Sabtu, 05 September 2020

Berkulit Albino, 6 Wanita Ini Buktikan Mereka Bisa Sukses Jadi Model

 Albino adalah kondisi langka yang menyebabkan seseorang kekurangan atau tidak memiliki melanin dalam tubuhnya. Hal itu membuat mereka tampak pucat baik pada kulit maupun rambut. Pengidap albino memang sering menjadi perhatian yang mungkin pernah membuat mereka merasa berbeda atau tidak dimengerti bahkan minder. Namun enam model wanita ini membuktikan jika mereka juga cantik dan bisa sukses.

Connie Chiu

Tak banyak model albino yang datang dari Asia. Connie Chiu adalah salah satu dari sedikit orang albino dalam industri fashion yang bahkan dikatakan adalah pelopornya. Connie yang berasal dari Hong Kong ini dibesarkan di Swedia kemudian pergi ke London untuk mengembangkan kariernya sebagai model profesional. Connie mengawali karier sebagai peragawati untuk desainer Prancis Jean-Paul Gaultier di usia 24 tahun. Connie juga merupakan seorang penyanyi jazz.

Nastya Zhidkova

Karena kondisinya, model Nastya Zhidkova mengaku pernah jadi korban bullying. Namun keunikan wanita asal Ukraina itu malah membuatnya kini sukses jadi model. Selain wajah dan rambut yang berwarna pucat, penampilan Nastya juga mencuri atensi karena mata birunya. Nastya memulai karier di dunia modeling ketika menarik perhatian sebuah agensi yang merekrutnya kemudian membuatnya jadi viral.

Diandra Forrest

Model ras kulit hitam yang mengidap kondisi albino juga banyak menghiasi industri model. Diandra Forrest pun adalah sosok yang spesial. Selain menjadi model wanita albino pertama yang dikontrak agensi terkenal, ia juga seorang advokat di Tanzania untuk mewakili anak muda dengan kondisi serupa. Niatmya menjadi advokat datang dari pengalamannya sendiri yang mengaku sering tidak dimengerti sejak kecil bahkan sampai sekarang.

Refilwe Modiselle

Model kulit hitam pengidap albino lain yang sukses dalam industi modeling adalah Refilwe. Ia merupakan model albinisme pertama yang pernah berjalan di runaway Afrika Selatan. Ia mulai jadi peragawati sejak usia 13 untuk sebuah majalah. Selain di panggung model, wanita 34 tahun tersebut juga mengembangkan kariernya menjadi penyanyi dan aktris.

Thando Hopa

Wajah Thando Hopa bukan hanya pernah menghiasi sampul majalah Vogue hingga Forbes untuk pertama kali sebagai model albino. Ia pernah terlibat dalam Pirelli Calendar 2018 di mana Thando menjadi model Afrika Selatan kulit berwarna pertama yang pernah berpartisipasi. Bukan hanya model, wanita asal Afrika Selatan tersebut juga seorang aktivis dan pengacara. Menjadi sosok yang inspiratif, ia pun masuk sebagai 100 Women dari BBC karena mengadvokasi keberagaman dan inklusivitas.

Alyona Subbotina

Sebagai orang kulit putih, Alyona Subbotina mungkin tidak terlihat mengidap albinisme. Meski begitu, bukan hal yang mudah baginya untuk masuk ke industri modeling. Tak jarang Alyona ditolak oleh agensi karena dianggap tidak cocok dengan mereka. Sampai akhirnya Wanita asal Kazakhstan tersebut muncul di iklan Givenchy hingga MAC. Tak cuma model albino, Alyona juga seorang pebisnis.
https://nonton08.com/goosebumps/

Jumat, 04 September 2020

Doomscrolling Saat Pandemi Bisa Ganggu Kejiwaan, Perilaku Apa Sih Itu?

 Doomscrolling atau dikenal juga dengan sebutan doomsurfing menjadi istilah yang populer sejak pandemi virus Corona atau COVID-19 melanda dunia. Psikiater Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr dr Ronny Tri Wirasto, SpKJ, mengatakan doomscrooling merupakan istilah yang menggambarkan kecenderungan menelusuri media sosial secara terus menerus, terutama mengakses berita negatif.
Menurutnya, isolasi baik secara fisik maupun sosial akibat pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor pemicu doomscrooling. Proses isolasi tersebut mendorong orang untuk memenuhi kebutuhannya mendapat informasi salah satunya melalui media sosial (medsos).

