Jumat, 29 Januari 2021

Masuk Prioritas Vaksin COVID-19 Tapi Ada Komorbid? Begini Alurnya

 Vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat (Jabar) telah memasuki tahap penyuntikan dosis kedua pada Kamis (28/1/2021). Sementara itu, di sebagian wilayah Jabar lainnya penyuntikan vaksin baru pertama kali digelar hari ini.

Dalam prosesnya, calon penerima vaksin akan diperiksa kesehatannya terlebih dahulu sebelum menerima vaksin COVID-19. Tak sedikit pula, ada calon penerima vaksin yang batal divaksinasi karena terdapat komorbid.


Lalu apakah calon penerima vaksin yang terkendala kesehatan itu akan tetap divaksinasi?


Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Marion Siagian mengatakan, calon penerima vaksin yang telah ditentukan pada Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDMK) akan tetap menerima vaksin, dengan penjadwalan ulang.


"Kalau saat mau divaksinasi dia terus-terusan (tidak bisa divaksinasi), tidak apa-apa bisa di hari berikutnya, komorbidnya harus terkendali dulu. Seperti kemarin ada yang terus-terusan (tekanan darahnya) 170, jadi dia harus minum obat dulu, jadi harus terkendali dulu. Kalau bisa terkendali hari itu bisa divaksin, tapi kalau tidak bisa nanti vaksinasinya," ujar Marion di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Kamis (28/1/2021).


Vaksinasi COVID-19 akan dijadwal ulang oleh dinas kesehatan atau fasilitas layanan kesehatan yang telah ditunjuk. "Iya pasti ada undangan, ditelepon sama ininya (Dinkes), kita mempercepat proses vaksinasi ini," katanya.


"Asal terdaftar di SISDMK itu semua berhak, kalau ada masalah, kami akan menjembatani," katanya.


Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap ada sejumlah alasan calon penerima vaksin pada tahap awal ini, yang mayoritas tenaga kesehatan, belum dapat divaksinasi.


"Ada yang tidak datang, ada yang datang ternyata tidak laik disuntik. Pas datang mayoritas tekanan darahnya tinggi, ini menjadi fenomena nasional yang sempat dibahas oleh Menkes," ujar Kang Emil -sapaannya-.

https://indomovie28.net/movies/firestorm-last-stand-at-yellowstone/


Tes COVID-19 GeNose untuk Syarat Naik KA Hanya Opsi Tambahan, Tak Gantikan PCR


Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut soal Surat Edaran No 5 Tahun 2021 yang memperbolehkan penggunaan GeNose. Penumpang kereta api jarak jauh kini bisa menggunakan tes COVID-19 lewat hembusan napas tersebut.

Namun, Wiku menegaskan bahwa GeNose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan tes Corona polymerase chain reaction (PCR) yang berfungsi untuk diagnosa.


"Diharapkan genose dapat menjadi opsi tambahan menjadi penumpukan pelaku perjalanan distasiun kereta api mengingat hanya perlu waktu singkat bagi alat ini untuk memberikan hasil dengan tingkat akurasinya mencapai 93 persen," kata Prof Wiku dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Kamis (28/1/2021).


Selain itu, Wiku juga menjelaskan soal upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan di fasilitas kesehatan COVID-19.


"Upaya lain yang sedang dilakuakna pemerintah saat ini adalah peningkatan kualitas pelayanan faskes covid-19 yaitu selain dengan mengkonfersi ruangan pelayanan umum dan mengoptimalisasi sistem informasi rujukan terintegrasi," tambah wiku.


