Senin, 01 Maret 2021

Ini Alasan Menkes Pakai Sinovac Cs untuk Vaksinasi Program

 Salah satu ketentuan vaksinasi mandiri atau gotong royong adalah menggunakan jenis vaksin di luar 4 vaksin yang dipakai dalam vaksinasi program. Apa alasan pemerintah memilih 4 vaksin tersebut?

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, empat vaksin yang dipakai dalam vaksinasi program adalah Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavac. Menurutnya, pertimbangan utamanya adalah masalah akses.


"Masalah suplainya. Vaksin ini seluruh dunia rebutan. Temen-temen tahu banyak negara Asean belum dapet. Australia mungkin baru mulai vaksinasi. Jepang saja baru mulai. Tetangga-tetangga kita banyak yang belum mulai," kata Menkes Budi.


"Kita beruntung kita bisa dapat duluan," lanjutnya, Minggu (28/2/2021).


Menkes Budi mengingatkan, setiap hari terdapat 300 kasus kematian akibat COVID-19. Itu artinya, dalam sebulan ada 9 ribu kematian, dan dalam setahun ada 108 ribu kematian.


Karenanya, pemerintah memprioritaskan pemakaian jenis vaksin COVID-19 yang lebih dulu tersedia.


"Selama dia sudah lulus WHO, sudah lulus BPOM, apapun mereknya, pakai saja. Makin cepet, makin baik," tegas Menkes Budi.

https://nonton08.com/movies/little-vampire/


5 Fakta Kanker Hati, Penyakit yang Diidap Paman Tat Sebelum Meninggal


Aktor asal Hong Kong Richard Ng Man Tat atau yang dikenal dengan sebutan Paman Tat meninggal dunia pada Sabtu (27/2/2021) pukul 17.16 waktu setempat. Aktor yang sering muncul dalam film Boboho itu meninggal karena mengidap kanker hati di Union Hospital.

Menurut Ten Tin Kai-Man, teman dekat yang juga sesama aktor, Paman Tat meninggal dunia dalam keadaan tertidur setelah diberikan obat oleh dokter agar ia merasa lebih baik.


Kanker hati seperti diidap Paman Tat merupakan jenis kanker yang gejalanya kerap tidak terdeteksi. Saat terdeteksi, kadang-kadang kondisinya telanjur memburuk dan sulit diatasi.


Sel kanker yang terus berkembang di hati dapat menghancurkan sel-sel hati yang dapat mengganggu fungsi hati. Dikutip dari Healthline, berikut 5 fakta kanker hati yang harus kamu ketahui.


1. Jenis

Kanker hati terbagi menjadi dua jenis, yaitu kanker hati primer dan kanker hati sekunder. Kanker hati primer merupakan kanker yang berasal dari sel hati, sementara kanker hati sekunder merupakan kanker yang berkembang saat sel kanker dari organ lain menyebar ke hati.


2. Gejala

Kebanyakan orang yang mengidap kanker hati sering kali tidak mengalami adanya gejala pada stadium awal. Namun, sejumlah gejala umum yang terjadi jika terdapat sel kanker pada hati meliputi:


Nyeri pada perut

Kulit dan mata menguning (penyakit kuning)

Mual dan muntah

Mudah memar atau berdarah

Tubuh terasa lemas dan mudah lelah

3. Faktor risiko

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati, yaitu:


Kanker hati biasanya terjadi pada orang-orang berusia di atas 50 tahun

Infeksi hepatitis B atau C dalam jangka waktu lama

Mengonsumsi alkohol setiap selama bertahun-tahun

Sirosis atau kerusakan hati kronis yang dapat merusak fungsi hati, sehingga menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti kanker hati

Mengidap diabetes dan obesitas

Bagaimana pencegahan dan pengobatan kanker hati seperti diidap Ng Man Tat 'Paman Boboho' sebelum meninggal? Simak di halaman berikut.

https://nonton08.com/movies/the-little-vampire-3d/

Bukan Dipijat! Begini Cara Tepat Tangani Cedera Saat Olahraga

 Di masa pandemi COVID-19, banyak orang yang mulai menerapkan hidup sehat, salah satunya dengan berolahraga. Sejumlah jenis olahraga yang kerap dipilih oleh masyarakat adalah lari, bersepeda, aerobik, dan angkat beban.

