Senin, 01 Maret 2021

Gejalanya Bisa Berbulan-bulan, WHO Prioritaskan Penelitian Long Covid

 World Health Organization (WHO) baru saja menyatakan fenomena 'Long COVID' sebagai prioritas untuk diteliti. Pasalnya, long COVID ini dinilai membawa banyak dampak berkepanjangan pada pasien COVID-19, sementara gejala dan durasinya belum jelas hingga kini.

"Pada penderita gejala pasca COVID-19 memerlukan perhatian agar gejala-gejala COVID-19 yang berkepanjangan bisa dipahami dan ditemukan cara pemulihannya. Ini adalah prioritas WHO paling penting," ujar direktur WHO Eropa, Hans Kluge, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/2/2021).


Ia menambahkan, 1 dari 10 pasien COVID-10 mengalami gejala berkepanjangan hingga 12 minggu atau lebih. Akan tetapi, belum ada data yang jelas perihal jumlah pengidap long COVID dari WHO.


Dokter Janet Diaz dari WHO menyebut, gejala pada kasus long COVID bisa terjadi hingga hitungan bulan.


"Ini adalah gejala yang terjadi 1 bulan, 3 bulan, atau bahkan 6 bulan pasca terinfeksi COVID-19. Dengan pembelajaran lebih lanjut, durasi kasus long COVID bisa kita pelajari," ujarnya.


Sebagaimana yang dilaporkan WHO, gejalanya berupa rasa lelah terus-menerus, kabut otak (brain fog) atau kemampuan mengingat, gangguan jantung, dan saraf.

https://nonton08.com/movies/erasing-his-dark-past/


Selebgram Millen Cyrus Positif Benzo, Obat Apa Itu?


Selebgram Milen Cyrus (MC) diamankan polisi dengan hasil tes urine positif benzo atau benzodiazepine. Jenis obat ini termasuk salah satu yang sering disalahgunakan.

"Dari tempat ini ada kita periksa selebgram satu orang inisial MC bersama temannya, positif benzo," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa di Brotherhood Kafe, Jakarta Selatan, Minggu (28/2/2021) dini hari.


Dikutip dari WebMD, benzodiazepine adalah golongan obat yang disebut sebagai tranquilizers atau penenang. Merek yang cukup populer dan juga kerap disalahgunakan antara lain Xanax (Alprazolam) dan Valium (Diazepam). Ada juga yang dulu dipakai sebagai obat tidur, Dumolid (Nitrazepam).


Oleh dokter, obat-obat golongan benzodiazepine dipakai untuk mengatasi berbagai keluhan terkait gangguan kecemasan. Pemakaian tanpa resep dokter dikategorikan sebagai penyalahgunaan dan bisa dipidana.


Beberapa kondisi yang diatasi dengan obat golongan benzodiazepine antara lain:


Gangguan kegelisahan

Insomnia

Kecanduan alkohol

Pengendali kejang

Relaksasi otot

Dan sebagainya.


Benzodiazepine bekerja pada susunan saraf pusat, menghasilkan efek sedasi atau menenangkan. Dari 2.000 lebih jenis obat benzodiazepine, hanya sekitar 15 jenis yang disetujui penggunaannya oleh Food and Drug Administration (FDA).


Jenis-jenis benzodiazepine dikelompokkan berdasarkan lamanya efek pada tubuh:


Ultra short acting, contohnya Midazolam dan Triazolam

Short acting, contohnya Alprazolam dan Lorazepam

Long acting, contohnya Chlordiazepixode dan Diazepam

Termasuk jenis obat yang kerap disalahgunakan, benzodiazepine bia memicu berbagai efek merugikan bila dikonsumsi tidak sesuai anjuran. Kombinasi dengan alohol dan jenis obat lain bisa memicu dampak fatal dan bahkan mematikan.

https://nonton08.com/movies/the-perfect-husband-2/

5 Mitos Tentang Retinol yang Tidak Perlu Kamu Percaya Lagi

 Retinol merupakan salah satu bahan aktif dalam skincare yang sangat populer dan banyak dicari oleh para wanita. Bukan tanpa alasan, fungsi retinol yang terkenal sebagai anti aging yang dapat menyamarkan kerutan, flek hitam, dan tanda-tanda penuaan lainnya terdengar menggiurkan.

Tak hanya terkenal akan banyaknya manfaat, tidak sedikit juga mitos-mitos keliru tentang retinol yang masih banyak dipercaya. Dilansir dari Allure, berikut 5 mitos retinol yang tidak perlu lagi kamu percaya.


