Melawan infeksi COVID-19 bisa menjadi pertempuran yang panjang dan sulit. Pada saat yang sama, ada juga beberapa tanda dan gejala yang membutuhkan waktu sangat lama untuk hilang.
Bahkan setelah dites negatif untuk virus Corona, beberapa pasien melaporkan banyak masalah, yang memengaruhi mereka secara fisik dan mental.
Berdasarkan studi terbaru yang dilakukan oleh University of Washington pada 177 orang yang positif Corona, ada beberapa gejala yang lebih umum dan mungkin membutuhkan waktu paling lama untuk hilang.
Berikut di antaranya dikutip dari berbagai sumber:
1. Anosmia
Untuk pasien yang mengidap anosmia, mendapatkan kembali indra penciuman yang rusak akibat Corona bisa sangat sulit. Anosmia pada beberapa pasien bisa menjadi gejala yang membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Menurut para ilmuwan, salah satu alasan utama yang menyebabkan anosmia lama untuk pulih disebabkan karena virus menyerang sel-sel di area indra penciuman.
Meskipun tidak akan hilang secara permanen, melakukan pelatihan penciuman atau aktivitas rutin yang mengaktifkan indra bisa menjadi cara untuk sembuh lebih cepat.
2. Kelelahan ekstrem
Saat ini, mengalami kelelahan ekstrem juga jadi salah satu gejala pasien yang dikeluhkan pasien COVID-19, berminggu-minggu setelah didiagnosa penyakit tersebut.
sementara para peneliti masih mencari hubungan antara kelelahan ekstrim dan COVID-19, mengatasi kelelahan akibat COVID-19 bisa dilakukan dengan cara banyak beristirahat. Tidak memaksakan diri untuk melakukan ragam aktivitas yang berat.
Selain itu makan makanan yang sehat, cukupi kebutuhan cairan, dan yang terpenting olahraga yang cukup untuk mengatasi kelelahan ekstrem tersebut.
3. Sesak napas
Bagi pasien yang memang mengalami komplikasi pernapasan akibat COVID-19, mengalami kesulitan bernapas adalah keluhan yang umum. Dalam banyak kasus, sesak napas juga bisa menjadi gejala yang lama hilang.
Para peneliti mengamati bahwa mengalami masalah pernapasan dapat membuat pasien menderita masalah kronis di kemudian hari, termasuk sesak napas dan kerusakan kantung udara di paru-paru.
Latihan pernapasan ekstensif dan dukungan oksigen mungkin diperlukan untuk melanjutkan fungsi pernapasan normal.
https://trimay98.com/movies/the-forest-2/
4. Sakit kepala
Mengalami sakit kepala bisa menghambat seseorang untuk melakukan aktivitas normal. Beberapa pasien juga mengeluhkan sakit kepala gejala yang bertahan lama akibat infeksi Corona.
Penelitian di Inggris baru-baru ini menunjukkan bahwa sakit kepala sering kali merupakan gejala awal infeksi. Sakit kepala sering dikaitkan dengan komplikasi neurologis dengan COVID-19, bersama dengan pusing. Bisa jadi, sakit kepala menandakan adanya peradangan di tubuh atau infeksi saraf di rongga hidung.
Sakit kepala yang terus-menerus, terlebih yang terkait dengan COVID-19 dapat muncul dalam berbagai bentuk dan seringkali memerlukan bantuan medis. Oleh karena itu, jika Anda memang mengalami masalah kronis, pertimbangkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.