Rabu, 01 Juli 2020

Marah Besar Jokowi di Mata Dahlan Iskan

 Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi pandangan atas marahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat laman pribadinya disway.id. Dahlan menilai, Jokowi marah menunjukkan jika kondisi sudah keterlaluan.
Seperti dikutip Selasa (30/6/2020), Dahlan mulanya bercerita mengenai adanya berita besar minggu ini yakni terkait kemarahan Jokowi. Menariknya, kata Dahlan, kemarahan Jokowi itu sebenarnya sudah terjadi beberapa hari sebelumnya namun baru diunggah pada hari Minggu.

"Gaya marahnya sangat Jawa. Marah di podium. Dalam bentuk ceramah. Atau arahan. Bukan marah di meja rapat. Mungkin karena beliau seorang presiden. Yang memerankan diri sebagai chairman. Bukan seorang CEO perusahaan," tulis Dahlan.

Dahlan berpandangan, mungkin presiden berharap menteri koordinator atau Menko yang menjadi CEO. Namun, Menko tak bisa jadi CEO karena sifatnya hanya koordinator bukan pengambil keputusan.

"Sepanjang keputusan masih tetap di tangan menteri, peranan menko sangat terbatas. Ia bisa memanggil para menteri. Memarahi mereka. Tapi marah saja tidak cukup. Yang ambil keputusan tetap menteri. Yang ambil langkah tetap jajaran di kementerian," ujarnya.

Sebab itu, ia menilai, efektifnya seorang Menko ialah tergantung pada wibawanya. Luhut Binsar Pandjaitan misalnya, bisa efektif bukan karena jabatan namun kepribadiannya. Apalagi, kata dia, Luhut seorang jenderal. Tapi, ada yang tak bisa dilakukan seorang Luhut yakni memecat menteri di bawahnya.

Dahlan pun kemudian menuturkan banyak orang halus bisa efektif. Ia juga menilai jika orang halus seperti Jokowi marah besar berarti kondisi sudah keterlaluan.

"Bahwa orang halus seperti Pak Jokowi marah besar berarti keadaan sudah keterlaluan. Misalnya soal anggaran kesehatan itu. Yang baru terpakai 1%," ujarnya.

Padahal, anggaran kesehatan mencapai Rp 75 triliun. Ia pun 'berdoa' jika data yang masuk ke Presiden itu salah. Kembali, jika data itu benar Dahlan menilai itu hal yang keterlaluan.

"Kalau angka 1% itu benar memang keterlaluan. Berarti program di situ tidak jalan sama sekali. Padahal ini sudah bulan Juli," ujarnya.

Dalam tulisannya, Dahlan tak hanya menyinggung Luhut tapi juga eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Dahlan mengatakan efektif atau tidaknya seorang Menteri Koordinator (Menko) tergantung pada wibawanya. Menurutnya, Luhut bisa efektif bukan karena jabatan, tapi karena kepribadiannya.

"Mungkin Menko Luhut Panjaitan bisa efektif bukan karena jabatannya, tapi karena kepribadiannya. Ia pribadi yang mumpuni. Suaranya keras --karena ia orang Batak. Kalau ia membentak menakutkan --apalagi ia seorang jenderal," kata Dahlan.

Meski begitu, Dahlan Iskan mengatakan, yang tidak bisa dilakukan Luhut ialah mengganti menteri di bawahnya. Menurutnya, semarah apapun Luhut tetap saja kewenangannya terbatas.

"Menteri Kelautan waktu itu, Susi Pudjiastuti, tetap saja tenang. Pak Luhut hanya bisa sebatas marah. Apalagi suara Susi juga keras. Kalau membentak juga menakutkan," ujarnya.
https://kamumovie28.com/2017/05/

Maskapai Ini Bangkrut Dihantam Corona

Maskapai penerbangan asal Meksiko, Aeromexico mengajukan kebangkrutan di pengadilan Amerika Serikat. Permohonan ini dilakukan karena maskapai telah terpukul akibat krisis virus Corona.
Aeromexico menjadi maskapai ketiga Amerika Latin yang mengajukan kebangkrutan. Maskapai mengajukan kebangkrutan atau restrukturisasi ini berdasarkan Undang-undang Kepailitan AS. Aeromexico akan mencari pembiayaan atau utang sebagai proses restrukturisasi.

Kendati demikian maskapai akan tetap mempertahankan penerbangan internasional dan menggandakan penerbangan domestik bulan depan saat pembatasan wilayah (lockdown) dilonggarkan. Maka pemesanan tiket, voucher, dan Pon Premier akan tetap berlaku.

Sementara itu, perusahaan induk investasi Aimia Inc (AIM.TO) memberi Aeromexico US$ 50 juta setara Rp 723 miliar (kurs 14.200/dolar US) untuk membantu keuangan perusahaan setelah sebelumnya juga sempat memberi pinjaman US$ 50 juta pada Mei lalu.

Dikutip dari Reuters, (1/7/2020) maskapai di Amerika Latin tengah mengalami penurunan permintaan ketika pandemi virus Corona menimbulkan kekacauan pada pariwisata dan perjalanan bisnis.

Dua maskapai Amerika Latin terbesar, LATAM Airlines Group (LTM.SN) Chili dan Avianca Holdings Kolombia AVT_p.CN, pada Mei lalu telah mengajukan kebangkrutannya.

Kebijakan pemerintah dari Amerika Latin berbeda dengan kebijakan Amerika Serikat dan Eropa. Sejauh ini pemerintah Amerika Latin lepas tangan atas jaminan maskapai yang terdampak virus Corona. Analis memperkirakan banyak maskapai penerbangan di Amerika Latin yang akan bangkrut.

Marah Besar Jokowi di Mata Dahlan Iskan

 Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi pandangan atas marahnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat laman pribadinya disway.id. Dahlan menilai, Jokowi marah menunjukkan jika kondisi sudah keterlaluan.
Seperti dikutip Selasa (30/6/2020), Dahlan mulanya bercerita mengenai adanya berita besar minggu ini yakni terkait kemarahan Jokowi. Menariknya, kata Dahlan, kemarahan Jokowi itu sebenarnya sudah terjadi beberapa hari sebelumnya namun baru diunggah pada hari Minggu.

"Gaya marahnya sangat Jawa. Marah di podium. Dalam bentuk ceramah. Atau arahan. Bukan marah di meja rapat. Mungkin karena beliau seorang presiden. Yang memerankan diri sebagai chairman. Bukan seorang CEO perusahaan," tulis Dahlan.

Dahlan berpandangan, mungkin presiden berharap menteri koordinator atau Menko yang menjadi CEO. Namun, Menko tak bisa jadi CEO karena sifatnya hanya koordinator bukan pengambil keputusan.

"Sepanjang keputusan masih tetap di tangan menteri, peranan menko sangat terbatas. Ia bisa memanggil para menteri. Memarahi mereka. Tapi marah saja tidak cukup. Yang ambil keputusan tetap menteri. Yang ambil langkah tetap jajaran di kementerian," ujarnya.

Sebab itu, ia menilai, efektifnya seorang Menko ialah tergantung pada wibawanya. Luhut Binsar Pandjaitan misalnya, bisa efektif bukan karena jabatan namun kepribadiannya. Apalagi, kata dia, Luhut seorang jenderal. Tapi, ada yang tak bisa dilakukan seorang Luhut yakni memecat menteri di bawahnya.

Dahlan pun kemudian menuturkan banyak orang halus bisa efektif. Ia juga menilai jika orang halus seperti Jokowi marah besar berarti kondisi sudah keterlaluan.

"Bahwa orang halus seperti Pak Jokowi marah besar berarti keadaan sudah keterlaluan. Misalnya soal anggaran kesehatan itu. Yang baru terpakai 1%," ujarnya.

Padahal, anggaran kesehatan mencapai Rp 75 triliun. Ia pun 'berdoa' jika data yang masuk ke Presiden itu salah. Kembali, jika data itu benar Dahlan menilai itu hal yang keterlaluan.

"Kalau angka 1% itu benar memang keterlaluan. Berarti program di situ tidak jalan sama sekali. Padahal ini sudah bulan Juli," ujarnya.
https://kamumovie28.com/2016/12/