"Hal tersebut dilakukan karena isolasi ini membuat seseorang menjadi tidak mau kehilangan apa yang sudah ada sebelumnya, baik secara sosial maupun fisik. Untuk mempertahankan itu, salah satunya dilakukan melalui media sosial termasuk membuat perilaku scrolling atau surfing," jelasnya dalam keterangan tertulis yang dikirim Humas UGM, Jumat (4/9/2020).

Ronny menjelaskan ketika seseorang berada dalam kondisi khawatir atau merasa cemas, doomscrolling dilakukan untuk mengubah perasaan mereka.

"Untuk menutup kecemasan dengan sesuatu yang lebih kuat. Sesuatu yang buruk atau negatif akan menutup rasa ketidaknyamaan itu," tuturnya.

Lebih lanjut Ronny menyampaikan, doomscrolling memiliki efek negatif bagi kesehatan baik fisik maupun mental. Aktivitas ini awalnya menimbulkan gangguan berupa kesulitan tidur, dimana gangguan pola tidur tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kesehatan fisik terganggu.

Tak hanya itu, doomscrolling juga menyebabkan kelelahan secara mental. Seseorang akan merasakan lelah yang berlebihan, menjadi mudah marah, sensitif, dan irritable.

Jika kondisi ini terus berlanjut dikhawatirkan akan memunculkan gangguan mental.

"Perlu diwaspadai jika muncul ciri-ciri ada ganguan tidur, rasa lelah berlebihan, dan mudah merasa nyeri di seluruh tubuh. Apabila hal tersebut sudah terasa mengganggu sebaiknya segera minta pendampingan pada profesional seperti psikolog atau psikiater," sebutnya.

Untuk mengatasi efek samping doomscrolling, Ronny menekankan perlunya untuk membuat batasan dalam mengakses media sosial. Selain membatasi informasi yang diakses, lanjut Ronny, sebaiknya juga membatasi waktu saat mencari dan membaca berita agar tidak berlama-lama dalam perilaku doomscrolling.

Berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyadari tujuan awal mengakses informasi. Ingatkan diri sendiri mengenai alasan mengapa melakukan penelusuran di media sosial. Jangan sampai justru terjebak membaca informasi yang tidak relevan dengan kebutuhan.

Robert Pattinson Positif COVID-19, Satu Lagi Bukti Bugar Tak Dijamin Kebal

- Aktor Robert Pattinson menambah deretan tokoh 'bugar' yang akhirnya terpapar virus Corona menyusul bintang film Dwayne Johnson 'The Rock', dan pesepakbola Neymar. Hal ini tentu menjadi pengingat bahwa tak ada yang kebal terhadap virus Corona.
Robert Pattinson yang didapuk menjadi Bruce Wayne dalam film terbarunya The Batman tentu dituntut punya badan yang atletis. Bahkan ia rutin melakukan latihan kardio dan jogging sejauh 5-10 km setiap harinya.

Lantas, apa ya alasan orang yang sehat bugar juga bisa terinfeksi virus Corona?
"Itu bisa dikatakan olahraganya terlalu berat, sehingga imunitas tubuhnya turun," ujar Praktisi kesehatan olahraga dari Slim and Health Sports Therapy, dr Michael Triangto SpKO, kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Mereka yang berolahraga rutin pun tak selalu memiliki imunitas yang tinggi. Terlebih para aktor atau atlet, mereka memiliki target yang harus dipenuhi sehingga bisa saja hal tersebut menjadi faktor penurun imunitas mereka.

Pola latihan seseorang berdampak pada risiko mereka terinfeksi COVID-19. Seperti yang diketahui, virus Corona menyasar sistem kekebalan tubuh. Semakin tinggi intensitas olahraga seseorang, maka semakin besar pula risiko daya tahan tubuh mereka turun sehingga membuat seseorang mudah terkena COVID-19.

"Kalau kita berolahraga berat, kemungkinan kita terinfeksi lebih besar daripada orang yang tidak berolahraga sama sekali. banyak orang yang berpikir lebih banyuak berolagraga akan semakin sehat...Tidak berolahraga tentu tidak sehat, tapi olahraga berlebihan juga tidak sehat," jelas dr Michael.
https://cinemamovie28.com/invitation-girl-2-2/