Berdasarkan data interim uji coba vaksin Corona Sinovac di Bandung, efikasi yang didapat sebanyak 65,3 persen. Tak sedikit yang bertanya apakah angka tersebut mampu membentuk herd immunity?
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan herd immunity baru bisa tercapai jika penularan Corona yang terjadi di masyarakat sudah sangat rendah, atau bahkan tidak ada sama sekali.
"Jadi vaksinasi yang dilakukan di masa pandemi ini bertujuan untuk membentuk kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok tersebut ini terbentuk berawal dari individu yang divaksin," bebernya dalam keterangan siaran pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden Selasa (12/1/2021).
Menurutnya, herd immunity bisa terbentuk tanpa harus memvaksinasi semua warga di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa kriteria terkait penerima vaksin Corona khususnya yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.
"Indonesia melakukan vaksinasi dengan memprioritaskan kelompok masyarakat tertentu yang memiliki risiko tertular COVID-19 yang lebih tinggi dari yang lainnya dan memenuhi syarat," katanya.
Sementara itu, Prof Wiku menegaskan efektivitas vaksin Corona Sinovac baru bisa terlihat saat sudah melakukan pemantauan dalam beberapa waktu pada warga yang sudah divaksinasi.
"Angka efikasi 65,3 persen ini adalah hasil uji klinis, efektivitas vaksin ini akan diketahui setelah dilakukan pemantauan efek perlindungannya di masyarakat yang divaksinasi dalam kurun waktu tertentu," paparnya.
"Herd immunity akan tercapai jika penularannya menurun terus menerus sampai sangat minimal atau tidak ada sama sekali," pungkasnya.
https://movieon28.com/movies/reva-guna-guna/
Bio Farma Sebut Pfizer Ogah Dituntut Bila Vaksin Corona Buatannya Bermasalah
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan sampai saat ini pemerintah Indonesia belum mendapat komitmen pembelian vaksin Corona COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech.
Pasalnya, kata Honesti, pihak Pfizer-BioNTech meminta dibebaskan atau dilepaskan dari tuntutan hukum apabila terjadi masalah dalam proses vaksinasi, sehingga sampai saat ini masih dalam proses negosiasi.
"Mereka menginginkan adanya agreements antara Pfizer global dengan Pemerintah Indonesia, karena memang ada beberapa klausul yang mereka diminta untuk diberikan semacam kebebasan atau pun dilepaskan dari klaim tuntutan hukum kalau seandainya ada masalah dalam program vaksinasi," kata Honesti dalam rapat terbuka Komisi IX DPR RI bersama Kementerian Kesehatan, Selasa (12/1/2021).
"Ini masih kita diskusikan, karena kita juga tidak mau mendapatkan semacam cek kosong saja, tapi kita juga melihat nanti bagaimana klausa bisa kitanegosiasikan dengan Pfizer-BioNTech," tambahnya.
Diketahui, sebelumnya Indonesia berencana memesan vaksin Corona buatan Pfizer-BioNTech sebanyak 50 juta dosis dengan opsi penambahan 50 juta dosis lagi. Namun, ini masih dalam tahap finalisasi.
Vaksin ini pun sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diinformasikan, vaksin Corona Pfizer-BioNTech memiliki tingkat efektivitas mencapai 90 persen.
Meski begitu, vaksin tersebut harus disimpan dalam suhu dingin minus 70 derajat celsius. Hal ini menyebabkan vaksin Corona Pfizer-BioNTech membutuhkan perhatian khusus dalam proses pendistribusiannya, terutama di negara tropis seperti Indonesia.