Kamis, 04 Februari 2021

Perusahaan Jack Ma & Regulator China Sepakat soal Restrukturisasi

 - Ant Group Co, perusahaan Jack Ma, telah mendapatkan persetujuan restrukturisasi dari regulator China. Raksasa fintech itu akan diubah menjadi perusahaan induk keuangan.

Melansir Reuters Rabu (3/2/2021), yang mengutip dari Bloomberg, rencana restrukturisasi itu menempatkan semua bisnis Ant Group ke dalam perusahaan induk keuangan, termasuk penawaran teknologinya di berbagai bidang seperti blockchain dan pengiriman makanan.


Dengan adanya restrukturisasi ini membuat perusahaan setara dengan bank yang akan tunduk pada persyaratan modal. Pengumuman restrukturisasi ini akan dilakukan sebelum dimulainya liburan Tahun Baru Imlek China pada 11 Februari mendatang.


Kesepakatan tentang restrukturisasi dari perusahaan afiliasi Alibaba Group ini akan meredakan kekhawatiran investor tentang tindakan keras yang dilakukan regulator China kepada bisnis Jack Ma.


Jack Ma sendiri dalam keadaan tertekan sejak pidatonya pada 24 Oktober yang lalu. Saat itu dia mengecam sistem peraturan China. Hal itu berakibat pada penangguhan penawaran umum perdana atau IPO Ant senilai US$ 37 miliar di Hong Kong dan Shanghai.


Regulator sejak itu meluncurkan penyelidikan anti-trust ke sektor teknologi yang membuat Alibaba kewalahan. Regulator juga mendorong Ant untuk mengubah struktur bisnisnya agar bisa berada di bawah pengawasan peraturan yang lebih ketat.


Jack Ma kemudian menghilang dari publik selama sekitar tiga bulan. Muncul banyak spekulasi tentang keberadaannya saat itu. Dia muncul kembali bulan lalu dalam video berdurasi 50 detik.


Terlepas dari kesepakatan dengan regulator tentang pembenahan Ant, yang bisnisnya meliputi pemrosesan pembayaran, pinjaman konsumen, dan distribusi produk asuransi, penyelidikan anti-trust ke Alibaba akan terus mengaburkan prospek kerajaan bisnis Jack Ma.

https://cinemamovie28.com/movies/one-way-trip-2/


Dokumen Autopsi Elvis Presley Ungkap Riwayat Sembelit Kronis, Kenali Gejalanya


Sempat simpang siur, hasil autopsi Elvis Presley akhirnya diungkap ke publik usai disegel 50 tahun. Selain sejumlah luka di seluruh tubuh ditemukan, hasil autopsi juga menunjukkan Elvis mengalami sembelit kronis selama berbulan-bulan sebelum ditemukan tewas.

Kondisi sembelit kronis seperti bisa disebabkan karena beberapa hal. Namun, gejala-gejalanya kerap tak disadari.


Waspadai gejala-gejala sembelit kronis, kondisi yang dialami Elvis Presley sebelum meninggal, dikutip dari Mayo Clinic.


- Buang air besar kurang dari tiga kali seminggu

- Feses yang menggumpal atau keras

- Mengejan untuk buang air besar

- Merasa seolah ada penyumbatan di rektum yang mencegah buang air besar

- Merasa seolah-olah tidak dapat mengeluarkan tinja sepenuhnya dari rektum

- Membutuhkan bantuan untuk mengosongkan rektum, seperti menggunakan tangan untuk menekan perut dan menggunakan jari untuk mengeluarkan kotoran dari rektum.


Elvis Presley juga sempat menjalani pola makan berantakan hingga adanya gangguan feses yang memadat dalam empat bulan. Perlu waspada jika buang air besar setiap hari namun bentuknya seperti kotoran kambing atau seseorang yang buang air besar seperti pisang, lembut namun hanya dua hari sekali, hal ini bisa menunjukkan ada yang tidak beres.


Sembelit kronis yang dialami Elvis Presley bisa juga disebabkan karena kanker usus besar hingga penyempitan usus besar. Begitu juga dengan kanker usus besar, kanker prut lain yang menekan usus besar, hingga kanker rektal bisa jadi pemicunya.