Dikesempatan yang sama, Wiku juga mengatakan jika saat ini pemerintah sedang berupaya mengembangkan platform yang mudah diakses masyarakat melalui digitalisasi untuk mengetahui ketersediaan tempat tidur untuk ICU maupun ruang isolasi


"Diharapkan kedepannya masyarakat dapat segera melakukan rujukan secara tanggap di faskes terdekat untuk penanganan segara demi mencegah kompilasi bahwan kematian," pungkasnya.

https://indomovie28.net/movies/firestorm-72-hours-in-oakland/

4 Fakta Anal Swab, Metode Tes COVID-19 yang Lagi Hits di China

 Metode anal swab untuk mendeteksi COVID-19 tengah jadi perbincangan berbeda dari tes pada umumnya. Para dokter di Beijing You'an Hospital, China, menyebut metode ini lebih akurat daripada swab nasofaring atau hidung dan pangkal tenggorokan.

Anal swab untuk mendeteksi COVID-19 didasari oleh temuan bahwa virus Corona bertahan lebih lama di saluran pencernaan dibanding di saluran napas. Karenanya, kemungkinan false positive diyakini lebih kecil dengan swab anal.


Apa saja yang perlu diketahui soal anal swab yang dipakai China? Berikut fakta-faktanya:


1. Apa itu anal swab COVID-19?

Swab anal COVID-19 merupakan metode untuk mendeteksi virus yang dilakukan dengan cara memasukkan alat swab 3 sampai 5 sentimeter ke dalam rektum atau dubur. Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an mengatakan, metode tersebut bisa lebih akurat dalam mendeteksi virus dan menurunkan kemungkinan kesalahan diagnosis.

https://indomovie28.net/movies/firestorm-2-2/


2. Apakah anal swab mendeteksi virus Corona?

China telah meluncurkan teknik metode baru berdasarkan penelitian, bahwa jejak virus Corona dapat bertahan lebih lama di anus dibanding dengan saluran pernapasan.


Dikutip dari laman India Today, Zhang Wenhong dari Rumah Sakit Huashan di Shanghai yang mengatakan bahwa swab anal tersebut dapat membantu meminimalkan risiko kambuh setelah pemulihan.


Pada tahun lalu, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Future Microbiology, sekelompok peneliti China menemukan bahwa beberapa pasien COVID-19 mengalami infeksi virus usus yang aktif dan berkepanjangan. Bahkan ketika mereka tidak menunjukkan gejala gastrointestinal.


"Menariknya, deteksi SARS-CoV-2 positif pada usap anal dua pasien dan negatif pada sampel usap tenggorokan dan dahak," tulis mereka.


3. Siapa yang menerima anal swab?

Metode ini digunakan setelah seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun positif terinfeksi varian baru Corona Inggris pada bulan lalu. Sebenarnya metode ini sudah mulai digunakan sejak tahun lalu, tetapi metode swab hidung dan tenggorokan masih digunakan sebagai metode tes Corona paling populer.


"Tentu saja, swab anal tidak senyaman swab di tenggorokan. Metode swab ini hanya digunakan untuk orang-orang yang tinggal di area karantina COVID-19 utama di Shanghai," ujar Li Tongzeng dari Rumah Sakit You'an di Beijing, yang dikutip dari New York Post, Rabu (27/1/2021).


4. Mengapa orang-orang diminta untuk melakukan tes anal swab?

Dalam sebuah wawancara dengan seorang reporter dari The Beijing News, dr Li Dong, wakil kepala dokter, Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit You'an Beijing, mengatakan bahwa pada akhir tahun lalu, menjadi jelas bahwa banyak pasien yang reaktif pada saat melakukan tes di tenggorokan dan hidung kemudian mereka menerima hasil positif dari tes anal swab.


Kombinasi metode ini dapat meningkatkan tingkat deteksi dan mengurangi proporsi diagnosis yang terlewat.


Namun, meskipun hasil false negative rendah, proses pendeteksian juga lebih kompleks, sehingga pengujian hanya dilakukan pada populasi tertentu yang untuk saat ini. Termasuk individu yang dikarantina dan orang yang tinggal dan bekerja di zona risiko tinggi.

https://indomovie28.net/movies/firestorm-3/