Durasi bercinta menjadi peran penting saat melakukan hubungan seksual. Terkadang, beberapa dari mereka tak bisa 'menyenangkan' pasangan lantaran ejakulasi dini.
Apa sih yang menyebabkan ejakulasi dini?
Walau ejakulasi dini merupakan masalah ejakulasi yang paling umum ditemukan pria. Bukan berarti kamu atau pasangamu mengalami ini jika durasinya tidak memuaskan.
Layanan Kesehatan Masyarakat Inggris (NHS) mengungkap studi yang melibatkan lima ratus pasangan dari lima negara yang berbeda menyoal ejakulasi.
Pengamatan itu bertujuan untuk mengetahui durasi rata-rata yang dibutuhkan laki-laki untuk ejakulasi. Dari pengamatan tersebut, ditemukan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk ejakulasi sekitar lima setengah menit.
Dikutip dari Harvard Health Publishing, ejakulasi dini terjadi ketika seorang pria mencapai orgasme dan ejakulasi terlalu cepat dan tanpa kendali. Sebagai tambahan, ejakulasi dini terjadi sebelum pria tersebut menginginkannya.
Pria dapat dikategorikan mengalami ejakulasi dini saat tercapainya ejakulasi sebelum atau setelah foreplay. Selain itu, ditemukan juga kondisi ejakulasi terjadi sebelum memulai hubungan seksual.
Harvard Health Publishing mengatakan, satu dari lima pria mengalami kondisi ini, beberapa kali selama mereka hidup. Saat ejakulasi terlalu sering terjadi, itu menandakan adanya masalah medis.
NHS juga mengatakan ejakulasi dini sesekali sering terjadi dan tak perlu dikhawatirkan. Tetapi, jika ejakulasi dini menyebabkan aktivitas seksual pria menjadi terganggu hingga merusak keintiman seksual dengan pasangannya, segera cari tau penyebabnya.
Berikut ini penyebab terjadinya ejakulasi dini oleh NHS yang dibagi menjadi dua faktor, faktor psikologis dan fisik. Faktor fisik meliputi:
1. Masalah prostat
2. Masalah tiroid (kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif)
3. Penggunaan narkoba
Sedangkan faktor psikologis atau mental meliputi:
1. Depresi
2. Stress
3. Permasalahan hubungan
4. Kecemasan akan performa seksual
https://cinemamovie28.com/movies/little-vampire/
Total 2.021 Unit GeNose C19 Didistribusikan, ke Mana Saja?
Sebanyak 2.021 unit GeNose C19 didistribusikan kepada pengguna melalui lima perusahaan distributor pada 1 Maret 2021. Sebagian besar alat itu didistribusikan ke fasilitas kesehatan. Distribusi dilakukan dari UGM Science Techno Park (UGM STP), Kalasan, Sleman hari ini dan sebagian besar didistribusikan ke fasilitas kesehatan.
"Dari 2021 unit tersebut, sebagian besar akan diserahkan kepada fasilitas kesehatan," kata Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo Utomo dalam keterangannya, Senin (1/3/2021).
Kelima distributor resmi GeNose C19 tersebut adalah PT. Graha Rekayasa Utama, PT. Global Systech Medika, PT. Sigma Andalan Nusa, PT. Dunia Kecantikan Indonesia, dan PT. Indofarma Global Medika. Setiap distributor mengedarkan alat GeNose C19 ke berbagai instansi, seperti klinik, laboratorium, rumah sakit pemerintah dan swasta, korporasi/perusahaan, universitas, yayasan, kementerian, pemerintah daerah, dan BUMN.
"Selanjutnya, GeNose C19 akan diproduksi dan didistribusikan secara bertahap. Sebagian besar penerima GeNose C19 terkonsentrasi di Jawa, dan sebagian pengiriman ditujukan ke Kalimantan dan Sulawesi," paparnya.
Terkait sasaran distribusi, Hargo menjelaskan bahwa GeNose C19 hanya melayani pengiriman melalui distributor. Selain itu, ia menegaskan, GeNose tidak dijual untuk perorangan.
"Kami tidak melayani pembelian perorangan atau rumah tangga, tapi institusi yang berkaitan dengan kesehatan, pelayanan publik, pemerintahan, serta edukasi. Daftar distributor dapat dilihat di situs genose.swayasaprakarsa.com. Formulir pemesanan GeNose C19 dapat diakses melalui link https://ugm.id/pemesananGeNoseC19," jelasnya.
Salah satu penemu GeNose C19, Dr. dr. Dian K. Nurputra, menerangkan bahwa saat ini, GeNose C19 sudah diinspeksi kembali oleh Kementerian Kesehatan dan mendapatkan pengakuan cara uji klinis yang baik dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
"GeNose sudah layak beredar sejak diakui oleh Kementerian Kesehatan melalui pemberian izin penggunaan darurat dan yang terbaru Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan aturan mengenai GeNose sebagai syarat perjalanan," terang Dian.