Selasa, 04 Agustus 2020

Viral iPad Jadi Piring Makan, Dokter: Bisa Lebih Jorok dari Dudukan WC

Di media sosial viral cuplikan video yang menunjukkan dua orang wanita menggunakan iPad sebagai piring makan. Dari beberapa video yang beredar terlihat mereka menggunakan iPad sebagai wadah untuk makan kacang edamame, takoyaki, hingga es krim.
Hingga kini, video yang diunggah di Twitter pada 31 Juli tersebut sudah ditonton hampir satu juta kali. Sebagian netizen memberikan reaksi kagum, mencibir, hingga jijik.

"Makan pake iPad nambah gizi makanan atau nambah kesombongan? Kok malah jadi jorok yah, iPad bekas dipegang-pegang," komentar satu pengguna Twitter.

Influencer kesehatan sekaligus ketua Junior Doctor Network Indonesia dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, menjelaskan memang permukaan gawai yang jarang dibersihkan bisa jadi sarang kuman. Bahkan ada studi yang menyebut jumlah bakteri di gawai bisa lebih banyak daripada di dudukan kloset.

"Gawai yang tidak dibersihkan bisa lebih jorok dari dudukan WC (semoga gawai tersebut sudah dibersihkan)," kata dr Koko.

"Kumannya mulai dari Staphyloccusaureus, Escherichia coli, sampai SARS-COV-2,"pungkasnya.

3 Pelajaran dari Flu Spanyol, Pandemi yang Mengakhiri Perang Dunia I

 Virus Corona COVID-19 bukan pandemi pertama yang melanda dunia. Pada 1918, flu spanyol juga menyebar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia yang saat itu berada di bawah kekuasaan Belanda.
Penelitian Prof Siddharth Chandra dari Michigan State University menjelaskan bahwa di daerah Jawa dan Madura, kurang lebih ada 4,37 juta korban jiwa dari jumlah penduduk sekitar 60 juta orang yang meninggal akibat flu spanyol.

Dari sejarah itulah, masyarakat saat ini kiranya dapat menerapkan 3 upaya yang pernah dilakukan ketika pandemi flu spanyol melanda, yakni :

1. Membuat inter-coordination Agency
Arie Rukmantara, penulis buku sejarah pandemi, mengungkapkan bahwa pemerintah membentuk Inter-coordination Agency (badan yang mengatur koordinasi antar lembaga) ketika terjadinya flu spanyol. Bukan hanya fokus pada urusan kesehatan, melainkan juga memantau urusan pelabuhan untuk mengatur keluar-masuknya penumpang, dan aturan lainnya, seperti karantina, edukasi.

"Timbulnya wabah ini bukanlah tanggung jawab satu orang atau lembaga saja. Makanya, saat itu terbentuklah inter-coordination Agency," jelas Arie dalam diskusi di Channel YouTube BNPB, Senin (03/08/2020).

2. Edukasi
Saat itu, setiap warga Hindia Belanda (Indonesia) diberikan edukasi tentang penularan, gejala, dan hal-hal lain terkait flu spanyol. Pemberian edukasi juga dilakukan lewat pamflet dan ambulance keliling. Untuk mensosialisasikan pencegahan juga dilakukan secara berulang dan terus menerus supaya masyarakat tidak mudah mengabaikan, bahkan melupakannya.

3. Pemberian sanksi
Tidak hanya membuat masyarakat teredukasi dengan sekadar mengetahui seputar pencegahan flu spanyol, melainkan mewajibkan mereka melakukannya juga. Jika mereka melanggar akan dikenai sanksi baik terhadap masyarakat maupun para petugas sesuai dengan aturan yang diatur pada protokol saat itu.
https://indomovie28.net/danur-2-maddah-2/

5 ASN di Klaten Positif Idap HIV

Lima orang aparatur sipil negara (ASN) di Klaten ditemukan positif mengidap human immunodeficiency virus ( HIV). Namun belum bisa dipastikan tempat kerjanya di Pemkab Klaten atau instansi lain.
"Untuk 2020 jumlah ASN yang positif HIV, Januari-Juli ada enam orang. Tempat kerjanya di Pemkab Klaten atau bukan baru kita lacak sebab cuma dilaporkan statusnya ASN," ungkap Pengelola Program dan Kegiatan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS (KPA) Kabupaten Klaten, Fauzi Rivai pada detikcom di kantornya kompleks Pemkab Klaten, Jalan Pemuda, Senin (3/8/2020) siang.

