Rabu, 06 Januari 2021

Bos Ericsson Bela Huawei, Minta Blokir Dibuka

 CEO Ericsson Borje Ekholm mengambil langkah yang menarik perhatian, yaitu membela Huawei dan meminta pemblokiran penggunaan perangkat telekomunikasi buatan Huawei dan juga ZTE.

Padahal, bisa dibilang Ericsson adalah salah satu rival Huawei dalam hal penyedia perangkat telekomunikasi. Namun Ekholm punya pemikiran tersendiri terkait permintaannya untuk membuka blokir Huawei tersebut.


Dilansir dari GSM Arena, Selasa (5/1/2021) Ekholm dilaporkan mencoba membujuk Menteri Perdagangan Internasional Swedia Anna Hallberg untuk membuka pemblokiran terhadap Huawei dan ZTE tersebut, yang mewajibkan perusahaan telekomunikasi di Swedia untuk tak lagi menggunakan peralatan 5G buatan Huawei dan ZTE pada awal 2025.


Namun menurut Ekholm, pemblokiran ini malah akan berdampak buruk pada pasar dan berisiko menciptakan fragmentasi pasar 5G dan menghambat inovasi. Ekholm pun mengirimkan sejumlah pesan ke Menteri Hallberg untuk mempertimbangkan kembali pemblokiran tersebut.


Pemblokirannya sendiri diputuskan oleh Swedish Post and Telecom Authority (PTS), setelah adanya pertimbangan dari pihak militer dan kepolisian Swedia terhadap penggunaan peralatan yang dibuat oleh perusahaan privat, yang dekat dengan pemerintahan China.


Sementara bagi Ericsson sendiri, selain menjadi rival terbesar Huawei dalam hal perangkat telekomunikasi, mereka juga menerima pemasukan yang cukup besar dari penjualannya di China. Yaitu sekitar 10% dari total penjualan mereka berasal dari China.


Pemerintah China pun pada Oktober lalu sudah mengancam pemerintah Swedia jika tetap melakukan pemblokiran tersebut. Yaitu akan ada dampak negatif yang dihadapi oleh perusahaan asal Swedia. Namun Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven tetap bergeming, dan bersikukuh kalau pemerintah Swedia tetap akan melakukan pemblokiran terhadap Huawei dan ZTE.


Swedia adalah satu dari beberapa negara yang memblokir Huawei. Negara lain yang juga melakukan pemblokiran itu adalah Australia, Selandia Baru, Jepang, Taiwan, dan tentunya Amerika Serikat.

https://tendabiru21.net/movies/tears/


Data Aplikasi Pelacak COVID-19 Bisa Dipakai Polisi di Singapura


Banyak pemerintahan di seluruh dunia telah memanfaatkan teknologi untuk membuat aplikasi pelacak COVID-19 yang bertujuan untuk menghambat penyebaran virus Corona.

Dengan aplikasi tersebut nantinya dapat diidentifikasikan bagi pengguna yang positif Corona melakukan kontak terakhir dengan siapa atau sebaliknya.


Langkah tersebut dinilai sangat penting dalam memerangi pandemi tetapi juga menimbulkan isu terkait masalah privasi.


Namun demikian justru pemerintahan Singapura telah mengonfirasi bahwa data yang mereka peroleh dari aplikasi pelacakan COVID-19 yang dinamai TraceTogether akan digunakan untuk membantu kepolisian dalam penyelidikan kasus kriminal.


Dilansir detiKINET dari Ubergizmo, Selasa (5/1/2021) aplikasi dan token yang dapat dikenakannya telah mengalami hampir 80% adopsi yang merupakan salah satu tingkat penetrasi tertinggi di dunia.


Artinya, ada banyak data tentang pengguna dan keberadaan mereka yang dapat digunakan penegak hukum jika mereka perlu melacak seorang tersangka dalam penyelidikan kriminal, atau pencarian barang bukti.


Pemerintah Singapura sebelumnya telah berusaha meyakini warganya dengan mengatakan bahwa data tidak akan pernah diakses kecuali pengguna dinyatakan positif dan bahwa data yang disimpan akan dienkripsi dan disimpan selama maksimal 25 hari sebelum dihapus.


Namun, pemerintah kini telah mengonfirmasi bahwa berdasarkan KUHAP, Kepolisian Singapura dapat memperoleh data apa pun yang mereka butuhkan, termasuk data dari aplikasi TraceTogether.

https://tendabiru21.net/movies/tears-for-you/


Xiaomi Patenkan 7 Desain Ponsel Layar Lipat

  Belum lama ini, analis Ross Young mengungkap bahwa Xiaomi akan meluncurkan tiga ponsel layar lipat dengan desain yang berbeda di tahun 2021. Kini memasuki tahun baru, empat paten yang didaftarkan Xiaomi mengungkap tujuh desain ponsel layar lipat yang berbeda.