Namun, pakar kesehatan saluran cerna Prof Dr dr Ari Fahrial Syam menyebut sembelit kronis bisa dicegah dengan beberapa kebiasaan sehari-hari. "Hal-hal tersebut tentunya dapat kita cegah, dengan mengonsumsi banyak serat, banyak bergerak dan olahraga, serta minum air mineral secukupnya," jelas Prof Ari beberapa waktu lalu.

https://cinemamovie28.com/movies/one-way-trip/

Freeport & Tsingshan Steel Akan Teken Investasi Rp 39 Triliun

 Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Freeport Indonesia akan kerja sama investasi dengan perusahaan China, Tsingshan Steel. Nilainya mencapai US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 39,2 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Perjanjian itu akan mengerjakan proyek smelter di Weda Bay, Halmahera, Maluku Utara. Saat ini menurutnya kedua belah pihak sedang melakukan finalisasi perjanjian.


"Tsingshan dan Freeport akan sign kontrak US$ 2,8 miliar untuk smelter," kata Luhut dalam Special Dialogue IDX Channel, Rabu (3/2/2021).


Luhut mengatakan Freeport dan Tsingshan akan membangun smelter cobalt. Smelter itu juga akan menghasilkan asam sulfat yang bisa jadi bahan baku baterai.


"Mereka akan membuat smelter untuk cobalt. Yang sebagian akan menghasilkan asam sulfat. Ini asam sulfat menjadi bahan baku baterai," ujar Luhut.


Di sisi lain, di lokasi tersebut juga sudah ada smelter nikel ore. Bila ditambah dengan adanya proyek kerja sama Freeport dengan Tsingshan, akan membuat Indonesia bisa produksi baterai lithium N811 di tahun 2023.


"Di satu sisi, di sana juga ada smelter nikel ore. Kalau ini sesuai rencana, smelter nikel ore sudah jalan, maka 2023 kita akan produksi lithium baterai N811," kata Luhut.


Desember 2020 lalu, Presiden Direktur Freeport Indonesia Clayton Allen Wenas mengakui pihaknya sedang didekati oleh Tsingshan Steel, perusahaan asal China untuk membangun smelter di Halmahera, Maluku Utara.


Pria yang akrab disapa Tony Wenas ini menjelaskan, pihaknya terbuka dengan ajakan kerja sama tersebut. Namun, pihaknya tetap menunggu keputusan pemerintah.


"Di satu sisi memang benar, bahwa kami di-approach oleh Tsingshan yang berkeinginan juga membangun smelter di Halmahera dan kami masih dalam tahap pembicaraan," kata Tony dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (7/12/2020).

https://cinemamovie28.com/movies/identicals/


Perusahaan Jack Ma & Regulator China Sepakat soal Restrukturisasi


- Ant Group Co, perusahaan Jack Ma, telah mendapatkan persetujuan restrukturisasi dari regulator China. Raksasa fintech itu akan diubah menjadi perusahaan induk keuangan.

Melansir Reuters Rabu (3/2/2021), yang mengutip dari Bloomberg, rencana restrukturisasi itu menempatkan semua bisnis Ant Group ke dalam perusahaan induk keuangan, termasuk penawaran teknologinya di berbagai bidang seperti blockchain dan pengiriman makanan.


Dengan adanya restrukturisasi ini membuat perusahaan setara dengan bank yang akan tunduk pada persyaratan modal. Pengumuman restrukturisasi ini akan dilakukan sebelum dimulainya liburan Tahun Baru Imlek China pada 11 Februari mendatang.


Kesepakatan tentang restrukturisasi dari perusahaan afiliasi Alibaba Group ini akan meredakan kekhawatiran investor tentang tindakan keras yang dilakukan regulator China kepada bisnis Jack Ma.


Jack Ma sendiri dalam keadaan tertekan sejak pidatonya pada 24 Oktober yang lalu. Saat itu dia mengecam sistem peraturan China. Hal itu berakibat pada penangguhan penawaran umum perdana atau IPO Ant senilai US$ 37 miliar di Hong Kong dan Shanghai.


Regulator sejak itu meluncurkan penyelidikan anti-trust ke sektor teknologi yang membuat Alibaba kewalahan. Regulator juga mendorong Ant untuk mengubah struktur bisnisnya agar bisa berada di bawah pengawasan peraturan yang lebih ketat.


Jack Ma kemudian menghilang dari publik selama sekitar tiga bulan. Muncul banyak spekulasi tentang keberadaannya saat itu. Dia muncul kembali bulan lalu dalam video berdurasi 50 detik.


Terlepas dari kesepakatan dengan regulator tentang pembenahan Ant, yang bisnisnya meliputi pemrosesan pembayaran, pinjaman konsumen, dan distribusi produk asuransi, penyelidikan anti-trust ke Alibaba akan terus mengaburkan prospek kerajaan bisnis Jack Ma.

https://cinemamovie28.com/movies/colonia/