Rivai menjelaskan jumlah ASN sebanyak itu merupakan pengidap yang terdeteksi di wilayah Klaten.

"Temuan ini cukup mengejutkan sebab ada lima orang. Padahal tahun 2019 dan 2018 masing-masing hanya ada satu kasus ASN," lanjut Rivai.

Menurut Rivai, dari lima orang itu ada empat yang baru terjangkit atau HIV. Satu orang sudah fase AIDS dan sudah pernah dirawat.

"Dari lima itu ada satu yang sudah Aids. Dirawatnya iya pernah tapi sekarang sudah tidak," terang Rivai.

Lebih lanjut Rivai mengungkapkan dari lima ASN itu usianya bervariasi dan semua berjenis kelamin laki-laki. Ada yang sudah tua dan ada yang masih usia produktif.

"Ada yang usia 52, 26 dan ada yang 30 tahun. Kita sudah lakukan tracing dan ada dua orang yang mengaku tertular karena pernah menerima transfusi darah, tapi itu dari pengakuan," jelas Rivai.

Selain itu, sambung Rivai, ada indikasi dari kelima orang itu berperilaku sex menyimpang. Bahkan ada yang lelaki suka lelaki (LSL).

"Tiga orang ada indikasi LSL dan dua orang hetrosexual. Ada yang berasal dari luar Klaten tapi dideteksi positif HIV-nya di Klaten," ucap Rivai.

Dengan tambahan lima kasus ASN itu, ujar Rivai, angka kasus HIV dan Aids di Klaten selama 2020 mencapai 69 kasus. Namun dari total kasus sejak pendataan 2007 ada 964 kasus positif.

"Jika dikumukatif sejak pendataan 2007 maka jumlah total ada 964 orang. Dari jumlah itu ada 56 orang yang meninggal dunia," sambung Rivai.

Menindaklanjuti temuan itu, papar Rivai, komisi telah berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pengembangan Daerah (BKPPD) Pemkab Klaten. Termasuk dalam rangka pendampingan jika nantinya terbukti ASN itu berdinas di Pemkab.

"Untuk gedung sebelah (BKPPD) sudah berkoordinasi. Termasuk jika nanti ASN Pemkab dan perlu pembina," pungkas Rivai.

Asisten Administrasi Pemkab Klaten, Sri Winoto saat dikonfirmasi temuan itu belum mengetahui detailnya. Temuan itu akan segera dikoordinasikan dengan dinas terkait.

"Kita belum mengetahui. Kita akan koordinasi dengan BKPPD," ungkap Winoto pada detikcom di ponselnya.

Viral iPad Jadi Piring Makan, Dokter: Bisa Lebih Jorok dari Dudukan WC

Di media sosial viral cuplikan video yang menunjukkan dua orang wanita menggunakan iPad sebagai piring makan. Dari beberapa video yang beredar terlihat mereka menggunakan iPad sebagai wadah untuk makan kacang edamame, takoyaki, hingga es krim.
Hingga kini, video yang diunggah di Twitter pada 31 Juli tersebut sudah ditonton hampir satu juta kali. Sebagian netizen memberikan reaksi kagum, mencibir, hingga jijik.

"Makan pake iPad nambah gizi makanan atau nambah kesombongan? Kok malah jadi jorok yah, iPad bekas dipegang-pegang," komentar satu pengguna Twitter.

Influencer kesehatan sekaligus ketua Junior Doctor Network Indonesia dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, menjelaskan memang permukaan gawai yang jarang dibersihkan bisa jadi sarang kuman. Bahkan ada studi yang menyebut jumlah bakteri di gawai bisa lebih banyak daripada di dudukan kloset.

"Gawai yang tidak dibersihkan bisa lebih jorok dari dudukan WC (semoga gawai tersebut sudah dibersihkan)," kata dr Koko.

"Kumannya mulai dari Staphyloccusaureus, Escherichia coli, sampai SARS-COV-2,"pungkasnya.
https://indomovie28.net/the-education-of-my-wife-2/