Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Divisi Penindakan, Dr Ratna Dewi Pettalolo, SH, MH, menyebut ada 2.126 pelanggaran protokol kesehatan selama kampanye Pilkada 2020 berlangsung.
"Jadi berdasarkan hasil penanganan pelanggaran yang sudah dilakukan oleh bawaslu, kami mendapatkan fakta di lapangan kampanye dalam bentuk tatap muka memang masih jadi kampanye yang dipilih paling banyak peminatnya oleh pasangan calon," ujar Ratna dalam talkshow daring yang ditayangkan kanal YouTube BNPB, Jumat (04/12/2020).
Ratna menjelaskan, pelanggaran ini berupa terjadi kerumunan saat kampanye, tidak menggunakan masker tak menjaga jarak, serta tempat pelaksanaan kampanye yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan. Contohnya, tempat tersebut tidak memiliki sirkulasi udara yang cukup baik untuk mencegah penularan COVID-19.
Apa sanksi yang diberikan pada pelanggar?
Ratna mengatakan, dalam pemberian sanksi, pihaknya berpegang pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 13 Tahun 2020. Dalam aturan ini, ada 3 jenis sanksi yang diberikan pada pelanggar protokol kesehatan.
"Pertama, peringatan tertulis, kemudian sanksi penghentian kampanye sampai pembubaran, dan rekomendasi untuk tidak diikutkan pada kampanye selama 3 hari," ujarnya.
Ratna mengaku, sanksi yang diberikan ini terlalu ringan untuk pelanggaran protokol kesehatan. Pasalnya, jika terjadi penularan COVID-19, risikonya akan semakin besar.
"Sanksi pidana bisa diberikan, tapi tidak menjadi kewenangan dari penyelenggara dalam hal ini adalah Bawaslu. Kewenangan itu ada ada pada kepolisian karena masuk dalam ranah pidana umum," jelasnya.
Meski begitu, Ratna menjelaskan, pihaknya telah membentuk kelompok kerja yang bertugas untuk mengantisipasi pelanggaran protokol kesehatan selama Pilkada 2020 berlangsung. Kelompok kerja ini beranggotakan, Bawaslu, KPU, DKPP, Satgas COVID-19, Polri, TNI, Dinas Kesehatan, dan lembaga-lembaga lainnya.
https://kamumovie28.com/movies/the-parts-you-lose/
Cekrak-cekrek Puaskan Hasrat Narsis Para Pegowes Ibu Kota
Bersepeda jadi salah satu gaya hidup sehat yang sangat populer di tengah pandemi COVID-19. Makin banyak orang yang bersepeda baik sebagai hobi baru atau untuk aktivitas sehari-hari.
Tapi siapa sangka tren bersepeda yang sedang naik daun ini bisa menjadi sumber penghasilan bagi yang lain. Seperti yang dilakoni para fotografer lepas yang tergabung dalam komunitas Dalkotloop, akun di media sosial Instagram yang mewadahi kebutuhan antara fotografer dan pesepeda.
Berangkat dari keisengan memotret pesepeda di area BSD, Tangerang Selatan, Yulius terpikirkan untuk menjadikan hobinya sebagai ladang penghasilan baru. Ia yang juga seorang pegiat olahraga sempat berbincang dengan anggota dari komunitas sepeda dan ternyata para pesepeda juga butuh konten foto untuk mengabadikan momen mereka.
"Awalnya kita melihat fenomena sepeda ini banyak, terus kami yakin mereka (pegowes) butuh konten untuk sosmednya. Kita kan lihat mereka kalau foto cuma pakai hp, nah kalau pakai hp, action mereka nggak mungkin terekam. Kalau pakai go-pro juga bisa bawa, tapi untuk capture moment kan susah," katanya.
Sambil memotret di area TVRI, Yulius bercerita awalnya memotret pegowes di area BSD dan mengajak beberapa rekannya yang kebetulan ia tahu terdampak pandemi. Kebanyakan fotografer yang tergabung di komunitas ini dulunya bekerja sebagai freelancer photographer perhelatan olahraga seperti marathon, sepeda, triathlon.