Jumat, 04 Desember 2020

Jalan Terjal RI Setop Kirim Gas ke Singapura

 Rencana Indonesia menghentikan pengiriman atau ekspor gas ke Singapura semakin menjadi kenyataan. Direncanakan keputusan tersebut dimulai pada tahun 2023. Indonesia ingin memanfaatkan sumber daya alamnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Rencana ini pun sudah terkuak sejak 2019. Pertama kali yang menyebut rencana tersebut Menteri ESDM Arifin Tasrif di gedung DPR tanggal 27 November tahun lalu.


Meski begitu, penyerapan gas bumi untuk pasar domestik mendapat tantangan besar karena COVID-19. Di tengah pandemi, permintaan atau penyerapan gas menurun.


"Saat ini, tentu saja kita harus pikirkan demandnya seperti apa. Mungkin gas balance sampai 2025 kesulitan. Mungkin setelah itu, demandnya akan lebih mudah. Menjelang itu memang challenging ya," kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar dalam acara 2020 International Convention on Indonesia Upstream Oil and Gas yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (3/12/2020).


Guna mengatasi tantangan tersebut, dia mengatakan dengan membangun banyak pabrik petrokimia. Pabrik tersebut dinilai mampu menyerap gas dalam jumlah yang cukup besar.


"Jadi kami bangun industri yang butuh gas lebih banyak yaitu petrokimia. Itu bisa memakan 100 sampai 150 mmscfd per day atau 1 juta ton per tahun. Ini salah satu solusi untuk konsumsi gas-gas ekspor eks ke Singapura itu tadi ya," tambahnya.


Solusi lainnya, dikatakan Syahrial adalah langsung mendistribusikan gas melalui pipa transmisi ruas Dumai-Sei Mangkei dan Dumai-Medan. Tujuannya untuk mengembangkan industri yang berada di wilayah tersebut.


"Industri di sana jadi bisa berkembang. Bahkan gasnya bisa kita dorong ke atas, dan Aceh juga bisa dipenuhi," ungkapnya.

https://tendabiru21.net/movies/unfaithful/


Sedih, Bayar Pajak di RI Masih Dianggap Bentuk Penjajahan


Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak masih rendah. Ada yang menganggap membayar pajak bukan suatu kewajiban, hingga sebagai bentuk penjajahan.

"Banyak yang masih menganggap pajak bukan kewajiban, beban dari negara yang tidak dihubungkan dengan kehadiran negara itu sendiri. Bahkan masih ada sebagian masyarakat kita yang menganggap pajak itu identik dengan penjajahan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Nasional Perpajakan melalui virtual, Kamis (3/12/2020).


Hal itu terlihat dari rasio pajak di Indonesia yang masih rendah. Dia mengakui kemampuan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) belum maksimal dalam mengumpulkan pajak.


"Harus diakui di Indonesia tax rasio kita masih termasuk rendah, itu bukan sesuatu yang membanggakan karena itu menggambarkan belum optimalnya kemampuan kita mengumpulkan pajak," jelasnya.


Ternyata penerimaan pajak yang rendah juga dapat berdampak ke masyarakat. Klik halaman selanjutnya.


Rasio pajak yang rendah disebut bisa jadi penghalang bagi Indonesia untuk bisa membangun hal-hal yang penting bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat luas.

Fasilitas negara yang bisa dibangun dari pajak, kata Sri Mulyani misalnya pembangunan infrastruktur, sarana pendidikan, kesehatan, di bidang pangan, pertahanan keamanan, dan masih banyak lagi.


"Penerimaan pajak yang rendah menghalangi Indonesia untuk bisa membangun hal-hal yang sangat esensial dan penting bagi peningkatan kesejahteraan rakyat," ucapnya.


Untuk itu, dia meminta kepada jajaran DJP untuk mensosialisasikan kepada masyarakat terkait pentingnya membayar pajak. Berbagai cara bisa dilakukan seperti reformasi sistem perpajakan, perbaikan di kantor pelayanan, hingga reformasi sumber daya manusia.


Berdasarkan data dari Kemenkeu, realisasi rasio pajak pada 2015 mencapai 10,76%, yang turun secara bertahap pada 2016 menjadi 10,36% dan pada 2017 menjadi 9,89%.


Pada 2018, rasio pajak Indonesia sempat naik 10,24% dan kembali turun ke level 9,76% pada 2019. Pada tahun ini, Kemenkeu memproyeksikan rasio pajak hanya di level 7,9% dan pulih bertahap di level 8,18% pada tahun 2021.

https://tendabiru21.net/movies/istanbul-story/


Dikebut, Pelabuhan Patimban Diresmikan Sebelum Akhir Tahun

 Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Pelabuhan Patimban akan diresmikan dalam waktu dekat. Tepatnya, soft launching akan dilakukan pada minggu ketiga Desember.

Budi Karya tak merinci kapan tanggal soft launchingnya. Namun yang jelas, menurutnya peresmian Pelabuhan Patimban akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo.


"Paling tidak minggu ke tiga akan hadir pak Presiden di acara soft launching. Pak Presiden katakan protokol kesehatan harus dilakukan, tapi pembangunan juga tidak boleh terlambat," ujar Budi Karya kala meninjau Pelabuhan Patimban, Kamis (3/12/2020).


"Makanya diminta Desember, maka Desember ini kita lakukan," katanya.


Dia menjelaskan di awal peresmian akan ada terminal kendaraan bermotor berkapasitas 218 ribu CBU yang bisa digunakan di Pelabuhan Patimban.


Kemudian ada juga terminal bongkar muat kontainer dengan kapasitas 250 ribu TEUs yang bisa dipakai usai soft launching dilakukan.


"Di awal ini kita akan memiliki kapasitas 218 ribu CBU per tahun dan 250 ribu TEUs untuk kontainer. Di masa mendatang jadi 600 ribu CBU, jadi mayoritas ke sini ekspor, dan lebih dari 7 juta TEUs kontainer," ujar Budi Karya.


Saat ini sendiri, Budi Karya mengatakan pembangunan fasilitas sudah lengkap dilakukan pada Pelabuhan Patimban. Mulai dari pembangunan fasilitas breakwater, seawall, dermaga, back up area, dan akses jangkar.

"Nah kita juga sudah selesaikan tahap pertama pembangunannya. Kita sudah selesaikan breakwater, seawall, dermaga, back up area, dan jangkar access. Saya berterima kasih ke semua stakeholder," ujar Budi Karya.


Pernyataan Budi Karya pun diamini oleh Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Patimban Anwar. Menurutnya, estimasi waktu peresmian pelabuhan memang akan dilakukan di minggu ke tiga Desember.


"Estimasi waktunya ya memang segitu, kan kita juga nanti koordinasikan ketersediaan waktu pimpinan, Pak Presiden, dan kesediaan kargonya. Jadi makanya kira-kira pertengahan Desember. Dua tiga minggu dari sekarang," ujar Anwar.


Kemarin, Budi Karya baru saja meninjau pelabuhan ini. Dirinya pun menyaksikan uji coba bongkar muat di pelabuhan tersebut, bagaimana rupanya?


Uji coba yang dilakukan kemarin adalah untuk bongkar muat dan pengiriman kendaraan bermotor. Hal itu dilakukan oleh kapal MV Ostina.


Kapal tersebut akan melakukan bongkar muat dan pengiriman 20 mobil dari Pelabuhan Patimban menuju Pelabuhan Belawan, Medan.


Uji coba sendiri dilakukan mulai pukul 11.30 WIB, dimulai dari simulasi masuknya kendaraan ke dalam pelabuhan. Lalu kendaraan diinspeksi terlebih dahulu.


Usai inspeksi dilakukan, kendaraan dibawa dermaga kendaraan untuk disiapkan masuk ke dalam kapal pengirim. Setelah itu satu per satu kendaraan dibawa ke dalam kapal oleh beberapa petugas dengan cara dikendarai.

https://tendabiru21.net/movies/tom-segura-mostly-stories/


Jalan Terjal RI Setop Kirim Gas ke Singapura


Rencana Indonesia menghentikan pengiriman atau ekspor gas ke Singapura semakin menjadi kenyataan. Direncanakan keputusan tersebut dimulai pada tahun 2023. Indonesia ingin memanfaatkan sumber daya alamnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Rencana ini pun sudah terkuak sejak 2019. Pertama kali yang menyebut rencana tersebut Menteri ESDM Arifin Tasrif di gedung DPR tanggal 27 November tahun lalu.


Meski begitu, penyerapan gas bumi untuk pasar domestik mendapat tantangan besar karena COVID-19. Di tengah pandemi, permintaan atau penyerapan gas menurun.


"Saat ini, tentu saja kita harus pikirkan demandnya seperti apa. Mungkin gas balance sampai 2025 kesulitan. Mungkin setelah itu, demandnya akan lebih mudah. Menjelang itu memang challenging ya," kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar dalam acara 2020 International Convention on Indonesia Upstream Oil and Gas yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (3/12/2020).


Guna mengatasi tantangan tersebut, dia mengatakan dengan membangun banyak pabrik petrokimia. Pabrik tersebut dinilai mampu menyerap gas dalam jumlah yang cukup besar.


"Jadi kami bangun industri yang butuh gas lebih banyak yaitu petrokimia. Itu bisa memakan 100 sampai 150 mmscfd per day atau 1 juta ton per tahun. Ini salah satu solusi untuk konsumsi gas-gas ekspor eks ke Singapura itu tadi ya," tambahnya.


Solusi lainnya, dikatakan Syahrial adalah langsung mendistribusikan gas melalui pipa transmisi ruas Dumai-Sei Mangkei dan Dumai-Medan. Tujuannya untuk mengembangkan industri yang berada di wilayah tersebut.


"Industri di sana jadi bisa berkembang. Bahkan gasnya bisa kita dorong ke atas, dan Aceh juga bisa dipenuhi," ungkapnya.

https://tendabiru21.net/movies/twivortiare/