Jumat, 15 Januari 2021

Raffi Ahmad Jadi Sorotan Wartawan Asing, Satgas COVID-19 Angkat Bicara

 Artis dan presenter Raffi Ahmad menjadi sorotan karena tidak mematuhi protokol kesehatan saat menghadiri sebuah pesta. Padahal, sebelumnya ia ditunjuk oleh pemerintah mewakili anak muda untuk menerima vaksin COVID-19 perdana di Istana Merdeka, Jakarta, bersama Presiden Joko Widodo.

Media asing ikut menyoroti kasus viralnya Raffi Ahmad. Seorang jurnalis dari Arab News mengaitkannya dengan strategi komunikasi pemerintah dengan melibatkan artis dan influencer.


Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengakui apa yang dilakukan Raffi Ahmad keliru. Namun ia tetap berharap ke depan Raffi Ahmad bisa menjadi contoh yang baik untuk masyarakat, khususnya anak muda, agar mau dan tidak takut divaksin.


"Kami berharap ke depan Raffi Ahmad bisa berperan banyak mengajak anak-anak muda ingin divaksin," kata Wiku dalam konferensi pers di channel YouTube BNPB, Kamis (14/1/2021).


Wiku pun mengatakan, Raffi Ahmad sudah mengklarifikasi terkait hal ini dan meminta maaf. Di sisi lain, ia tetap mengajak para influencer lainnya untuk ikut mendorong pentingnya vaksinasi COVID-19.


"Hal ini juga sudah diklarifikasi oleh Raffi Ahmad, kita juga nanti ingin mengajak lebih banyak influencer sebagai strategi komunikasi vaksinasi COVID-19," ujarnya.


Sejak Kamis (14/1/2021) pagi, Raffi Ahmad menjadi bahan perbincangan menyusul beredarnya sebuah foto di media sosial. Dalam foto tersebut, ia tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak dengan kerumunan. Padahal beberapa jam sebelumnya, ia baru saja mendapat suntikan vaksin COVID-19.


"Assalamualaikum, saya Raffi Ahmad. Terkait kejadian tadi malam saya ingin sedikit klarifikasi. Tapi, sebelumnya saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya dan meminta maaf kepada Presiden Jokowi, seluruh staf yang ada di sekretariat presiden, dan sekali lagi meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas peristiwa tadi malam," ucap Raffi Ahmad dalam klasifikasinya, Kamis (14/1/2021).


"Semalam itu bukan di tempat umum tetapi memang di rumah pribadi salah satu ayahnya teman saya. Di situ kondisinya memang sebelum masuk rumahnya mengikuti protokol. Tapi di dalam kebetulan saya lagi makan tidak pakai masker dan ada yang foto. Tapi, apapun itu saya meminta maaf atas kejadian ini jadi heboh," sambungnya.

https://tendabiru21.net/movies/my-best-friends-wife/


Cerita Nakes di Bandung, Langsung Kerja Lagi Usai Vaksin COVID-19


Yane Ellyana (39), salah satu dari ribuan tenaga kesehatan (nakes) yang sudah menjalani vaksinasi di Puskesmas Antapani Jalan Majalaya, Kota Bandung. Kepada detikcom, Yane menceritakan pengalamannya sebelum dan sesudah penyuntikan vaksin Sinovac COVID-19 ke dalam tubuhnya itu.

"Saya divaksinasi tadi jam 13.00 WIB," ujar Yane saat ditemui, Kamis sore (14/1/2021).


Dia mengatakan, sebelumnya sudah mendapatkan pesan dari pemerintah soal keikutsertaannya dalam penyuntikkan vaksin COVID-19 ini. "Awalnya itu didaftarkan dari puskesmas bagian adminnya, terus kita dapat SMS untuk registrasi. Setelah registrasi ulang nanti dapat elektronik tiket untuk vaksin," jelasnya.


Bekerja selama 11 tahun sebagai tenaga kesehatan membuatnya paham betul mengenai vaksin hingga efek sampingnya. Sehingga, saat setelah divaksinasi ia tak mengeluhkan apapun.


"Biasa aja kaya divaksin biasa, di sebelah lengan kiri atas. Kalau efek samping tergantung ketahanan tubuh seseorang, kalau aku biasa aja. Enggak ada (keluhan atau efek samping)," akunya.


Saat ada vaksin pun, dia optimistis untuk ikut serta karena ingin menjaga daya tahan tubuh dalam kelompok besar (herd immunity). Meskipun telah divaksin, Yeni mengaku akan tetap langsung bekerja di Puskesmas.


"Setelah vaksin langsung kembali bekerja, biasanya sehari itu bisa ada pasien 50 sampe 100. Besok langsung masuk, insyaallah sehat," ujarnya.

https://tendabiru21.net/movies/american-beauty/

Apa Itu Stunting? Ini Arti, Penyebab, dan Pencegahannya pada Anak

  Stunting atau perawakan pendek adalah gangguan pertumbuhan yang mayoritas disebabkan oleh masalah nutrisi. Peran orang tua sangat penting untuk mencegah masalah tersebut.

Stunting menurut WHO adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.


Anak-anak didefinisikan terhambat gizinya jika tinggi badan mereka terhadap usia lebih dari dua deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak WHO.


Stunting pada awal kehidupan diperhatikan terutama pada 1.000 hari pertama sampai usia dua tahun. Gangguan pertumbuhan memiliki dampak fungsional yang merugikan pada anak.


Beberapa dampak stunting tersebut, seperti dilansir situs WHO, termasuk kognisi dan kinerja pendidikan yang buruk, upah orang dewasa yang rendah, produktivitas yang hilang.


Jika disertai dengan penambahan berat badan yang berlebihan di kemudian hari, peningkatan risiko penyakit kronis terkait nutrisi pada kehidupan nantinya.


Pertumbuhan pada anak usia dini merupakan penanda yang kuat dari pertumbuhan yang sehat. Hal ini terkait dengan risiko morbiditas dan mortalitas, penyakit tidak menular di kemudian hari, serta kapasitas dan produktivitas belajarnya.


Ini juga terkait erat dengan perkembangan anak di beberapa domain termasuk kapasitas kognitif, bahasa, dan motorik sensorik.

https://tendabiru21.net/movies/affair/


Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yakni faktor lingkungan dan genetik.


Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga perawakan pendek dapat diatasi.


Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak.


Selain disebabkan oleh lingkungan, stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Namun sebagian besar stunting disebabkan oleh kekurangan gizi.


Stunting di Indonesia menurut situs Kemenkes yakni balita yang stunting yakni 27,7 persen. Hal itu merupakan data 2019 yang tercantum dalam Arah Kebijakan dan Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2024.


Pencegahan Stunting

Pencegahan stunting menurut IDAI yakni:


1. Upaya tindakan pencegahan stunting dimulai dari masa kehamilan.


Bagi ibu hamil, upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.


2. Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:


-setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan


-setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun


-setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun


-setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun


3. Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai


4. Mengikuti program imunisasi terutama imunisasi dasar.

https://tendabiru21.net/movies/halloween-at-aunt-ethels/