Hanya saja, masyarakat sering kali mengabaikan protokol kesehatan selama melakukan olahraga tersebut, sehingga dapat meningkatkan risiko menularnya virus Corona. Sehingga, penting bagi semua orang untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama berolahraga.


Selain protokol kesehatan, melakukan beberapa persiapan yang tepat sebelum memutuskan untuk memulai olahraga juga sama pentingnya. Pasalnya, hal ini dapat mengurangi risiko tertentu selama olahraga berlangsung. Salah satu risiko yang kerap dialami oleh kebanyakan orang saat berolahraga adalah cedera.


Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan mengenai cara penanganan cedera yang baik saat berolahraga. Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Sports Injury dan Arthroskopi di Rumah Sakit Pondok Indah, dr Andi Nusawarta, M Kes, Sp OT (K), mengatakan bahwa cedera olahraga sering kali terjadi jika seseorang melakukan olahraga secara berlebihan.


"Cedera olahraga terjadi karena overused atau trauma yang terjadi. Jadi, overused itu gerakan berulang terlalu banyak dan terlalu cepat. Nah, sedangkan trauma itu terjadi karena benturan atau gerak yang melebihi kemampuan," ujar dokter Andi dalam acara Virtual Media Discussion dengan tema Olahraga Lebih Optimal Bebas Cedera pada Jumat (26/2/2021).


Umumnya, cedera saat olahraga terjadi pada otot dan sendi lantaran seseorang tidak melakukan pemanasan dan pendinginan yang tidak memadai atau tidak cukup. Selain itu, cedera juga bisa terjadi jika durasi, frekuensi, serta jenis olahraga tidak sesuai.

https://nonton08.com/movies/the-little-vampire/


Lalu, bagaimana cara mengatasi cedera yang benar saat olahraga menurut dokter Andi?


1. Proteksi

Jika terjadi cedera pada saat berolahraga, kamu harus langsung menghentikan olahraga dan meminta bantuan orang di sekitarmu untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi cedera tambahan serta cedera berkelanjutan.


Selain itu, kamu juga harus mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera tersebut. Dokter Andi menghimbau untuk tidak kembali melanjutkan olahraga jika mengalami cedera.


2. Pemberian es

Jika sudah diproteksi dan diistirahatkan, kamu selanjutnya bisa memberikan es pada bagian yang cedera. Namun, perlu diingat untuk tidak langsung membiarkan es menyentuh kulit. Menurut dokter Andi, sebaiknya es diletakkan di dalam handuk atau di atas perban yang telah dibalut pada bagian cedera.


Kemudian, kamu bisa mendiamkan es tersebut selama 15-20 menit atau memberikan es sebanyak 5-8 kali per hari, khususnya pada 2 hari pertama. Hal ini dilakukan guna mengurangi pendarahan serta pembengkakan.


3. Kompresi


Selain pemberian es, kamu bisa melakukan kompresi atau membalut bagian tubuh yang cedera menggunakan perban elastis. Kamu dapat menebalkan penggunaan kassa di atas perban untuk menghindari pembengkakan.


4. Hindari pemijatan

Salah satu hal yang sering kali dilakukan oleh kebanyakan orang yang mengalami cedera adalah dengan memijat bagian tubuh yang cedera. Padahal ternyata, hal ini tidak disarankan oleh dokter. Sebab, memijat dapat menyebabkan meningkatnya pendarahan serta pembengkakan pada bagian cedera, sehingga masa penyembuhan memakan waktu menjadi lebih lama.


5. Hindari air panas dan alkohol

Sama seperti memijat, ternyata membaluri bagian cedera dengan air panas atau alkohol juga tidak dianjurkan. Pasalnya, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya pendarahan dan bengkak pada daerah yang cedera. Saat cedera, dokter Andi juga menganjurkan untuk menghentikan kegiatan olahraga untuk sementara waktu agar tidak menambah beratnya cedera.

https://nonton08.com/movies/butterfly-on-a-wheel/