1. Retinol Berhenti Memberikan Efek Pada Kulit Setelah 6 Bulan


Ada anggapan bahwa retinol hanya akan bekerja secara efektif selama 6 bulan pemakaian. Kemudian setelah 6 bulan, retinol tidak lagi signifikan melawan tanda-tanda penuaan. Benarkah seperti itu?


Studi klinis menunjukkan bahwa retinol tetap bekerja memudarkan kerutan dan flek-flek hitam bahkan hingga 12 bulan. Lalu kalau begitu, apa yang akan terjadi setelah 12 bulan?


Setelah 12 bulan, tidak perlu terburu-buru mengganti retinol dengan produk lain. Cukup gunakan skincare dengan kandungan retinol yang lebih kuat untuk tetap dapat merasakan manfaat dari retinol di kulit kamu.

https://nonton08.com/movies/the-perfect-husband/


2. Hindari Penggunaan Retinol di Sekitar Mata


Kulit di area mata memang dikenal lebih sensitif dibandingkan area lainnya di wajah. Karena lebih sensitif, kita harus berhati-hati menggunakan skincare di sekitar mata. Apakah itu artinya retinol juga tidak boleh digunakan di sekitar area mata?


Jawabannya adalah bisa. Malah, retinol dianjurkan digunakan di sekitar kulit mata karena tanda-tanda penuaan lebih rentan terjadi di sekitar area mata. Lalu bagaimana kalau retinol tersebut tidak sengaja masuk ke dalam mata?


Jika itu terjadi, mungkin kamu akan merasakan sedikit perih, Ladies. Tapi jangan khawatir karena meskipun sedikit perih, retinol tidak akan membahayakan kamu lebih jauh dari itu.


3. Jika Terjadi Iritasi, Harus Berhenti Menggunakan Retinol


Iritasi karena retinol biasanya terjadi jika kulit baru pertama kali bersentuhan dengan retinol, sehingga kulit belum beradaptasi sepenuhnya. Jadi, kalau menggunakan retinol kemudian muncul tanda-tanda iritasi, sebaiknya jangan langsung hentikan pemakaian.


Iritasi ketika menggunakan retinol adalah tanda bahan tersebut sedang bekerja di kulit. Dalam dua hingga tiga minggu, kulit akan beradaptasi dengan retinol dan iritasi akan berhenti.


Tapi bagaimana jika iritasi terus berlanjut bahkan makin parah? Kalau itu terjadi, kamu bisa beri jarak penggunaan retinol menjadi seminggu sekali. Atau bisa juga mengganti dengan skincare yang kandungan retinolnya lebih rendah. Lakukan langkah tersebut hingga kulitmu akhirnya beradaptasi sepenuhnya dengan retinol.


4. Harus Menunggu Hingga 6 Minggu untuk Melihat Efek Retinol


Sayangnya hal ini tidak sepenuhnya benar. Memang kita harus menunggu untuk melihat efek dari penggunaan retinol pada kulit. Namun, uji klinis menunjukkan bahwa 6 minggu saja tidak cukup. Minimal harus menunggu sekitar 12 minggu atau lebih untuk melihat apakah retinol benar-benar bekerja di kulit.


Karena itu bagi kamu pengguna retinol, jangan terburu-buru ambil kesimpulan bahwa retinol tersebut tidak berefek di kulit. Tetap gunakan hingga sekitar 12 minggu, setelah itu baru putuskan apakah skincare retinol tersebut bekerja di kulit atau tidak. Wah, benar-benar harus sabar dan disiplin ya, Ladies!


5. Retinol Tidak Boleh Digunakan Ketika Siang Hari


Ini merupakan mitos yang paling populer. Banyak yang beranggapan bahwa jika sedang menggunakan skincare berbahan retinol, maka harus menjauhi sinar matahari. Karena kalau tidak, maka kulit akan lebih mudah terbakar.


Memang benar bahwa retinol akan bereaksi jika terkena sinar matahari. Panas matahari akan membuat partikel retinol hancur. Tetapi hal ini hanya akan menyebabkan retinol menjadi kurang efektif lagi di kulit, bukan menyebabkan kulit menjadi lebih rentan terbakar sinar matahari.


Kemerahan yang timbul biasanya murni karena panas matahari, bukan karena retinol membuat kulit semakin mudah terbakar. Intinya, kamu tetap boleh menggunakan retinol di siang hari. Tetapi setelah memakai retinol, jangan lupa pakai tabir surya juga, ya!

https://nonton08.com/movies/grannys-got-talent/