China mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus corona. Berdasarkan pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi Wuhan, Tiongkok, pengajuan hak paten obat itu sudah dilakukan sejak 21 Januari kemarin.
Nama obatnya adalah remdesivir. Remdesivir ini dibuat oleh Gilead Sciences Inc yang sebelumnya dipakai untuk menguji beragam penyakit seperti Ebola dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Kabarnya temuan para ilmuwan menunjukkan kombinasi remdesivir dan chloroquine ketika diuji coba ke virus corona baru (2019-nCov) di laboratorium sangat efektif untuk memerangi virus corona baru.
Mengutip WHO, remdesivir menunjukkan potensi kemanjuran klinis terhadap virus Ebola dan infeksi filovirus. Obat remdesivir ini juga diterapkan pada wabah virus Ebola di Afrika Barat yang terjadi pada tahun 2013-2016. Pada saat itu, remdesivir baru dalam tahap awal pengembangan. Namun, ternyata obat tersebut efektif mengobati virus Ebola dan kembali digunakan pada wabah virus Ebola di yang terjadi pada tahun 2018-2019.
Selain dinilai efektif untuk sembuhkan virus corona, remdesivir juga ternyata dapat menyembuhkan virus lainnya, seperti virus nipah, dan virus hendra.
Saat ini, Gilead bekerja dengan otoritas kesehatan di China untuk membuat uji coba terkontrol secara acak untuk menentukan apakah remdesivir dapat digunakan secara aman dan efektif untuk mengobati 2019-nCoV. Gilead juga mempercepat pengujian laboratorium yang sesuai terhadap remdesivir terhadap sampel 2019-nCoV, demikian tulis situs resmi Gilead.
Hati-hati Pakai Asbes di Rumah, Bisa Picu Kanker Paru hingga Ovarium
Kota Bandung merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang menerapkan larangan menggunakan asbes untuk bangunan. Peraturan itu tercantum dalam Perda No 14 Tahun 2018.
Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, larangan ini lebih ditujukan kepada bangunan komersil. Pemkot Bandung pun tidak akan mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB), jika pembangun terindikasi menggunakan asbes.
Memangnya seberapa bahaya penggunaan asbes bagi kesehatan ?
Coordinator NGO Australian People for Health, Education and Development Abroad (APHEDA), Philip Hazelton mengatakan penyakit yang rawan muncul dari penggunaan asbes adalah asbestosis.
Asbestosis adalah penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes. Penyakit ini menyebabkan terjadinya pengerasan pada paru-paru.
"Jadi memang penyebab berbahaya asbestosis itu tidak terlihat. Karena ia berbentuk partikel kecil yang tidak terlihat oleh mata. Masa inkubasinya hingga menjadi kanker paru-paru pun sekitar 10-15 tahun," kata Philip saat ditemui di Balaikota Bandung, Kamis (6/2/2020).
Asbestos yang terserap oleh perempuan, kata Philip, berpotensi menyebabkan kanker ovarium. "Indonesia ini merupakan negara kedua yang terbanyak mengimpor asbes, setelah India. Kemungkinan ada 1.000 pasien yang menderita asbestosis," ujarnya.
Philip tak memungkiri jika asbes masih menjadi favorit karena harganya yang relatif murah. Namun, menurutnya banyak material pengganti yang harganya jauh lebih murah.
"Bisa menggunakan bahan PVA atau atap baja, ini bisa lebih aman dan tahan lebih lama," katanya.
https://nonton08.com/manusia-enam-juta-dollar/