Empat paten Xiaomi ini diungkap oleh situs LetsGoDigital.Paten ini diterbitkan pada 1 Januari 2021 dan berisi tujuh desain ponsel layar lipat.


Dikutip dari Gizmochina, Selasa (5/1/2021) dari tujuh desain tersebut, tiga di antaranya menggunakan desain clamshell ala Motorola Razr. Sementara empat lainnya menggunakan form factor tablet ala Galaxy Z Fold.


Dua desain clamshell pertama yang ada dalam paten tersebut memperlihatkan ponsel dengan layar yang penuh tanpa notch atau punch-hole. Di bagian belakangnya terdapat layar kecil berbentuk persegi panjang.


Perbedaan keduanya terlihat di setup kamera belakang. Model pertama memiliki satu kamera belakang dengan flash LED, sedangkan model lainnya memiliki empat kamera belakang, flash LED, sensor yang tidak diketahui, dan mikrofon sekunder.


Untuk desain clamshell yang terakhir, Xiaomi merancang ponsel layar lipat yang terlihat seperti Motorola Razr yang dibalik. Ponsel ini terlihat memiliki dahi yang cukup lebar untuk memuat dua kamera depan, dan bagian bawahnya tidak memiliki bezel.


Desain ini juga memperlihatkan layar sekunder di bagian luar ponsel. Selain itu ada tiga kamera belakang, dan tombol volume, power, serta slot kartu SIM di bagian kanan.


Selain desain clamshell, Xiaomi juga mematenkan empat desain ponsel layar lipat yang bisa dibuka menjadi seukuran tablet. Dua di antaranya mengusung desain yang mirip seperti Mi MIX Alpha dengan layar yang membalut bagian depan dan belakang ponsel.


Layar di sebelah kiri ponsel terlihat melengkung ke luar untuk menjadi layar sekunder. Dengan kata lain, desain ini mengusung satu panel yang fleksibel yang bisa menjadi layar utama dan layar kedua di luar tanpa notch dan punch hole.


Perbedaan keduanya hanya ada di setup kamera belakang. Model pertama memiliki empat kamera belakang yang disusun secara vertikal, sedangkan model lainnya memiliki satu kamera besar.


Dua desain terakhir tidak memiliki layar yang membalut ala Mi MIX Alpha. Desain ini memiliki layar utama yang penuh tanpa notch atau punch hole yang tidak tersambung dengan layar keduanya.


Tapi dalam kondisi tertutup, ponsel ini hanya memiliki layar kedua berbentuk vertikal yang sangat kecil, mungkin hanya untuk melihat notifikasi dan waktu. Walau keduanya sama-sama memiliki empat kamera belakang, desain dan ukuran sensor kameranya berbeda.


Meski sudah dipatenkan, belum berarti Xiaomi akan menggunakan semua desain ini untuk ponsel layar lipat buatannya. Saat ini yang diketahui tentang ponsel layar lipat Xiaomi adalah perangkat tersebut akan menggunakan chipset Snapdragon, kamera 108 MP dan MIUI berbasis Android 11.

https://tendabiru21.net/movies/dedemit-gunung-kidul/


Bos Ericsson Bela Huawei, Minta Blokir Dibuka


 CEO Ericsson Borje Ekholm mengambil langkah yang menarik perhatian, yaitu membela Huawei dan meminta pemblokiran penggunaan perangkat telekomunikasi buatan Huawei dan juga ZTE.

Padahal, bisa dibilang Ericsson adalah salah satu rival Huawei dalam hal penyedia perangkat telekomunikasi. Namun Ekholm punya pemikiran tersendiri terkait permintaannya untuk membuka blokir Huawei tersebut.


Dilansir dari GSM Arena, Selasa (5/1/2021) Ekholm dilaporkan mencoba membujuk Menteri Perdagangan Internasional Swedia Anna Hallberg untuk membuka pemblokiran terhadap Huawei dan ZTE tersebut, yang mewajibkan perusahaan telekomunikasi di Swedia untuk tak lagi menggunakan peralatan 5G buatan Huawei dan ZTE pada awal 2025.


Namun menurut Ekholm, pemblokiran ini malah akan berdampak buruk pada pasar dan berisiko menciptakan fragmentasi pasar 5G dan menghambat inovasi. Ekholm pun mengirimkan sejumlah pesan ke Menteri Hallberg untuk mempertimbangkan kembali pemblokiran tersebut.

https://tendabiru21.net/movies/chasing-coral/