akan menunda pengiriman vaksin tersebut ke negara kita," lanjutnya.
Cakupan vaksinasi yang semula ditargetkan 750 ribu orang per hari juga disebut dr Nadia tak mungkin tercapai di April. Pemerintah saat ini fokus pada ketersediaan 27 juta dosis vaksin Corona Sinovac yang akan digunakan April hingga Mei.
"Jadi kalau yang sekarang beredar kurang lebih ada 20 juta dosis yang saat ini kita gunakan, kita masih punya simpanan sebanyak 27 juta dosis yang akan kita gunakan di bulan April-Mei," kata dr Nadia.
Siapa yang akan menerima vaksinasi tahap ketiga?
Dalam juknis keputusan Dirjen, pada tahap ketiga vaksinasi akan menyasar masyarakat yang rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Sementara dr Nadia menyebut vaksinasi Corona tahap ketiga diberikan pada warga di daerah risiko tinggi COVID-19.
"Masyarakat umum usia 18-59 tahun, tapi nanti prioritas di daerah yg tinggi penularannya," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/movies/scare-campaign/
Ciri-ciri Prader Willi Syndrome, Kondisi yang Dialami Anak Oki Setiana Dewi
Salah satu anak dari artis Oki Setiana Dewi yaitu Sulaiman Ali Abdullah dikabarkan mengidap penyakit langka. Penyakit itu disebut dengan sindrom prader-willi atau prader willi syndrome.
Prader willi syndrome adalah kelainan genetik langka yang menyebabkan beberapa masalah pada fisik, mental, maupun perilaku si anak. Umumnya, kondisi ini disebabkan karena adanya perubahan genetik pada wilayah kromosom 15 dan bisa mengganggu fungsi normal bagian otak yang disebut hipotalamus.
Untuk mendeteksi sindrom ini, ada beberapa ciri atau tanda yang bisa diketahui. Ciri-ciri prader willi syndrome ini berbeda jika dialami saat bayi dan masa kanak-kanak.
Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa ciri prader willi syndrome yang bisa terlihat saat bayi yaitu:
Rendahnya kemampuan tonus atau otot istirahat.
Memiliki fitur wajah yang berbeda. Mata berbentuk almond, penyempitan kepala, bibir atas tipis, dan kesulitan saat mengisap.
Gagal tumbuh.
Kurangnya koordinasi mata.
Kurangnya respons terhadap rangsangan.
Tetapi, umumnya ciri-ciri prader willi syndrome ini akan lebih terlihat jelas saat si anak berusia 1-4 tahun. Ciri-cirinya seperti:
Selalu merasa lapar, seperti tidak merasa puas setelah makan.
Perkembangan organ seks berjalan lambat.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang buruk.
Ketidakmampuan dalam belajar.
Perkembangan motorik yang terlambat.
Kesulitan dalam berbicara. Biasanya baru mampu berbicara di usia 2 tahun.
Mengalami masalah perilaku.
Mengalami gangguan tidur.
Mengalami skoliosis (kelengkungan yang abnormal pada tulang belakang).
Rabun jauh atau miopia.
Memiliki kulit lebih terang dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya.