Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia pada Minggu (1/11/2020) bertambah 2.696 kasus. Total positif 412.784, sembuh 341.942, meninggal 13.943.
Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 23.208, sedangkan suspek yang tercatat sebanyak 61.215.
Detail perkembangan virus Corona di Indonesia pada Minggu (1/11/2020), adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 2.696 menjadi 412.784
Pasien sembuh bertambah 4.141 menjadi 341.942
Pasien meninggal bertambah 74 menjadi 13.943
Sebelumnya pada Sabtu (31/10/2020), jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 tercatat 410.088 kasus, sembuh 337.801, dan meninggal 13.869 kasus.
https://indomovie28.net/bang-gang-modern-love-story-2016/
Jaksel, Depok, Bekasi Mati Lampu! Puasa Medsos Dulu, Ada Manfaatnya Lho
Beberapa daerah di Jakarta, Depok, dan Bekasi mati lampu siang ini. Pemadaman di sejumlah wilayah khususnya di Jakarta disebut karena gangguan sistem.
"Benar (padam). Info sementara, ada gangguan di sistem 500/150 kV Jakarta yang mengakibatkan sebagian Jakarta mengalami pemadaman," kata General Manager PLN Disjaya Doddy B Pangaribuan kepada detikcom, Minggu (1/11/2020).
Saat listrik padam, tentu sebagian warga memilih untuk meninggalkan gadget sementara akibat kehabisan baterai. Tak ada salahnya untuk menghemat baterai terlebih dulu sekaligus puasa media sosial.
Banyak manfaat yang bisa didapat dari puasa media sosial. Salah satunya adalah bisa lebih mengenali diri sendiri.
Apa saja manfaatnya?
"Lebih bisa kenal sama dirinya. Menyadari sebenarnya apa yang sedang terjadi karena kadang kita suka overwhelmed sama berita yang ada, kemudian kita tambah cemas. Dengan detoks digital kita lebih bisa punya waktu sendiri untuk rileks, tenang, dan lebih bisa berpikir," kata Linda Setiawati MPsi, psikolog klinis beberapa waktu lalu.
Selain itu, psikolog klinis Veronica Adesla MPsi, menyebut manfaat puasa medsos juga tak hanya untuk diri sendiri tetapi untuk teman dekat atau keluarga. Pasalnya, seseorang bisa lebih peduli pada suatu topik yang sedang dibicarakan.
"Manfaatdetoks digital itu lebih ke 'here and now', lebih sadar. Di waktu ini kita ada di sini. Nggak cuma tubuh kita aja tapi juga pikiran dan hati kita. Kita lebih aware dengan topik yang dibicarakan dan dengan siapa kita berinteraksi," jelas Veronica beberapa waktu lalu.
Kerap Dialami, Ini Sederet Penyakit yang Bisa Terjadi Usai Libur Panjang
Libur panjang cuti bersama (28 Oktober- 1 November 2020) segera berakhir. Segala macam rutinitas akan mulai kembali dilakukan pada esok hari.
Meski libur panjang kali ini bertepatan dengan pandemi COVID-19, namun tak sedikit orang yang memanfaatkan momen ini untuk pergi berlibur.
Praktisi kesehatan sekaligus akademisi Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, mengingatkan ada beberapa penyakit yang umum terjadi pasca libur panjang, yakni sakit akibat kelelahan dan kambuhnya penyakit kronik.
"Tentu kondisi kelelahan dan kambuhnya penyakit kronik akan membawa dampak risiko untuk terjadinya infeksi COVID-19," kata Prof Ari.
Berikut sejumlah penyakit yang bisa terjadi usai libur panjang, seperti yang dijelaskan oleh Prof Ari.
1. Flu
Prof Ari menjelaskan, salah satu penyakit yang umum terjadi pasca libur panjang adalah flu. Ini dipicu oleh kelelahan usai melakukan perjalanan, sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan mudah terinfeksi penyakit.
"Selama dalam perjalanan, masyarakat cenderung untuk mengonsumsi makanan yang seadanya saja. Apalagi di era pandemi seperti ini, mereka berpikir dua kali untuk makan dan minum di restoran, apalagi jika kondisi restoran penuh," jelasnya.
"Jika hal ini terjadi, maka mereka mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran nafas atas," tambahnya.
2. Diare
Selain flu, penyakit selanjutnya yang bisa ditimbulkan akibat kelelahan usai berlibur adalah diare. Menurut Prof Ari, saat diperjalanan umumnya kita akan membeli makanan atau minuman secara sembarangan, yang mungkin belum terjamin kebersihan dan keamanannya.
"Kecenderungan untuk membeli makanan atau minum baik homemade atau dalam bentuk kemasan selama perjalanan di mana keamanan dan kebersihan dari makanan tersebut perlu dipertanyakan, sehingga seseorang itu juga mudah mengalami diare," ucap Prof Ari.
3. Penyakit kronik kambuh
Prof Ari mengatakan, saat berlibur umumnya kita akan sulit mengontrol asupan makanan dan cenderung mencari kuliner yang enak. Namun, tanpa disadari makanan atau minuman tersebut mengandung tinggi lemak, manis, dan asin.
"Tentunya bisa saja makanan-minuman ini juga dikonsumsi oleh seseorang yang sudah mempunyai penyakit kronik, penyakitnya dapat mengalami kekambuhan." ujar Prof Ari,
Prof Ari pun memberikan contoh, pada pasien dengan hiperkolesterol atau asam urat tinggi, jika mengonsumsi makanan berlemak tinggi, maka kondisinya bisa bertambah parah.